PENGANTAR EKONOMI MIKRO

watch_later



BAB 1
PERILAKU KONSUMEN
1.      Perilaku Konsumen dalam Ilmu Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga di tulis mikro ekonomi) adalah  cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan dan harga-harga pasar dan  kualitas faktor  input,  barang atau jasa yang diperjual belikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan  dan   tersebut  mepengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa yang menentukan harga dan bagaimana harga, pada giliran menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Individu yang melakukan  kombinasi atau produk secara optimal, bersama-sama individunya dipasar, akan membentuk suatu keseimbangan dengan asumsi bahwa semua hal tetap sama (ceteris paribus).
Konsumen dan konsumsi memiliki pengertian yang  merujuk  pada suatu pernyataan yang ada. Konsumen adalah seseorang atau sekelompok yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan konsumsi yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mengkosnsumsi barang dan jasa.
Konsumsi seseorang tergantung  pada pendapatan, pendidikan  kebiasaan dan kebutuhan.
Perilaku konsumen yaitu, perilaku  kosumen ditujukan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur, barang atau jasa yang mereka anggap  akan memuaskan kebutuhan mereka.
1.      Definisi perilaku konsumen dari para ahli yaitu :
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan , menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan
Definisi lain adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
2.      Variable-variabel dalam mempelajari perilaku konsumen yaitu :
a.       Variabel Stimulus
Variabel stimulus merupakan  variabel yang berada di luar diri individu  (vaktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya merek dan jenis barang, iklan pramuniaga.



b.      Variabel Respon
Variabel Respon merupakan hasil aktipasi individu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variabel Respon sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus contohnya keputusan membeli barang, memberi penilaian terhadap barang
c.       Variabel Interverning
Variabel Interverning adalah variabel antara variabel stimulus dan respons variabel intervening individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi  terhadap suatu barang.
Peranan variabel intervening adalah untuk memodifikasi respons.
Hubungan antara Variabel stimulus, intervening dan  variabel respon di tunjukan pasa bagan 1.1 di bawah ini :

Bagan 1.1
Stimulus                                              Intervening                                        Response
———>                                                       ———>
Variables                                             Variables                                            Variables

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Ada dua dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan psikologis.
Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok panutan (small reference groups) dan keluarga.
Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap, keyakinan dan gambaran diri.
1.      Kekuatan Sosial Budaya
a.       Faktor budaya
Budaya dapat di definisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi lainnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat.
Implikasi umum dari perubahan budaya untuk ahli permasalahan adalah sebagai berikut :
1.      Psikologis untuk cenderung bebas dari ketidak amanan ekonomis. Konsumen menunjukan :
a.      Kecenderungan kearah meningkatkan kekuatan fisik
b.      Kecenderungan kearah personalisasi
2.      Kecenderungan pada paham antifungsional
a.       Kecenderungan kearah suatu perubahan
b.      Kecenderungan ke arah suatu yang baru
3.      Kecenderungan reaksi melawan kompleksitas
Konsumen menunjukan :
a.       Kecenderungan ke arah hidup sederhana
b.      Kecenderungan kembali kepada alam
b.      Faktor Kelas Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat.
c.       Faktor Kelompok Panutan (Small Reference Group)
Didefinisikan sebagai sutau  kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen.
Kelompok ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau organisasi.
d.      Faktor Keluarga
Suatu unit masyarakat kecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli.
2.      Kekuatan Faktor Psikologis
a.       Faktor Pengalaman Kerja
Belajar adalah suatu perubahan perilaku akibat pengalaman sebelumnya.
Perilaku konsumen dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh pengalam belajarnya. Pengalaman belajar konsumen akan menentukan tindakan keputusan membeli.
b.      Faktor Kepribadian
Kepribadian konsumen sangat ditentukan  oleh faktor internal dirinya. Pelayanan yang di tampilkan pramuniaga toko sangat pula dipengaruhinya.
c.       Faktor Sikap dan Keyakinan
Sikap dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merk dan pelayanan. Keyakinan konsumen  terhadap suatu merk dapat di ubah melalui komunikasi persuasif.
d.      Konsep Diri atau Self Concept
Perlu menciptakan  sesuatu  yang sesuai dengan yang di harapkan  oleh konsumen.

3.      Metode–Metode Penelitian Perilaku Konsumen
1.      Macam-macam penelitian konsumen
Ada dua macam penelitian konsumen, yaitu penelitian yang bersifat eksplorasi dan penelitian tentang kesimpulan konsumen
a.       Penelitian ekplorasi
Metode yang digunakan dalam  penelitian ekplorasi konsumen adalah metode mempengaruhi dan metode memfokuskan kelompok.
1.      Metode mempengaruhi konsumen
Melalui pemberian sugesti kepada konsumen secara spontan
2.      Metode memusatkan atau memfokuskan kelompok konsumen. Kelompok  konsumen tersebut mengasosiasi kanya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada dalam pasar.
b.      Penelitian Konsumen
Penelitian eksplorasi tidak di rencanakan untuk menyimpulkan jawaban dalam meneliti pertanyaan yang diberikan konsumen. Oleh karena itu, penelitian mengenai kesimpulan konsumen terhadap suatu produk, mereka dan pelayanan itu penting meneliti kesimpulan konsumen dapat juga digunakan menentukan apa yang mempengaruhi konsumen
2.      Pendekatan Penelitian Konsumen
Ada dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian cross-soctional dan longitudinal.
a.       Pendekatan Penelitian Cross-Sectional
Pendekatan ini di maksud untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang menggunakan  waktu  secara relatif singkat misalnya meneliti perubahan perilaku  konsumen pada waktu tertentu mempelajari nilai dan sikap kosumen terhadap suatu produk dalam monentukan waktu tertentu.
b.      Pendekatan Penelitian Longitudinal
Pendekatan ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa periode waktu tertentu,
Misalnya : mengadakan penelitian mengenai pendekatan masyarakat tentang suatu produk dapat bertahan selama beberapa waktu.
Pendekatan penelitian  longitudinal dilakukan pada periode waktu yang relatif lama, sedangkan pendekatan penelitian cross-sectional menggunakan waktu yang relatif singkat atau sesaat.
3.      Metode-metode Pengumpulan Informasi Konsumen
Ada tiga metode pengumpulan informasi kosumen, yaitu metode observasi, eksperimen dan survei.


a.       Metode Observasi
Salah satu mempelajair konsumen adalah dengan cara mengobservasi perilakunya yang tampak, misalnya mengamati kebiasaan konsumen member produk merk tertentu, sikap dan  penilaian konsumen terhadap suatu produk atau merk, jenis-jenis yang paling disukai oleh konsumen
b.      Metode Eksperimen
Metode ini merupakan  metode pengumpulan dengan cara mengadakan eksperimen atau percobaan terhadap situasi.
Misalnya: mengukur pengaruh situasi khusus terhadap sikap dan perilaku pembeli.
Metode ekspresimen terdiri dari eksperimen laboratorium, dan eksperimen lapangan.
1.      Eksperimen Laboratorium
Percobaan yang dilakukan dilaboratorium  adalah untuk mengontrol variabel-variabel dari luar.
Misanya : mengadakan  percobaan terhadap kesukaan konsumen.

2.      Eksperimen Lapangan
Perconaan ini dilakukan untuk mengetahui respon konsumen terhadap suatu produk, merk baru yang di perkenalkan atau dipasarkan. Dapat juga untuk mengetahui pengaruh harga, iklan terhadap pemasaran produk, atau merk baru.
c.       Metode Survei
Metode pengumpukan data atau informasi konsumen melakukan partisipasi secara aktif.
Ada tiga teknik dalam metode survei, yaitu wawancara pribadi (personal interview), survei melalui telepon (telepon surveys), dan survei melalui surat (mail surveys)
1.      Wawacara Pribadi
Teknik pengumpulan informasi yang di lakukan dengan informasi secara langsung berhadap-hadapan antara pewawancara (interviewer) dengan konsumen.
2.      Survei Melalui Telepon
Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui  telepon dimaksud untuk mengetahui pendapat konsumen terhadap penggunaan barang yang telah di belinya.

3.  Survei Melalui Surat
Teknik pengumpulan melalui surat dimaksud untuk menyebar luaskan kuisioner kapada konsumen melalui metode pos.
Tujuan survei melalui surat antara lain adalah untuk medapat informasi mengenai tanggapan dan  penilaian konsumen terhadap suatu produk.
4.                  Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu pendekatan nilai guna (utiliti) dan pendekatan nilai guna ordinal.
Dalam pendekatan nilai guna utiliti dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Berdasarkan kepada  pemisalan ini, dan dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimalkan kepuasan yang dapat dicapainya, diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan kosumennya atas berbagai jenis barang yang  terdapat dipasar. Dalam  pendekatan nilai guna ordinal,manfaat atau kenikmatan yang diperoleh dari masyarakat yang dikonsumsi barang-barang tidak dikuantifikasi.
Tingkah laku seorang konsumen untuk memiliki barang-barang yang akan  memaksimalkan kepuasan ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasan sama, yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan yang sama).



BAB 2

PERMINTAAN
1.      Apa yang dimaksud dengan teori permintaan?
Teori permintaan menerangkan sifat dari permintaan pembeli pada suatu barang dan jasa, serta menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dengan harga yang akan disepakati oleh penjual dan pembeli.[1]
2.      Penentu-penentu permintaan
Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang dan jasa ditentukan oleh banyak faktor, yaitu:
1.      Harga komunditas itu sendiri
2.      Harga komunditas lain yang berkaitan erat dengan komunditas tersebut
3.      Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
4.      Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
5.      Cita rasa masyarakat
6.      Jumlah penduduk
7.      Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang
8.      Ekspektasi tentang masa depan[2]
Faktor-faktor ini sangat sukar untuk dianalisis secara sekaligus karena berbagai faktor tersebut  berpengaruh terhadap permintaan suatu barang dan jasa,  Para ahli ekonomi membuat analisis sederhana. Dalam analisis ekonomi ini dianggap bahwa permintaan suatu barang dipengaruhi oleh tinggakat harganya. Oleh sebab itu, di dalam Teori permintaan hal yang utama di bahas adalah hubungsn antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut. Dalam  hal ini dapat disimpulkan bahwa “faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan” atau ceteris paribus tetapi dengan adanya asumsi ini kita tidak berarti mengabaikan faktor-faktor yang lain. Setelah mnganalisis hubugan permintaan dan tingkat harga mak kita selanjutnya boleh mengamsumsikan bahwa harga adalah tetap dan permintaan suatu barang akan berubah sesuai faktornya dapat disimpulkan permintaan terhadap suatu barang dapat berubah-ubah dengan harga yang tetap.
3.      Apa bunyi hukum permintaan?
 Hukum permintaan menjelaskan tentang jumlah barang yang diminta akan selalu berbanding terbalik dengan harga barang yang diminta. Bunyi hukum permintaan “ makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang  maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut”. Hukum permintaan tersebut didasari oleh fakta bahwa orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatannya.[3]
Mengapa jumlah permitaan dan tingkat harga memiliki hubungan yang baru seperti disampaikan diatas. Yang pertama, sifat hubunga seperti itu disebabkan karena kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambahkan pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga. Yang kedua, kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil  para pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang, dan terutama barang yang mengalami keniakan harga
4.      Daftar Permintaan
Pada dasarnya daftar permintaan ialah suatu tabel yang memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubunga antara harga dengan jumlah barang yang diminta masyarakat. Ia menggambarkan besarnya permintaan yang wujud pada berbagai tingkat harga satu contoh dari daftar permintaan ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 1
Permintaan terhadap buku tulis pada berbagai tingkat harga
Keadaan
Harga Rupiah
Jumlah yang Diminta
P
5000
200
Q
4000
400
R
3000
600
S
2000
900
T
1000
1300

Dalam tabel diatas digambarkan tentang permintaan terhadap buku tulis pada berbagai tingkat harga. Dalam gambaran itu jelas ditunjukan bahwa makin tinggi harga buku tulis maka makin sedikit jumlah buku tulis yang diminta dan sebaliknya semakin rendah harganya akan semakin banyak buku tulis yang diminta. Pada harga Rp 5000, hanya 200 buku tulis yang akan dibeli sedangkan pada harga Rp 1000, ternyata sebanyak 1300 buku tulis yang dibeli.
Harga antara suatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang lainnya dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu barang pengganti, barang pelengkap, dan barang netral.[4]



5.      Bagaimana bentuk  kurva permintaan?
Dengan menggunakan data yang terdapat dalam  daftar permintaan kita dapat membuat kurva permintaan. Berdasarkan tabel angka 1 dapat dilihat kurva permintaan terhadap permintaan buku tulis. Pada sumbu tegak digambarkan berbagai tingkat harga, dan pada sumbu datar digambarkan berbagai jumlah buku tulis yang akan dibeli. Dengan demikian kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat  hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.  
Dalam menganalisis permintaan perlu didasari perbedaan antara dua istilah berikut:permintaan dan jumlah barang yang diminta. Apabila para ahli ekonomi mengatakan “ Permintaan” yang mereka maksud adalah keseluruhan dari kurva permintaan. Jadi permintaan menggambarkan suatu keadaan keseluruhan dari pada hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan “jumlah barang yang diminta” dimaksudkan sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu.Gambar 1
Kurva permintaan terhadap buku tulis
Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya dari kiri ke atas kekanan bawah.Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta, yang mempunyai sifat hubungan terbalik. Kalau salah satu variabel naik (misalnya harga) maka variabel yang lain akan turun (misalnya jumlah yang diminta).[5]
6.       Pergeseran kurva permintaan
Kurva permintaan akan bergerak kekanan atau kekiri, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2, apabila terdapat perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor bukan harga. Sekiranya harga barang lain,pendapatan para pembeli dan berbagai faktor harga barang lainnya mengalami harga perubahan,maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan pindah ke kanan atau kekiri
            Kearah manakah kurva permintaan akan bergerak apabila perubahan itu ditimbulakn oleh perubahan faktor bukan harga, misalnya perubahan pendapatan pembeli? Bagian ini akan menganalisis suatu contoh dimana misalnya bahwa pendapatan para pembeli mengalami kenaikan. Apabila faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapata ini akan menaikkan permintaan, yaitu pada setiap tingkat harga jumlah yang diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan seperti ini digambarkan oleh perpindahan kurva permintaan dan menurut contoh dalam gambar 2 perubahan itu adalah dari kurva DD menjadi D1D1.
        Perhatikanlah sekarang titik A dan A1. Titik A menggambarkan bahwa pada harga P, jumlah yang dimintak adalah Q sedangkan titik A1 menggambarkan bahwa pada harga P jumlah yang dimintak adalah Q1. Dapat dilihat bahwa Q> Q dan berarti kenaikan pendapatan menyebabkan  pada harga P permintaan bertambah besar QQ1. Contoh ini menunjukkan pertambahan dalam permintaan. Sebaliknya pergeseran kurva permintaan kesebelah kiri, misalnya menjadi D D2” berarti bahwa permintaan telah berkurang, sebagai akibat dari perubahan ini pada harga P, jumlah barang yang diminta Q2. Keadaan ini ditunjukkan oleh. A2. [6]

BAB 3
 PENAWARAN
1.     Pengertian Penawaran
Harga dari suatu produk (P), ditentukan oleh keseimbangan antara tingkat produksi pada harga tertentu yaitu penawaran dan tingkat keinginan dari orang-orang yang memiliki kekuatan membeli pada harga tertentu yaitu permintaan.
Penawaran (bahasa Inggris: supply), dalam ilmu ekonomi, adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan olehprodusen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Menurut Hanafie (2010), dalam ilmu ekonomi istilah penawaran (supply) mempunyai arti jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu, ceteris paribus. Penawaran menunjukkan jumlah (maksimum) yang mau dijual pada berbagai tingkat harga atau berapa harga (minimum) yang masih mendorong penjual untuk menawarkan berbagai jumlah dari suatu barang. Hubungan antara harga per satuan dan jumlah yang mau dijual dirumuskan dalam hukum penawaran: ceteris paribus, produsen atau penjual cenderung menghasilkan dan menawarkan lebih banyak pada harga yang tinggi daripada pada harga yang rendah.

2.     Hukum-hukum penawaran
Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
"Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
Hukum penawaran tersebut dilatari oleh kenyataan bahwa orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatan tertentu. Muncul masalah disini mengapa manusia harus memenuhi berbagai kebutuhan, sementara anggaran yang dimilikinya terbatas? Alasannya, setiap benda pemenuhan kebutuhan mempunyai kegunaan (utilitas)nya masing-masing sehingga orang akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan kegunaan (utilitas marginal) benda pemuas kebutuhan yang dikonsumsinya.
Dalam hukum permintaan jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan:
naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan
naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah
                                                              
3.     Macam-macam penawaran
Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan, penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penawaran perorangan dan penawaran kolektif.

a. Penawaran Individu
Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.
Contoh penawaran jeruk oleh Pak Heri (lihat Tabel 17.5).
b . Penawaran Kolektif
Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan.
Contoh penawaran kolektif yang dilakukan oleh Pak Heri dan pedagang buah jeruk di pasar dapat kalian lihat pada Tabel 17.6.
    
4.     Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga (P) dengan jumlah barang (Q) yang ditawarkan. Fungsi penawaran harus sesuai dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwaBila harga barang naik, maka jumlah penawarannya bertambah dan bila harga barang turun, maka jumlah penawarannya berkurang.
Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan adalah positif atau berbanding lurus. Bentuk umum fungsi penawaran adalah
       Keterangan:
Q : jumlah barang yang ditawarkan
P : harga barang per unit

a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)
                                                  
Adapun syarat fungsi penawaran adalah:
a. nilai a boleh positif atau negatif (+ / – )
b. nilai b harus positif (+)

Untuk mencari persamaan fungsi penawaran, rumusnya sama dengan rumus menentukan fungsi permintaan, yaitu                                                          
Contoh:
Pada saat harga Rp60,00 per unit, jumlah penawarannya 20 unit. Dan jika harga Rp80,00 per unit, jumlah penawarannya 30 unit. Tentukan fungsi penawaran dan gambarlah kurvanya!
       Jadi, fungsi penawarannya adalah Q = -10 + ½ P
Untuk membuat grafik fungsi penawaran, caranya dengan menentukan titik potong terhadap sumbu P dan sumbu Q, yaitu:
      a. memotong sumbu P, syaratnya Q = 0, maka                                                 
0 = -10 + ½ P
-1/2 P = -10
P = 20
     b. memotong sumbu Q, syaratnya P = 0, maka
Q = -10 + ½ (0)
Q = -10
      c. grafiknya:
                
5.     Faktor-faktor penawaran
Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal-hal yang mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran.
1.        Harga barang itu sendiri
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun.
                                                     
Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula.

2.        Harga barang pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah.
Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.

3.        Biaya produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
4.      Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak.                                               
Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern, perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.

5.      Pajak
Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.

6.        Perkiraan harga di masa depan
Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.
Di antara faktor-faktor di atas, harga barang dianggap sebagai faktor terpenting dan sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis penawaran. Harga berbanding lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga tinggi, maka produsen akan berlomba-lomba menjajakan barangnya sehingga penawaran meningkat. Sementara itu, jika harga turun, maka produsen akan menunda penjualan atau menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran akan berkurang.
                                                              
6.     Kurva penawaran
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Coba kalian perhatikan Tabel 17.5 mengenai daftar penawaran jeruk Pak Heri. Kurva penawaran dapat dibuat berdasarkan tabel tersebut.
Perhatikan kurva di atas. Kurva bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Dengan demikian kurva penawaran mempunyai slope positif. Artinya jumlah barang yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga barang. Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan.
Kurva penawaran juga dapat mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kurva penawaran bergeser ke kiri, artinya jumlah penawarannya mengalami kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang. Misalnya diperkirakan harga jeruk bulan depan akan naik karena harga pupuk naik. Kenaikan harga jeruk menyebabkan penurunan penawaran jeruk. Sehingga ketika diperkirakan harga di masa depan naik, maka penjual akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya.
Kurva penawaran S bergeser ke kiri menjadi S1. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penawaran akan jeruk mengalami penurunan. Penurunan kurva penawaran jeruk tersebut sebagai akibat dari meningkatnya harga pupuk. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan dari salah satu atau lebih faktor-faktor yang dulu dianggap tetap, akan mengubah jumlah penawaran sekaligus menggeser kurva penawaran.
                                                          
7.     Elastisitas
Elastisitas penawaran mengukur besarnya prosentase perubahan jumlah barang yang di tawarkan akibat adanya perubahan harga barang yang bersangkutan. Jika elastisitas permintaan kuantitasnya adalah kuantitas yang diminta dan elastisitas penawaran kuantitasnya adalah kuantitas yang di tawarkan.rumus elastisitas penawaran tersebut adalah sebagai berikut (elastisitas busur):
1.     Penawaran Elastisitas Sempurna ð Es = ∞
2.     Penawaran Tidak Elastisitas Sempurna ð Es = 0
3.     Penawaran Elastisitas Uniter ð Es = 1
4.     Penawaran Tidak Elastis ð Es < 1
5.     Penawaran Elastis

BAB 4
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
A.     Pasar dan Pasar Persaingan Sempurna
1.      Pasar
Pasar adalah tempat atau mekanisme bertemunya kepentingan konsumen di satu sisi, dengan kepentingan produsen di sisi lain. Oleh karena itu, pasar ini mempunyai banyak fungsi bagi pelaku ekonomi baik konsumen, produsen, maupun pemerintah. Misalnya pasar berfungsi sebagai sumber informasi bagi konsumen, produsen, bahkan juga pemerintahan.
Dengan demikian, pasar mempunyai peranan yang sangat strategis bagi pelaku bisnis (produsen) dan masyarakat secara keseluruhan. Tanpa ada akses pasar, maka tidak mungkin suatu bisnis dapat bertahan hidup. Pasar adalah tempat para produsen bersaing merebut konsumen dalam rangka mencapai tujuan usahanya. Di samping itu, pasar mempunyai berbagai bentuk struktur yang mempunyai hukumnya sendiri-sendiri, sehingga berpengaruh dan menentukan tinggi rendahnya harga yang akan terjadi.
Selanjutnya, dari sisi konsumen, pasar adalah sumber informasi mengenai pilihan yang dapat dilakukan. Semakin banyak produsen di pasar, dan sebaliknya. Dengan demikian, konsumen juga berkepentingan terhadap kondisi pasar dari barang dan jasa yang dibutuhkannya. Dari sisi luas atau ruang lingkupnya,pasar dapat juga dikelompokkan menjadi pasar domestic pasar ekspor, atau pasar luar negeri. Dengan demikian, maka pemahamanmengenai pasar ini sangat penting dalam menganalisis fenomena ekonomi, baik bagi pelaku maupun pembuat keputusan di bidang bisnis dan ekonomi publik. Dari uraian di atas terlihat bahwa para pelaku ekonomi, khususnya produsen, perlu mempunyai strategi bersaing yang andal untuk mencapai tujuan bisnisnya.

 .      Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan jenis pasar di mana tidak ada pelaku ekonomi yang mempunyai kekuasaan pasar (market power) terhadap harga suatu produk yang homogen. Pembeli (orang yang melakukan permintaan) maupun penjual (orang yang melakukan penawaran) tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga pasar. Mereka hanya bertindak sebagai pengambil harga (price taker) dan bukan sebagai pembuat harga (price maker).
Dalam pasar persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehinga tidak mampu mempengaruhi pasar. Beberapa karakteristik agar sebuah pasar dapat dikatakan pasar persaingan sempurna yaitu:
1.      Semua perusahaan memproduksi barang yang homogeny (homogenitas product). Produk yang homogen adalah produk yang mampu member kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
2.      Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi sempurna (perfect knowledge). Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual sehingga konsumen tidak akan mengelami perlakuan harga jual yang berbeda dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
3.      Output sebuah perusahaan relative kecil disbanding output pasar (small relatively output). Jumlah output setiap perusahaan secara inividu dianggap relative kecil disbanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industry.
4.      Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taken)
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker) karena perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
5.      Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
Dalam pasar persaingan sempurna faktor mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi.

Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus memenuhi 4 persyaratan :
1.      Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin (doing as well as possible) agar perusahaan mencapai keadaan yang peling optimal.
2.      Tidak mengalami kerugian (not suffering lost) agar dapat mengganti barang modal yang digunakan dalm produksi. Oleh karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual.
3.      Tidak ada inserif bagi perusahaan untuk measuk-keluar, karena laba nol. Laba nol sisebut juga laba normal yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama jika uang dan factor produksi lain dialokasikan pada kegiatan alternative.
4.      Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbesar skala produksi, karena berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata jangka minimum.
Pada  dasarnya pasar persaingan sempurna PPS tidak mengenal kompetisi antar perusahaan karena kesempurnaan yang dimilikinya baikdari sisi produk, penjual,pembeli, maupun informasi yang dimiliki pembeli dan penjual. Pada PPS semua variabel ekonomi terutam harga tentang harga (price) ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar, dan bukan tindakan dari perusahaan. Lain lagi pada pasar global, cukup kompetitif perusahaan satu dalam menentukan produksinya masih menunggu reaksi dari perusahaan lain. Jadi kebijakan-kebijakan perusahaan dilakukan dengan pertimbangan keberdaan perusahaan lain.
Keberadaan PPS secara realitas tidak ada, karena ia hanya ada secara teori. Namun demikian pasar global dewasa ini mengarah pada konsep PPS dalam arti, variabel harga ditentukan oleh kekuatan tarik menarik antara penawaran dan permintaan pasar.
Kajian teori banyak menyebutkan bahwa PPS identik dengan pasar persaingan murni(pure competition). Persangan murni penekanannya hanya pada situasi tanpa adanya monopoli sama sekali. Sedangkan pada PPS penekanannya pada mobilitas sumber daya dan pengetahuan yang sempurna baik pada pembel mapu penjual. Misalnya adanya inovasi teknologi perusahaan, maka perusahaan lain segera mengetahuinya. Secara substansi sebenarnya sama. Atas dasar keadaan inilah, maka ekonomi sering menggunakan PPS daripda pasar murni  sehingga dari persyaratan yang ada PPS mempunyai beberapa ciri.

B.     Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna
1.      Jumlah penjual dan pembeli banyak, satu-satunya komponen yang dikuasainya hanyalah kuantitas barang, karena sering penjual maupun pembeli tidak bisa mempengaruhi harga. Penjual hanya sebagai pengambil harga(price taker),misalnya ada satu penjual barang yang dijual sedikit, maka jumlah sedikit ini tidak akan menjadikan harga naik sesuai dengan hukum permintaan. Hal ini  disebabkan karena’sedikit’ jumlah barang tersebut masih kalah banyak secara keseluruhan dengan barang yang ada dipasar. Jadi pengganti (substitusi) jumlah barang yang pembeli  dan/atau penjual adalah sangat banyak. Jumlah penjual dan pembeli banyak, sehingga tiap penjual dan tiap pembeli hanya menjual dan membeli sebagian kecil saja dari jumlah barang yang ada di pasar, perubahan barang yang dijual atau dibeli masing-masing tidak dapat mempengaruhi harga pasar.
2.      Barang homogen, yang dimaksud homogen adalah barang yang sama diproduksi oleh produsen lain. Sifat barangnya adalah substitusi sempurna dalam arti pergantian barang  ke barang lain yang sejenis tidak menjadikan masalah pembeli. Standarisasi produk telah jelas dan diketahui secara bersama di pasar. Produk yang ada di pasar dengan yang ada di perusahaan berbeda. Pembeli dalam menentukan pilihannya (preference) dalam keadaan indifferen, artinya konsumen sama-sama menyukai produk dari perusahaan satu maupun perusahaan lainnya, seperti beras, gula pasir, dan sebagainya. Jadi barang yang diproduksi satu perusahaan merupakan barang substitusi sempurna.
3.      Mobilitas sumberdaya sempurna, artinya sumberdaya (modal dan tenaga kerja) dengan mudah dapat berpindah dari usaha produksi yang lebih menguntungkan. Adanya kebebasan      keluar masuk industry (free entry da free exit) baik bagi pembeli maupun penjual. Jika penjual merasa lebih untung untuk pindah, tidak menjadi suatu persoalan da bahkan usaha baru tersebut ditutup Karen atidak menguntungkan. Kebebasa usaha inila menjadi jaminan untuk melakukan wirausaha apa saja yang dapat memperoleh keuntungan.
4.      Pengetahuan pembeli dan penjual sama (Perfepck knowledge), Perfeck knowledge artinya semua penjual da pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna atau memperoleh informasi yang sempurna tentang keadaan pasar termasuk harga pasar yang terjadi, sehingga; (i) tidak ada penjual yang menjual dengan harga yang lebih renda daripada harga pasar; (ii) tidak ada pembelli yang membeli dengan harga yang lebih tinggi dan (iii) tidak ada sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi  usaha produksi yang kurang menguntungkan daripada yang lain.

C.     Prinsip-Prinsip Persaingan Sempurna
Prinsip dasar profit maximization dari segi  out put ialah; selama tambahan revenue dari ekspansi perusahaan (marginal cost) ,perusahaan tetap ekspansi  menambah produksi.perusahaan tidak akan menambah produksi bila marginal cost dari ekspansi lebih besar di bandingkan dengan marginal revenue dari ekspansi. Profit adalah selisih antara revenue dan biaya. Misalnya, untuk satu perusahaan yang memproduksi kayu dengan harga pasar 200 per meter kubik, marginal revenue untuk setiap tambahan satu kubik adalah 200. Pemilik perusahaan akan menaikkan produksi kayu sepanjang marginal cost untuk setiap tambahan satu kubik kurang dari 200.bila marginal cost lebih besar dari 200, perusahaan akan menambah produksi.
Untuk profit maximization dari segi penggunaan input, selama kenaikan penggunaan input (factor produksi) dalam proses produksi menambah revenue lebih besar dari cost, kenaikan tersebut akan menambah profit perusahaan. Bila kenaikan input menambah cost lebih besar besar dari revenue,kenaikan tersebut akan menurunkan input. Jadi,perusahaan akan memilih tingkat pengunaan input di mana tambahan revenue akibat tambahan satu unit input (marginal revenue product / MRP) sama dengan tambahan biaya akibat tanbahan satu unit input (marginal factor cost /MFC). Karena pada persaingan sempurna harga di tetapkan  pasar, berarti marginal factor cost dari input sama  dengan harga. Misalnya , suatu perusahaan dapat menyewa tenaga kerja  (labor/ L) dengan biaya 10 perjam atau 80 perhari (untuk 8 jam). Perusahaan akan meningkatkan penggunaan tenaga kerja selama setiap tambahan , L akan menigkatkan revenue lebih besar dari 80 perhari. Perusahaan tidak akan menambah jumlah labor (L)bila kenaikan satu Lhanya menambahkan semua input. MRP  harus  sama dengan harga untuk memaksimumkan profit. Profit di sini adalah pure economic profit,yakni return di atas semua cost termasuk implicit cost.

D.     Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam bagian ini secara serentak akan ditunjukan contoh angka tentang biaya produksi, hasil penjualan dan penentuan keuntungan. Dalam contoh ini akan ditunjukan (i) cara menghitung biaya total, biaya  rata-rata dan biaya marginal, (ii) cara menghitung hasil penjualan total, penjualan rata-rata dan penjualn marginal, dan (iii) menunjukan caranya sesuatu perusahaan menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.
Sebelum hal-hal yang dinyatakan diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dirumuskan dua cara untuk menentukan pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan.
1.      Syarat Pemaksimuman Keuntungan
Di dalam jangka pendek, pemaksimuman untung oleh suatu perusahaan dapat diterangkan dengan dua cara berikut:
·         Membandingkan hasil penjuala total dengan biaya total
·         Menunjukan keadaan dimana hasil penjualan marginal sama dengan biaya marginal.
Dalam cara pertama  keuntungan ditentukan dengan menghitung dan membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total. Keuntungan adalah perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang    dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan antara keduanya adalah maksimum. Maka dengan cara yang pertama ini keunntungan yan maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antra hasil penjualan total dengan biaya total adalah yang paling maksimum.
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva atau data biaya rata-rata dan biaya marginal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi dimana hasil penjualan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC) atau MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungan apabila menambah produksi pada ketika MR>MC yaitu hasil penjualan marginal  (MR)  melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungan. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC, mengurangi produksi dan mpenjualan akan menambah untung. Maka keuntungan maksimum  dicapai dalam keadaan dimana MR=MC berlaku.
Sebelum hal-hal yang dinyatakan diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dibuat contoh angka untuk menunjukan kedua cara  untuk menentukan pemaksimum keuntungan oleh suatu perusahaan.

2.      Maksimum Profit dalam Jangka Pendek
Dalam jangka pendek, perusahaan persaingan sempurna (sama seperti perusahaan lainnya) mempunyai dua macam cost (biaya), yakni fiksel cost dn variable cost. Dalam jangka pendek, perusahaan harus memutuskan apakah tetap berproduksi atau tidak. Bila tetap berproduksi, berapa tingkat output yang tepat ( tingkat harga pasarnya sendiri ditetapkan pasar). Bila perusahaan telah memeutuskan untuk produksi, mak produksi akan ditingkatkan sepanjang marginal revenue (harga) melampaui marginal cost. Hal ini terlihat pada gerafik dibawah. Misalkan, harga equilibrium pasar (atau MR) = 10 per unit. MR=MC pada titik E pada saat Q = 600. Perusahaan tidakakan produksi kurang dari 600 unit output. Hal ini disebabkan bila Q kurang dari 600, setiap tambahan Q akan menambah revenue sebesar 10, sementara karena MC lebih kecil dari 10 untuk tambahan ini, maka biaya produksi lebih kecil dari tambahan revenue. Sehingga selama Q dibawah 600, tambahan output akan menambah profit. Peerusahaan juga tidak akan berproduksi lebih dari  600 karena diatas 600, setiap tambahan output (Q) akan menambah cost lebih dari 10 (karena MC leih dari 10) seingga tambahan output malah kan mengurangi profit. Maksimisasi profit terjadi pada saat Q= 600. Dari grafik terlihat bahwa ATC pada saat Q=600 adalah 8 per unit. Jadi, total cost produksi adalah: 8*600=4800. Total revenue adalah 10* 600=6000. Perkiraan profit maksimum adlah 6000-4800=1200. Bila harga diatas 10, maka kurva demand perusahaan akan naik sehingga tingkat output yang dapat memaksimumkan profit akan naik, perusahaan akan menaikan output. Bila harg turun, produksi akan turun. Jadi, harga bergerak terbalik dibanding output. Profit atau minimum loss. Profit dan loss tergantung pada posisi harga relative trhadap ATC. Sepanjang harga > cost, ada shortrun profit. Bila harga > cost, ada loss.

3.      Pemaksimuman Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, semua input adalah variable. Keadaan ini bisa dianggap stage perencanaan sebelum perusahaan masuk kedalam industri. Pada stage ini perusahaan akan memutuskan fasilitas produksi sebesar apa yang harus dibangun (misalnya jumlah optimal dari fixed cost). Dalam jangka panjang, perusahaan juga tetap berusaha memaksimumkan profit. Harga ditetapkan pasar dan sama dengan MR. output akan naik selama MR < MC. Maksimum profit tercapai bila MR = MC.

4.      Equilibirium Maksiminasi Profit
Dari grafik dibawah LMC adalah long-run average cost dan long-run marginal cost. Kurva demamd (D) menunjukkna harga pasar equilibirium (Po) dimana D = MR. selama harga lebih besar dari long-run average cost (LAC), profit perusahaan masih ada. Jadi, output antara Xo dan X1 menghasilkan profit. Tingkat output ini sering disebut sebagai break-event point. Profit maksimum tercapai pada titik S dimana MR =LMC,dimana output adalah Xm. Perusahaan tidak akan berproduksi pada titik M Karen disini MR lebih besar dari MC, jadi perusaaan bisa tetap dapat untung bila terus berproduksi. Total revenue adalah harga ⃰ output (area 0 Po S Xm). Total cost adalah AC ⃰ output (area 0 Co RXm).Total profit adalah total revenue dikurangi total cost atau area CoPoSR. Secara singkat, perusahaan akan merencanakan untuk beroperasi pada skala dimana LMC sama dengan harga. Sudah tentu bila harga pasar berubah, skalanya berubah pul. Jadi, kurva suplay jangka panjang perusahaan adalah kurva marginal cost jangka panjang.

1.      Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-pasar yang lainnya antara ­­­­­lain :
a.       Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
sebelum menerangkan kebaikan dari pasar persaingan sempurna ditinjau dari sudut efisiensi, terlebih dahulu akan diterangkan dua konsep efisiensi yaitu:
·         Efisiensi produktif : Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat. Yang pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum. Untuk menghasilkan suatu tingkat produksi berbagai corak gabungan faktor-faktor produksi dapat digunakan. Gabungan yang paling efisien adalah gabungan yang mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat ini harus dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat yang kedua, industri secara keseluruhan harus memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah, yaitu pada waktu kurva AC mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan mencapai tingkat efisiensi produksi yang optimal, dan biaya produksi yang paling minimal.
·         Efisiensi Alokatif: Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau tidak, perlulah dilihat apakah alokasi sumber-sumber daya keberbagi kegiatan ekonomi/produksi telah dicapai tingkat yang maksimum atau belum. Alokasi sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum apabila dipenuhi syarat berikut : harga setiap barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi barang tersebut. Berarti untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara ini produksi berbagai macam barang dalam perekonomian akan memaksimumkan kesejahteraan masyarakat.

Efisiensi dalam persaingan sempurna
Di dalam persaingan sempurna, kedua jenis efisiensi ynag dijelaskan diatas akan selalu wujud. Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan dalam persaingan sempurna akan mendapat untung normal, dan untung normal ini akan dicapai apabila biaya produksi adalah yang paling minimum. Dengan demikian, sesuai dengan arti efisiensi produktif yang telah dijelaskan dalam jangka panjang efisiensi produktif selalu dicapai oleh perushaan dalam persaingan sempurna.
Telah juga dijelaskan bahwa dalam persaingan sempurna harga = hasil penjualan marjinal. Dan didalam memaksimumkan keuntungan syaratnya adalah hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Dengan demikian didalam jangka panjang keadaan ini berlaku: harga = hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Kesamaan ini membuktikan bahwa pasar persaingan sempurna juga mencapai efisiensi alokatif. Dari kenyataan bahwa efisiensi produktif dan efisiensi alokatif dicapai didalam pasar persaingan sempurna.

b.      Kebebasan bertindak dan memilih
Persaingan sempurna menghindari wujudnya konsentrasi kekuasaan di segolonan kecil masyarakat. Pada umumnya orang berkeyakinan bahwa konsentrasi semacam itu akan membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan kegiatannya dan memilih pekerjaan yang disukainya. Juga kebebasaannya untuk memilih barang yang dikonsumsikannya menjadi lebih terbatas.
Didalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam menentukan harga, jumlah produksi dan jenis barang yang diproduksikan. Begitu pula dalam menentukan bagaimana faktor-faktor produksi digunakan dalam masyarakat, efisiensilah yang menjadi factor yang menentukan pengalokasinya. Tidak seorang pun mempunyai kekuasan untuk menentukan corak pengalokasiannya. Selanjutnya dengan adanya kebebasaan untuk memproduksikan berbagai jenis barang maka masyarakat dapat mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Dan masyarakat mempunyai kebebasan yang penuh keatas corak pilihan yang akan dibuatnya dalam menggunakan factor-faktor produksi yang mereka miliki.

2.      Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Disamping memiliki kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki keburukan-keburukan antara lain :
1.      Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi.
Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat meemperoleh keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan dapat menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-perusahaan lain dalam waktu singkat juga dapat berbuat demikian. Ketidakkekalan keuntungan dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk melakukan perkembangan teknologi dan inovasi.
Disamping oleh alasan yang disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi juga berpendapat kemajuan teknologi adalah terbatas dipasar persaingan sempurna karena perusahaan-perusahan yang kecil ukurannya tidak akan mampu untuk membuat penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik. Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul oleh perusahaan yang kecil ukurannya.
2.      Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya social
Di dalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan itu menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandangnan perusahaan, penggunaannya mungkimn sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari sudut kepentingan masyarakat, adakalanya merugikan.
3.      Membatasi pilihan konsumen
Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen sama, konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan dikonsumsinya.
4.      Biaya dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
Didalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah paling minimum,tersirat (yang tidak dinyatakan)pemisalan bahwa biaya produksi tidak berbeda. Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam bentuk pasar lainnya mungkin dapat mengurangi biaya produksi sebagai akibat menikmati skala ekonomi,perkembangan teknologi dan inovasi
5.       Distribusi pendapatan tidak selalu rata
Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk pengalokasian sumber-sumber daya. Ini berarti distribusi pendapatan menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-sumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan golongan kaya.

                                                         BAB 5
                                             PASAR MONOPOLI
A.   Pengertian Pasar Monopoli
                        Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis". Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi mencarinya di pasar gelap (black market).
Konsep Pasar Monopoli, pasar monopoli timbul akibat adanya praktek monopoli, yaitu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu pelaku usaha/penjual yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.
Berarti yang dimaksud dengan pasar monopoli adalah suatu bentuk hubungan antara permintaan dan penawaran yang dikuasai oleh satu pelaku ekonomi terhadap permintaan seluruh konsumen. Di dalam pasal 1 angka 1 UU Antimonopoli, monopoli didefinisikan suatu penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok usaha.
Walaupun di pasar monopoli penjual tidak memiliki saingan, belum tentu ia dapat memperoleh keuntungan yang besar, hal ini mungkin saja terjadi bila biaya produksi berada di atas harga pasar.
Sehingga kurva permintaan yang ada di monopoli sama dengan kurva permintaan pasar. Di mana pada kurva permintaan pasar, kurva penerimaan rata-rata (AR) dan kurva penerimaan marginal (MR) dapat ditentukan. Bagi perusahaan monopolis, kurva penerimaan marginal (MR) lebih rendah dari harga, karena penjual harus menurunkan harga dengan tujuan barangnya dapat terjual.




B.   Ciri Pasar Monopoli
     Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran yang ditandai oleh adanya satu penjual/produsen dipasar berhadapan dengan permintaan seluruh pembeli atau konsumen.
Ciri-ciri dari pasar monopoli:
1.      produsen memiliki kekuatan menetukan harga
2.      Hanya terdiri dari satu penjual yang mendominasi pasar, sehingga barang atau jasa yang dicari hanya dapat ditemukan di pasar monopoli. Contoh jenis pasar ini juga terdapat di Indonesia, namun hanya diijinkan untuk BUMN saja. Yaitu penyedia layanan listrik yang hanya dikelola oleh PLN , air dikelola oleh PDAM, serta gas dan minyak yang dikelola oleh Pertamina. Hal ini sesuai dengan pasal 33 ayat 1 dan 2 UUD 1945 mengenai cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.
3.      Jenis barang yang diperdagangkan di pasar monopoli tidak memilki pengganti yang mirip dan barang tersebut hanya satu-satunya sehingga pembeli tidak memilki banyak pilihan dalam membeli suatu barang atau produk.
4.      Terdapat hambatan bagi perusahaan baru yang ingin masuk ke dalam pasar monopoli. Hambatan ini yang menjadi faktor kuat terbentuknya pasar monopoli karena sulitnya perusahaan lain menjadi pesaing. Hambatan dapat berupa intervensi dari pemerintah melalui undang-undang, modal yang cukup besar sehingga perusahaan dengan kondisi finansial yang kurang memadai tidak sanggup mendanai jual-beli atau bisa juga membutuhkan jenis teknologi yang sangat tinggi sehingga barang sulit ditiru oleh perusahaan lain.
5.      Pengetahuan pembeli atau konsumen terhadap kondisi pasar terbatas. Hal ini dikarenakan perusahaan yang bermain di pasar monopoli menutup diri terhadap sumber daya produknya, kualitas, dan lain-lain sehingga konsumen hanya menerima produk yang sudah tersedia di pasar tanpa bisa bertanya-tanya lebih lanjut mengenai produk tersebut.
6.      Harga yang berlaku ditentukan oleh perusahaan dominan. Karena tidak memilki pesaing dan hanya menjadi satu-satunya pilihan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut, maka perusahaan yang mendominasi pasar monopoli bebas menentukan harganya sendiri dan seringkali harga yang di tetapkan tersebut tinggi.

C.     Faktor Timbulnya Pasar Monopoli
               Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
1.      Perusahaan Monopoli Memiliki Suatu Sumber Daya yang Unik dan Tidak Dimiliki oleh Perusahaan Lain.
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatau sumber daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan lain. Perusahaan air minum di suatu kota adalah salah satu contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya yang unik.
2.      Perusahaan Monopoli pada Umumnya Dapat Menikmati Skala Ekonomi (Economies of Scale) hingga ke Tingkat Produksi yang Sangat Tinggi.
Di dalam abad ini perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai kegiatan ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar.
Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi yang maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya.
Pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan yang wujud dalam pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli.
Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau
natural monopoly . Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum (utilities) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon, dan prusahaan amgkutan kereta api.
3.      Monopoli Wujud dan Berkembang Melalui Undang-undang yaitu Pemerintah Memberi Hak Monopoli Kepada Perusahaan Tersebut
ditetapkannya Undang-undang (Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan pemerintah, makapemerintah dapat memberikan hak pada sutau perusahaan Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-parusahaan terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopoli. Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah :


1.      Peraturan paten dan hak cipta
Perkembangan ekonomi yang pesat terutama menimbulkan oleh perkembangan teknologi. Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu kegiatan dan pengeluaran untuk mengembangkan teknologi tidak akan dilakukan perusahaan apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah dicontoh atau dijiplak oleh perusahaan lain.
Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan memberi keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah melarang dan menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Hak cipta atau copy rights merupakan bentuk lain dari hak paten yaitu merupakan suatu jaminan hukum untuk menghindari penjiplakan.
2.      Hak usaha eksklusif
Apabila skala ekonomi hanya diperoleh setelah perusahaan itu mencapai tingkat produksi sangat tinggi, kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan untuk menikmati skala ekonomi itu, dan pada waktu yang sama diharuskan menjual produksinya dengan harga rendah.
Untuk menciptakan keadaan seperti ini secara serentak pemerintah harus menjalankan dua langkah :
1.      Memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu keadaan tertentu.
2.      Menentukan harga atau tarif yang rendah ke atas barang atau jasa yang diproduksikan. Contoh perusahaan ini adalah perusahaan air minum, pembangkit listrik dan angkutan kereta api.
        Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya setiapa perusahaan akan menetapakan harga / tarif yang tinggi ke atas barang / jasa yang dihasilkannya. Untuk menghindari agar perusahaanh tidak mengambil tindakan yang seperti itu pemerintah, di samping memberikan hak monopoli akan menetapkan harga / tarif penjualan dari barang / jasa yang disediakan perusahaan tersebut.

         D.   Kebijakan Pemerintah Anti monopoli
          Kebijakan pemerintah yang diberlakukan untuk mengatasi anti monopoli, diantaranya:
 1.  Membatasi ruang gerak monopolis dengan adanya campur tangan pemerintah dan penentuan harga    maupun produksi.
  2.  Melakukan regulasi ekonomi terhadap monopoli bila kemunculannya tidak dapat dihindari lagi.
  3. Kebijakan anti-trust yang berupaya mencegah monopolisasi atau penyalahgunaan antikompetitif,        dengan mendirikan perusahaan tandingan yang mampu menyaingi monopolis.
  4.  Pengenaan pajak
  5. Selain itu masalah larangan monopoli yang diatur dalam pasal 7 UU No. 5/1984 tentang perindustrian, dalam pasal tersebut pada intinya memberikan instruksi kepada pemerintah untuk:
   1.   mewujudkan perkembangan industri yang lebih baik, secara sehat dan berhasil guna
   2.   mengembangkan persaingan yang baik dan sehat serta mencegah persaingan yang tidak jujur.
   3.   mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perorangan dalam bentuk         monopoli yang merugikan masyarakat.
Di dalam UU Antimonopoli ada ketentuan yang menggunakan kata-kata “dilarang” tetapi tidak otomatis dijatuhi hukuman, karena ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan pelaku usaha yang bersifat rule of reason . Artinya, perlu penelitian lebih jauh apakah tindakan pelaku usaha tertentu dapat mengakibatkan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat pada pasar yang bersangkutan. Contoh: perusahaan A dan B melakukan merjer, dengan tujuan meningkatkan kemampuan perusahaan berupa kemampuan keuangan, meningkatkan pangsa pasar maupun meningkatkan sinergi dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen. Perusahaan hasil merjer ini tidak dapat dilarang, jika perusahaan hasil merjer tidak mengakibatkan praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat pada pasar yang bersangkutan.


  E.    Kelemahan dan Kelebihan Pasar monopoli
Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan pasar monopoli .
    Ø  Kelemahan-kelemahan yang dapat ditimbulkan oleh pasar monopoli
 1.  Perusahaan yang menguasai pasar monopoli akan memperoleh keuntungan besar karena dapat memasang harga tinggi tanpa takut kehilangan pembeli. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut merupakan pemain satu-satunya sehingga menimbulkan ketidak-adilan bagi perusahaan lain yang tidak bisa bersaing di dalamnya. Hal ini juga dapat merugikan bagi konsumen karena konsumen tidak mempunyai banyak pilihan produk dengan harga variatif karena hanya satu perusahaan yang menyediakan produk tersebut.
Sebagai contoh, listrik di Indonesia dikelola oleh PLN. Masyarakat tidak mengetahui apakah Tarif dasar Listrik (TDL) sesungguhnya sesuai dengan harga pasar atau lebih tinggi dari harga pasar karena tidak ada perusahaan pesaing yang menyediakan produk yang sama.
 2.   Jumlah penawaran suatu produk ditentukan sepenuhnya oleh perusahaan yang bermain di pasar monopoli, sehingga sewaktu-waktu penawaran atas produk tersebut seimbang dengan permintaan pasar, dan bisa saja sewaktu-waktu penawaran juga dapat berkurang di bawah permintaan konsumen sehingga menimbulkan kelangkaan. Contoh seperti ini sering terjadi pada pertamina saat pasokan bahan bakar minyak bersubsidi terganggu, maka terjadi kelangkaan dan pembeli tidak dapat mencari produk yang sama di perusahaan lain. Kelangkaan akibat tingginya permintaan ini akhirnya menyebabkan harga produk yang tersisa di pasaran menjadi meningkat diatas harga pasar saat kondisi normal.
 3.  Perusahaan monopolis dapat mengeksploitasi sumber daya produksi secara besar-besaran karena mereka sendiri yang memiliki hak untuk menggunakan sumber daya tersebut untuk menghasilkan produk yang dijual. Sebagai contoh Freeport merupakan perusahaan pertambangan emas miliki Amerika Serikat dan terbesar di Indonesia. Seluruh tambang emas yang ada di Papua di eksploitasi secara besar-besaran oleh Freeport tanpa ada gangguan dari perusahaan lain karena sudah mempunyai izin resmi pertambangan dari pemerintah Indonesia.
  4.   Menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena ketiadaan kompetisi antar perusahaan menyebabkan pemilik perusahaan yang bermain di pasar monopoli tidak perlu bersusah payah menurunkan biaya produksi, mengembangkan inovasi atas produknya atau meningkatkan kualitas layanan sehingga pertumbuhan ekonomi tidak berjalan secara maksimal.
      Ø  Kelebihan pasar monopoli
  1.   Terjadi kestabilan ekonomi. Pada kondisi tertentu, pemilik perusahaan monopolis dapat menstabilkan ekonomi dengan memonitoring pasar. Seperti yang dilakukan perusahaan De Beer sebagai pelaku utama pasar berlian. Perusahaan ini memonitor pasar berlian dengan cara mencegah penurunan nilai asset konsumen dan membantu kestabilan pembangunan usaha konsumennya.
  2.  Jika pasar monopoli dikuasai oleh perusahaan negara, maka pemerintah dapat lebih mudah melakukan kontrol terhadap kepentingan masyarakat.

         F.    Ketiadaan Kurva Penawaran Dalam Monopoli
Didalam perusahaan monopoli atau perusahaan besar lainnya yang kurva permintaan keatas hasil produksinya, bersifat menurun dari atas ke kanan bawah, kurva penwarannya tidak dapat ditunjukkan karena tidak terdapat sifat hubungan yang tepat diantara harga dan jumlah yang ditawarkan/produksi oleh perusahaan tersebut


BAB 6
PASAR OLIGOPOLI
1.      PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
Istilah Oligopoli berarti beberapa penjual.Beberapa penjual di dalam konteks ini maksudnya dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Beberapa dapat berarti paling sedikit 2 ssan paling banyak 10 sampai 15 perusahaan, pasar Oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Jika pasar oligopoly hanya terdiri dari dua perusahaan saja maka disebut duopoly.
Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar terbesar (price leader).Di Indonesia pasar Oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalkan pada pasar semen, pasar pelayanan operator seluler, pasar otomotif, serta pasar yang bergerak dalam industry berat. Adapun ciri-ciri dari pasar oligopoly yaitu :
a.       Terdapat beberapa penjual
b.      Barang yang dijual homogeny atau beda corak
c.       Sulit dimasuki perusahaan baru
d.      Membutuhkan peran iklan
e.       Terdapat satu market leader (pemimpin pasar)
f.       Harga jual tidak mudah berubah
Pasar Oligopoli terdapat 2 Jenis yaitu :
a.      Oligopoli Murni : menjual barang yang homogeny. Biasanya banyak dijumpai dalam industry yang menghasilkan barang mentah. Contohnya : pasar semen, produsen bensin.
b.      Oligopoli Diferensial :menjual barang berbeda corak. Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir. Contohnya : pasar mobil, pasar sepeda motor.

2.    KEBAIKAN PASAR OLIGOPOLI
a.       Memberi kebebasan memilih bagi pembeli
b.      Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
c.       Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual
d.      Adanya penerapan teknologi baru
3.    KEBURUKAN PASAR OLIGOPOLI
a.       Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
b.      Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
c.       Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopoly karena semangat bersaing kurang
d.      Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik factor produksi
e.       Sulit ditembus/ dimasuki perusahaan baru
f.       Bisa berkembang kea rah monopoli
4.    PENYEBAB –PENYEBAB PEMUSATAN OLIGOPOLI
a.       Skala ekonomi yang ada dalam produksi barang-barang tertentu
b.      Siklus-siklus bisnis yang menyingkirkan pesaing-pesaing lemah
c.       Keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
d.      Hambatan-hambatan lainnya perkembangan teknologi dan periklanan

5.    KARAKTERISTIK PASAR OLIGOPOLI

a.      Hanya sedikit Perusahaan dalam Industri (Few Number of Firms)
Secara teoritas sulit untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar agar dapat dikatakan oligopoly.Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh.Dalam kasus tersebut hanya terdapat dua perusahaan (Duopoli).Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industry dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi. Rasio konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoly dikuasi oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (4 – 8 perusahaan). Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (CR4) 60% berarti 60% output dalam industry dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna.Pasar suatu industry dinyatakan berstruktur oligopolistic apabila CR4 melebihi 40%.Dapat juga diukur delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80%, berarti 80% penjualan output dalam industry dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.

b.      Produksi Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferensiasi Product)
Jika dalam persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output strategy) untuk meningkatkan laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output. Maka dalam pasar oligopoly bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar oligopoly yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industry mobil, rokok, film kamera, sedangkan yang menghasilkan produksi homogeny adalah industry baja,pipa, paralon, seng, dan kertas. Pergolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang oligopolistic semakin besar tingkat diferensinya perusahaan semakin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya.Berarti oligopoly dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.

c.       Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi (Interdependence Decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (exixting firms) maupun yang masih di luar industry (potensial firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industry. Perusahaan yang usdah ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting price) yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.

d.      Komperisi Non Harga ( Non Pricing Competition)
Dalam upaya mencapai kondisi opyimal perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat berupa sebagai berikut :
·      Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
·      Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
·      Mempengaruhi prilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efesien yang sangat tinggi.Informasi- informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
6.    Contoh yang berhubunngan Dengan  Pasar Oligopoli
Industry transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli- oligopoly.Kedua industry ini sangat padar moral, sehingga di masa lalu Negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN.Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat.Industry trasnportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efesiensi.Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.
Tetapi industry telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu.Telkom di dalam pasar telekomunikasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efesiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tariff telpon sampai setara dengan Negara- Negara lainnya.Sebagai contoh, ketika kita berada di Negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telpon internasional.Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tariff sangat murah, hanya beberapa dollar saja.Ini terjadi Karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari public, konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolies dengan tariff yang sangat mahal.Lambat lauan produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang leboih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia, dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.
Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk GPRS, yang menbeerikan tariff cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah. Contoh lainnya adalah masuknya petronas dan shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamini kini memiliki pesaing, untuk mempertahankan pasarnya pertamina harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan daya saing dengan melakukan inovasi, efesiensi, dan efektivitas dalam kegiatan usahanya.

BAB 7
KEGAGALAN PASAR DAN SOLUSINYA
A.    Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut. Tinjauan umum Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di antara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar. Asumsi dan definisi
Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun di antara mereka memiliki kapasitas untuk memengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisa telah dilakukan untuk membahas beragam kasus yang disebut "kegagalan pasar", yang mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua orang untuk digunakan tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk membiayainya). Dalam kasus ini, ekonom akan berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat "pasar yang hilang" untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga bahwa "kesejahteraan optimal" biasanya memakai norma Pareto, dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak konsisten dnegan norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari tindakan kolektif, disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan para ekonom dan teorinya.

Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen. Model operasi
Diasumsikan bahwa semua perusahaan mengikuti pembuatan keputusan rasional, dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi ini, ada empat kategori dimana keuntungan perusahaan akan dipertimbangkan:
Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total cost setara dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
Jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost pada keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Perusahaan ini harusnya masih meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan risiko kerugian menyeluruh.

B.     Kegagalan pasar
Dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan pasar" tidak berarti bahwa sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani "kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.
Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana "sebuah" pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran. Penyalahgunaan kekuasaan pasar bisa dikurangi dengan menggunakan undang-undang anti-trust.
Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana "pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi di dalam orang luar/asing." Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya.
Barang publik seperti pertahanan nasional dan kegiatan dalam kesehatan publik seperti pembasmian sarang nyamuk. Contohnya, jika membasmi sarang nyamuk diserahkan pada pasar pribadi, maka jauh lebih sedikit sarang yang mungkin akan dibasmi. Untuk menyediakan penawaran yang baik dari barang publik, negara biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan semua penduduk untuk membayar pada barang publik tersebut (berkaitan dengan pengetahuan kurang dari eksternalitas positif pada pihak ketiga/kesejahteraan sosial).
Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak pastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. Biasanya para penjual yang lebih tahu tentang produk tersebut daripada sang pembeli, tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui bagaimana mobil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih baik dari penjual merupakan penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan pertamakali oleh Kenneth J. Arrow di artikel seminar tentang kesehatan tahun 1963 berjudul "ketidakpastian dan Kesejahteraan Ekonomi dari Kepedulian Kesehatan, " di dalam American Economic Review. George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun, bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah "lemon" (produk yang menyesatkan).
1.      Definisi dan Fungsi Pasar
Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas dengan uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Atau merupakan area tempat jual-beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu. Atau kami dapat mendefinisikan dengan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan kegiatan ekonomi yang berwujud jual-beli.
Secara umum, pasar mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai sarana distribusi, pembentukan harga, dan sebagai tempat promosi.


a.       Pasar sebagai Sarana Distribusi
Pasar sebagaimana yang telah kita ketahui merupakan lokasi distribusi yang berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya kepada konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar. Sebaliknya, pasar dikatakan tidak berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali macet.
b.      Pasar sebagai Pembentuk Harga
Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Di pasar tersebut penjual menawarkan barang-barang atau jasa kepada pembeli. Pembeli yang membutuhkan barang atau jasa akan berusaha menawar harga dari barang atau jasa tersebut, sehingga terjadilah tawar-menawar antara kedua belah pihak. Setelah terjadi kesepakatan, terbentuklah harga. Dengan demikian, pasar dalam hal ini dapat berfungsi sebagai pembentuk harga. Harga yang telah menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah diperhitungkan oleh penjual dan pembeli. Penjual tentu telah memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli telah memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan keuangannya.

c.       Pasar sebagai Sarana Promosi
Pasar sebagai sarana promosi artinya pasar menjadi tempat memperkenalkan dan menginformasikan suatu barang/jasa tentang manfaat, keunggulan, dan kekhasannya pada konsumen. Promosi dilakukan untuk menarik minat pembeli terhadap barang atau jasa yang diperkenalkan. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain, memasang spanduk, menyebarkan brosur, pameran, lewat sarana radio maupun TV. Banyaknya cara promosi yang dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih barang yang akan dibeli. Biasanya produsen yang menawarkan barang dengan harga murah dan kualitasnya bagus akan menjadi pilihan konsumen.[2]
2.      Mekanisme Pasar
Pada prinsipnya mekanisme pasar diartikan bahwa harga bergerak bebas sesuai hukum permintaan dan penawaran (supply and demand). Jika suplai lebih besar dari demand, maka harga akan cenderung rendah. Begitupun jika demand lebih tinggi sementara suplai terbatas, maka harga akan cenderung mengalami peningkatan.
Di atas kertas, hukum pasar tersebut begitu valid. Akan tetapi, dalam implementasi sehari-hari kita yang masih dalam taraf pembelajaran di perguruan tinggi tidak pernah tahu secara pasti apakah harga yang terbentuk di pasar memang berjalan sesuai dengan mekanisme pasar yang wajar, tidak ada unsur intervensi, tidak ada unsur permainan oleh sekelompok kekuatan tertentu yang membentuk kartel dan sebagainya.
Memahami mekanisme pasar pada aktifitas jual beli saham di pasar modal tentunya bukanlah hal yang sederhana. Dibutuhkan kejelian dan kepekaan tinggi untuk melihat mana kegiatan ekonomi yang memang bergerak berdasarkan mekanisme pasar dan yang bergerak di luar mekanisme pasar. Disebut bergerak di luar mekanisme pasar karena fakta menunjukkan memang ada saham-saham tertentu yang pergerakannya dikendalikan oleh satu kekuatan tertentu meskipun hal itu sulit dibuktikan. Kejelian dan kepekaan tadi dibutuhkan untuk mendeteksi ada tidaknya aktifitas kekuatan tertentu yang ikut dalam pergerakan saham tersebut. Kekuatan ini sengaja aktif memainkan saham dengan tujuan untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.
Kekuatan ini dapat terdiri dari satu pihak, tapi bisa juga terdiri dari beberapa pihak yang sepakat bekerjasama memainkan pasar untuk mendapatkan keuntungan. Bagi investor ritel terutama pendatang baru bekerjanya kekuatan ini harus diwaspadai agar terhindar dari arus permainan mereka. Karena itu jangan mudah terlena dengan saham-saham tertentu yang tiba-tiba aktif ditransaksikan. Jangan mudah terkesima dengan kenaikan harga yang meledak-ledak. Fakta di pasar memang seringkali menunjukkan ada beberapa saham yang mencatat kenaikan harga sangat pesat tanpa didukung oleh informasi yang memadai.
Kenaikan harga dapat mencapai di atas 50 persen bahkan sampai melebihi 100 persen hanya dalam waktu beberapa hari, kurang dari satu bulan. Kenaikan harga 50-100 persen dalam tempo kurang dari satu bulan, tentu merupakan keuntungan yang menawan dan menggiurkan. Saham seperti inilah yang harus diwaspadai oleh investor. Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku pengawas pasar tidak mungkin mengambil tindakan karena kenaikan harga saham tadi berlangsung dalam koridor pasar. Artinya, tidak ada aturan pasar yang dilanggar. Karena itu investor harus ekstra hati-hati melihat kenaikan harga saham yang tidak didukung oleh fakta material.
Beberapa keterangan di atas adalah mekanisme pasar menurut ekonom umum(tak bersangkutan dengan Islam/ konvensional). Sedangkan di bawah ini akan kami paparkan beberapa hal yang berhubungan dengan mekanisme pasar menurut ekonom Islam klasik dan bila dipahami secara mendalam akan ditemukan juaga hal yang berhubungan kegagalan pasar. Walaupun nanti untuk masalah kegagalan pasar akan dibahas pada bagian tersendiri. 
a.       Mekanisme Pasar menurut Abu Yusuf
Abu Yusuf adalah seorang mufti pada kekhalifahan Harun Al-Rasyid. Ia menulis buku pertama tentang sistem perpajakan dalam Islam yang berjudul Kitab Al-Kharaj. Buku ini ditulis berdasarkan permintaan khalifah untuk digunakan sebagai panduan manual perpajakan.
Berbeda dengan pemahaman saat itu yang beranggapan bila tersedia sedikit barang maka harga akan mahal dan sebaliknya, pendapat Abu Yusuf yang dikutip oleh Slamet Wiharto bahwasanya tidak ada batasan tertentu tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan. Murah bukan karena melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan kelangkaan makanan. Murah dan mahal adalah ketentuan Allah. Kadang-kadang makanan berlimpah, tetapi tetap mahal dan kadang-kadang makanan sangat sedikit tetapi murah.
Bahwa peryataan Abu Yusuf diatas sepertinya menyangkal pendapat umum tentang hubungan terbalik antara penawaran dan harga. Pada kenyataannya, harga tidak bergantung pada penawaran saja, tetapi juga bergantung pada kekuatan permintaan. Karena itu, peningkatan atau penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan penurunan atau peningkatan dalam produksi, Abu Yusuf menegaskan bahwa ada variabel lain yang mempengaruhi, tetapi dia tidak menjelaskan lebih rinci. Bisa jadi variabel itu adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar disuatu negara, atau penimbunan dan penahanan barang, atau semua hal tersebut. Patut dicatat bahwa Abu Yusuf menuliskan teorinya sebelum Adam Smith menulis The Wealth of Nations.
Karena Abu Yusuf tidak membahas lebih rinci apa yang disebutkannya sebagai variabel lain, ia tidak menghubungkan fenomena yang diobservasinya terhadap perubahan dalam penawaran uang. Namun, pernyataannya tidak menyangkal pengaruh dari permintaan dan penawaran dalam penentuan harga.
b.      Mekanisme Pasar menurut Imam Al-Ghazali
Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali banyak membahas topik-topik ekonomi, termasuk pasar. Dalam karyanya tersebut ia membicarakan barter dan permasalahannya, pentingnya aktivitas perdagangan dan evolusi terjadinya pasar, termasuk bekerjanya kekuatan permintaaan dan penawaran dalam mempengaruhi harga.
 Al-Ghazali menyadari kesulitan yang timbul akibat sistem barter yang dalam istilah ekonomi modern disebut double coincidence, dan karena itu diperlukan suatu pasar. Selain itu Al-Ghazali juga telah memahami suatu konsep, yang sekarang kita sebut elastisitas permintaan. Hal ini tampak jelas dari perkataaannya bahwa mengurangi margin keuntungan dengan menjual harga yang lebih murah akan meningkatkan volume penjualan, dan ini pada gilirannya akan meningkatkan keuntungan.

c.       Pemikiran Ibnu Taimiyyah
Pemikiran Ibn Taimiyah mengenai mekanisme pasar banyak dicurahkan melalui bukunya, yaitu Al-Hisbah fīl Al-Islam dan Majmu’ Fatawa, pandangan Ibn Taimiyah dalam kitab tersebut dikutip oleh Drs. Muhamad, M. Ag., bahwasanya pada masalah pergerakan harga yang terjadi pada waktu itu beliau meletakakan dalam kerangka mekanisme pasar. Secara umum, beliau telah menunjukan the beauty of market (keindahan mekanisme pasar sebagai mekanisme ekonomi). Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaaan dan kemudian tingkat harga adalah sebagai berikut :
1)      Keinginan orang terhadap barang-barang sering kali berbeda-beda.
2)      Jumlah orang yang meminta.
3)      Kuat atau lemahnya kebutuhan terhadap barang-barang itu.
4)      Kualitas pembeli baranng tersebut.
5)      Jenis uang pembayaran yang digunakan dalam transaksi jual beli.
Ibn Taimiyah secara umum sangat menghargai arti penting harga yang terjadi karena mekanisme pasar yang bebas. Ia menolak segala campur tangan untuk menekan atau menetapkan harga sehingga mengganggu mekanisme yang bebas. Dan persepsinya yang begitu jelas sehingga beliau mengemukakan bahwa dalam pasar harus terdapat kejujuran, transparan dan kebebasan (yang tetunya tidak bersinggungan engan ekonomi Islam yang ada.[9]
3.      Kekuatan dan Keseimbangan Pasar
Berikut akan dipaparkan yang mempengaruhi kekuatan pasar sebagaimana dikonsepkan para pemikir Islam Klasik:
a.       Permintaaan
Permintaan merupakan salah satu elemen yang menggerakan pasar. Istilah yang digunakan oleh Ibn Taimiyah untuk menunjukan permintaan ini adalah keinginan. Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi permintaaan sebagai berikut:
1)      Harga barang yang bersangkutan
Pada umumnya hubungan anatara tingkat harga dan jumlah permintaan adalah negatif, yakni semakin tinggi tingkat harga, maka semakin rendah jumlah permintaan, demikian pula sebaliknya.
a)      Efek Substitusi
Efek subtitusi berarti bahwa jika harga suatu barang naik, maka hal ini akan mendorong konsumen untuk mencari barang lain yang bias menggantikan fungsi dari barang yang harganya naik tersebut (barang subtitusi).
b)      Efek Pendapatan
Efek pendapatan berarti bahwa, jika harga suatu barang naik maka berarti pula secara riil pendapatan konsumen turun sebab dengan pendapatan yang sama ia hanya dapat membeli barang sedikit.
2)      Pendapatan Konsumen
Semakin tinggi pendapatan seorang konsumen, maka akan semakin tinggi daya belinya sehingga permintaannya terhadap barang akan semakin meningkat pula.


3)      Harga barang lain yang terkait
Yang dimaksud barang lain yang terkait adalah subtitusi dan komplementer dari barang tersebut. Jika harga barang subtitusinya turun, maka permintaan terhadap barang tersebut pun turun, sebab konsumen mengalihkan pada barang subtitusi. Sementara jika barang komplementernya naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan turun.
4)      Selera konsumen
Jika selera konsumen terhadap barang tersebut tinggi maka permintaannya pun akan tinggi meskipun harganya pun tinggi, dan begitu pun sebaliknya.
5)      Ekspektasi (pengharapan)
Meskipun tidak secara eksplisit, pemikiran ekonomi Islam klasik telah menengarai peran ekspektasi dala menentukan permintaan. Ekspektasi bias berupa ekspektasi positif maupun negative. Dalam kasus ekspektasi positif konsumen akan lebih terdorong untuk membeli suatu barang, dan untuk ekspektasi negative berlaku sebaliknya.
6)      Mashlahah
Pengaruh mashlahah terhadap permitaan tidak bisa dijelaskan secara sederhana sebab ini tergantung kepada tingkat keimanan. Jika maslahah relative turunmaka jumlah barang yang diminta akan turun juga, begitu juga sebaliknya.
b.      Penawaran
Dalam khasanah pemikiran ekonomi Islam Klasik, pasokan (penawaran) telah dikenal sebagai kekuatan penting di dalam pasar. Semakin tinggi harga maka semakin banyak pua jumlah barang yang akan dijual. Ibn Taimiyah mengistilahkan penawaran ini sebagai ketersediaaan barang di pasar. Yang mempengaruhi penawaran antara lain:
1)      Mashlahah
Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pada dasarnya akan tergantung pada tingkat keimanan produsen. Jika jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang diproduksi semakin meningkat, maka produsen Muslim akan memperbanyak jumlah produksinya.
2)      Keuntungan
Keuntungan merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat mengakumulasi modal pada akhirnya dapat digunakan berbagai aktivitas lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan adalah:
a)      Harga Barang
Jika harga suatu barang naik maka keuntungan akan naik pula. Kemudian hal ini akan menaikan total keuntungan sehingga mendorong produsen untuk melakukan penawaran lebih naik lagi.
b)      Biaya Produksi
Biaya produksi jelas menentukan tingkat keuntungan sebab keuntungan merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya produksi. Jika biaya turun maka keuntungan produsen akan meningkat, dan hal ini akan mendorongnya untuk meningkatkan penawaran.

Sedangkan dalam kesimbangannya (pasar) atau ekuilibrium yang berarti suatu keadaan di mana tidak terdapat suatu kekuatan yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan (dalam keseimbangan). menggambarkan suatu situasi dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan seimbang sehingga setiap variable yang terbentuk di pasar, harga dan kuantitas sudah tidak lagi berubah. Dalam keadaan ini harga dan kuantitas yang diminta akan sama dengan yang ditawarkan sehingga terjadilah transaksi. Proses terjadinya keseimbangan dalam pasar dapat berawal dari sisi mana saja, baik dari permintaan ataupun penawaran.  Dalam masalah harga dalam pasar Ibnu Khaldun berpendapat bahwasanya keseimbangan harga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran.

4.      Kegagalan Pasar
Sebagaimana yang terdapat dalam id.wikipedia.org bahwasanya dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan pasar" tidak berarti sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis atau ketika disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani "kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial. Atau dapat dikatakan kegagalan pasar adalah dimana suatu pasar tidak dapat menjalankan secara sempurna sesuai dengan fungsi awal sebagai pasar dan situasi dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan ketidakseimbangan.

5.      Penyebab Kegagalan Pasar
a.       Kompetisi yang tidak sempurna Sebagai contoh harga di pasar dapat terdistorsi oleh kekuatan-kekuatan pembeli dan penjual berupa monopsoni, monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana sebuah pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran. Individu-individu tersebut dengan kekuatannya (baik uang maupun produk) dapat melakukan pengaturan harga suatu barang atau jasa. Hal ini dapat berimplikasi buruk terhadap pelaku pasar yang lain dan masyarakat yang membutuhkan barang atau jasa tersebut.
Eksternalitas, eksternalitas adalah dampak tidak langsung –baik dampak menguntungkan maupun merugikan- yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi. Eksternalitas terjadi jika kegiatan ekonomi menghasilkan biaya tambahan atau keuntungan tambahan bagi pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dari suatu transaksi kegiatan ekonomi.  Atau  bisa terjadi juga dalam kasus dimana “pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi didalam orang luar/asing.” Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya. Agar lebih mudah dipahami mungkin dengan contoh produksi rokok dapat mengakibatkan biaya ekstra gangguan kesehatan bagi orang lain yang bukan penjual dan pembeli rokok. Di sisi lain pembangunan hutan wisata akan menghasilkan ekstra keuntungan yaitu ketersediaan oksigen yang lebih baik bagi masyarakat sekitar. Dengan kata lain penjual dan pembeli tidak mengeluarkan uang untuk biaya ekstra ataupun menerima uang dari keuntungan tambahan yang ditimbulkan.Dalam keadaan seperti ini biasanya produk barang dan jasa yang meinumbulkan biaya tambahan kepada masyarakat akan diproduksi secara besar-besaran. Hal ini dapat dimengerti karena penjual dan pembeli tidak perlu menanggung biaya tersebut. Masyarakat atau pihak ketiga lah yang menanggung beban itu. Sebagai contoh kegiatan transaksi tanah yang bertujuan mengkonversi lahan dari lahan pertanian menjadi perumahan atau peruntukan komersial. Kegiatan seperti ini banyak dijumpai. Mengapa? Yang pertama adalah keuntungan ekonomi akibat konversi tersebut. Hal lain adalah pelaku transaksi bebas dari biaya eksternalitas yaitu dampak negatif berupa berkurangnya kualitas lingkungan bahkan ketahanan pangan. Biaya ekstra ini harus ditanggung oleh masyarakat karena tidak dibayar atau dibebankan pada pelaku transaksi. Sebaliknya, konversi lahan pertanian untuk hutan wisata sangat jarang terjadi. Hal ini karena pelaku pasar mengetahui bahwa selain untuk keperluan wisata, kawasan tersebut juga memiliki manfaat lain seperti peningatan kualitas udara dan pencegahan terhadap bahaya banjir. Sementara itu mereka tidak memperoleh keuntungan atau bayaran dari eksternalitas yang dihasilkan dari masyarakat yang diuntungkan. Akibatnya timbul sifat apatis berupa keengganan untuk melakukan transaksi atau kegiatan serupa.
b.      Informasi yang Asimetris atau ketidakpastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. Atau salah satu pihak yang bernegosiasi di pasar memiliki informasi yang berhubungan dengan barang yang diperdagangkan sementara pihak lain tidak. Ketidaksamaan informasi ini dapat mengakibatkan keuntungan bagi salah satu pihak dan kerugian bagi pihak yang lain. Misalnya seseorang yang berniat menjual tanah, tetapi tidak mengetahui harga transaksi yang terjadi pada beberapa waktu terakhir. Maka si penjual berpotensi mengalami kerugian dibandingkan calon pembeli yang telah memiliki informasi tersebut. Kerugian penjual terjadi akibat tidak dimilikinya informasi yang berakibat ketidakmampuannya untuk memperoleh harga yang adil sesuai kehendak pasar yang efisien. Contoh lainnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui dimana mobil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih baik dari penjual merupakan penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan. Mengenai hal tersebut George Akerlof menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa dalam pasar seperti itu nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah “lemon” (produk yang menyesatkan) atau sebaliknya.[18] Lebih jauh lagi, informasi yang asimetris dapat mengakibatkan biaya transaksi yang lebih tinggi. Biaya ini terjadi karena adanya kebutuhan akan jasa broker atau perantara. Biaya tersebut adalah beban yang harus dibayar untuk kebutuhan informasi mengenai keadaan harga pasar yang sesungguhnya di samping informasi mengenai calon pembeli atau penjual. Kedua kondisi tersebut merupakan potensi penyebab dari inefisiensi pasar yang pada gilirannya akan mengakibatkan kegagalan pasar.

6.      Solusi Kegagalan Pasar
Solusi pada makalah kegagalan pasar ini menurut pandangan Islam sebagai berikut:
a.       Larangan Ikhtikar
Ikhtikar dapat diartikan menahan atau menimbun barang, terutama pada saat terjadi kelangkaan dengan tujuan untuk menaikkan harga. Akibat dari ikhtikar ini masyarakat luas akan dirugikan oleh sekelompok kecil yang lain. Sekalipun Islam memberikan kebebasan kepada setiap orang dalam menjual, membeli dan yang menjadi keinginan hatinya, tetapi Islam menentang dengan keras sifat egois yang mendorong sementara orang dan ketamakan pribadi untuk menumpuk kekayaan atas biaya orang lain dan memperkaya pribadi, kendati dari bahan baku yang menjadi kebutuhan rakyat.
Agar harga dapat kembali ke posisi semula maka pemerintah dapat melakukan berbagi upaya menghilangkan penimbuanan ini. Namun tidak termasuk ikhtikar adalah penumpukan yang dilakukan pada situasi ketika pasokan melimpah, misalnya penimbunan atau penahanan pada saat panen besar, dan segera menjualnya pada saat pasar membutuhkan.
b.      Membuka Akses Informasi
Beberapa larangan terhadap praktik penipuan pada dasarnya adalah upaya untuk menyebarkan keterbukaan informasi sehingga transaksi dapat dilakukan dengan sama-sama suka dan adil. Beberapa larangan ini antara lain: talaqi rukhban (membeli barang dengan cara mencegat para penjual di luar kota), bay najasyi (mencakup pengertian kolusi dimana antarpenjual satu dengan yang lainnya melakukan kerja sama untuk menipu konsumen), ghaban fahisy (upaya sengaja untuk mengaburkan informasi sebab penjual memanfaatkan ketidaktahuan konsumen untuk mencari keuntungan yang tinggi. Islam menganggap penipuan dan kecurangan terhadap takaran, timbangan atau kualitas barang sebagai pebuatan dosa.
c.       Regulasi Harga
Menurut Mannan yang dikutip tim P3EI UII regulasi harga harus menunjukkan tiga fungsi dasar :
1)     Fungsi ekonomi yang berhubungan dengan peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin melalui alokasi dan realokasi sumber daya ekonomi.
2)     Fungsi sosial dalam memelihara keseimbangan sosial antara masyarakat kaya dan miskin.
3)     Fungsi moral dalam menegkkan nilai-nilai syariah Islam, khususnya yang berkaitan dalam transaksi ekonmi misalnya kejujuran, keadilan dan kemanfaatan.
Pada dasarnya jika pasar sudah bekerja dengan sempurna, maka tidak ada alasan untuk mengatur tingkat harga. Penetapan harga justru akan mendistorsi harga sehingga akhirnya mengganggu mekanisme pasar itu sendiri. Jadi regulasi harga dapat dilakukan pada situasi tertentu saja.
 Pemerintah dapat melakuakan regulasi harga apabila pasar bersaing tidak sempurna, dan keadaan darurat. Apabila terpaksa menentapkan harga, maka konsep harga yang adil harus menjadi pedoman. Adapun beberapa keadaan darurat diantaranya adalah harga naik sedemikian tinggi di kuar kewajaran, menyangkut barang-barang yang amat dibutuhkan masyarakat, terjadi ketidakadilan.
7.      Peranan Pemerintah dalam Mengontrol Pasar
Untuk lebih menjamin berjalannya pasar secara sempurna sebagaimana fungsinya peran pemerintah sangat penting. Rasulullah SAW sendiri telah menjalankan fungsi sebagaimarket supervisor atau Al-Hisbah, yang kemudian banyak dijadikan acuan untuk peran negara terhadap pasar. Peran pemerintah dalam pasar diantaranya adalah untuk mengatur dan mengontrol pasar serta moral secara umum.

BAB 8

BIAYA PRODUKSI

1.      Pengertian Biaya Produksi

Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.
Ilmu yang mempelajari masalah-masalah biaya adalah Akuntansi Biaya. Akuntasnsi biaya pada perusahaan berhubungan dengan tugas-tugas : mencatat, mengklasifikasikan, mengintrespestasikan, menyajikan dan mengendalikan biaya dari proses produksi.[1]
Dalam konsep ini ada biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat,terutama melalui laporan keuangan.Contoh biaya eksplisit adalah biaya listrik, telepon, air,pembayaran gaji  buruh, dan gaji karyawan.Biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat, yaitu biaya penyusutan seperti mesin atau bangunan yang sudah digunakan cukup lama.
Setiap perusahaan harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu harus dipahami pengelompokan biaya.[2]
1.      Biaya bahan langsung
Biaya bahan langsung dikelompokkan dalam beberapa jenis biaya, sebagai berikut:
·         Biaya bahan langsung adalah biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan yang menjadi bagian dari produk jadi. Contohnya telor dan terigu dalam pembuatan kue.
·         Biaya buruh langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi. Contoh upah untuk operator mesin.
·         Biaya overhead pabrik = seluruh biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya buruh pabrik.
2.      Biaya bahan tak langsung
Biaya bahan tak langsung dikelompokkan dalam beberapa kelompok juga,sebagai berikut:
·         Biaya bahan tak Langsung =  biaya dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi bagian dari suatu produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi barang. Contoh : pengelasan dalam pembuatan mobil.
·         Biaya buruh tak langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada dipabrik atau diluar pabrik, tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu produk. Contoh : gaji untuk pekerja perawatan mesin.
·         Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di pabrik. Biaya ini terdiri dari :
·         Biaya Penjualan = pengeluaran yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan penjualan suatu produksi. Seperti biaya promosi dan iklan.
·         Biaya admintrasi =  pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pabrik.
·         Biaya keuangan = biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk oprasi perusahaan misalnya bunga.
Biaya dalam pengertian ekonomi ialah semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap di pakai oleh konsumen. Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.[3]
            Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1.      Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
2.      Bahan-bahan pembantu atau penolong.
3.      Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4.      Penyusutan peralatan produksi.
5.      Uang modal, sewa.
6.      Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi.

7.      Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
8.      Pajak.

2.      Teori biaya produksi jangka pendek

Biaya Produksi Jangka Pendek yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi di bagi mejadi 2 yaitu:[4]
1.       Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
a.       Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.
b.      Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.[5]
2.     Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan:
a.   Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian input tetap. Misalnya : gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan lain-lain. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC
FC = TC – VC
Keterangan: TC = Biaya total (Total Cost)
                      FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
                      VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
b.   Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)
Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang diproduksi biaya variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:[6]
 VC = TC – FC
c.   Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya total adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC = FC + VC
Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya total memiliki sifat yang juga dimiliki oleh biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah seiring dengan berubah-ubahnya jumlah output yang dihasilkan.
d.   Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya Tetap Rata-Rata  adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Rumus  :[7]
AFC =  FC/Q
Keterangan:  FC = Biaya Tetap Total
                                    Q = Kuantitas
e.   Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)
Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi.
Rumusnya:     AVC = VC/Q
keterangan:   VC =  Biaya Variabel Total
                                    Q = Kuantitas
f.    Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)
Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini:
AC= TC /Q  atau  (VC+FC)/Q
AC= AVC+AFC 
g.    Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan selisih kuantitas dari barang yang diproduksi. Sehingga dapat dirumuskan:
MC = dTC/dQ
Atau
MC = TCn – TCn-1
          Oleh karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah atau mengurangi biaya produksi tetap (FC), maka tambahan biaya marginal iniakan menambah biaya variable total (VC).[8]

3.      Biaya Produksi Jangka Panjang

            Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan dengan biaya tetap dan biaya berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Karena itu biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel dan sama dengan biaya marjinal.[9]
            Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat produksi yang akan dicapai serta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.[10]
a.      Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/LAC)
Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output.
LAC = LTC/Q
Keterangan :         LAC = Biaya rata-rata jangka panjang
                                                Q = Jumlah output
b.      Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)
                                                ∂LTC = Perubahan biaya total jangka panjang
                                                ∂Q = Perubahan output.
c.      Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)
                           LVC = Biaya Variabel jangka panjang


Related Post



sentiment_satisfied Emoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
-_-
(o)
[-(
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
(c)
cheer
(li)
(pl)