PERILAKU
KONSUMEN
1. Perilaku Konsumen dalam Ilmu Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga di tulis mikro
ekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku
konsumen dan perusahaan dan harga-harga pasar dan kualitas faktor
input, barang atau jasa yang diperjual belikan. Ekonomi mikro
meneliti bagaimana berbagai keputusan dan tersebut
mepengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa yang menentukan harga
dan bagaimana harga, pada giliran menentukan penawaran dan permintaan barang
dan jasa selanjutnya.
Individu
yang melakukan kombinasi atau produk secara optimal, bersama-sama
individunya dipasar, akan membentuk suatu keseimbangan dengan asumsi bahwa
semua hal tetap sama (ceteris paribus).
Konsumen dan konsumsi memiliki pengertian yang
merujuk pada suatu pernyataan yang ada. Konsumen adalah seseorang
atau sekelompok yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Sedangkan yang
dimaksud dengan konsumsi yaitu seseorang atau sekelompok orang yang
mengkosnsumsi barang dan jasa.
Konsumsi
seseorang tergantung pada pendapatan, pendidikan kebiasaan dan
kebutuhan.
Perilaku
konsumen yaitu, perilaku kosumen ditujukan dalam mencari, menukar,
menggunakan, menilai, mengatur, barang atau jasa yang mereka anggap akan
memuaskan kebutuhan mereka.
1.
Definisi perilaku konsumen dari para ahli yaitu :
Tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan , menggunakan barang-barang atau
jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan
Definisi
lain adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas
seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
2.
Variable-variabel dalam mempelajari perilaku konsumen yaitu :
a.
Variabel Stimulus
Variabel
stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu
(vaktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya
merek dan jenis barang, iklan pramuniaga.
b.
Variabel Respon
Variabel
Respon merupakan hasil aktipasi individu sebagai reaksi dari variabel stimulus.
Variabel Respon sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus
contohnya keputusan membeli barang, memberi penilaian terhadap barang
c.
Variabel Interverning
Variabel
Interverning adalah variabel antara variabel stimulus dan respons variabel
intervening individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu
peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang.
Peranan
variabel intervening adalah untuk memodifikasi respons.
Hubungan
antara Variabel stimulus, intervening dan variabel respon di tunjukan
pasa bagan 1.1 di bawah ini :
Bagan 1.1
Stimulus
Intervening
Response
———>
———>
Variables
Variables
Variables
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Ada dua
dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan sosial
budaya dan kekuatan psikologis.
Kekuatan
sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok panutan (small
reference groups) dan keluarga.
Sedangkan
kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap,
keyakinan dan gambaran diri.
1.
Kekuatan Sosial Budaya
a.
Faktor budaya
Budaya
dapat di definisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke
generasi lainnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupan sebagai
anggota masyarakat.
Implikasi
umum dari perubahan budaya untuk ahli permasalahan adalah sebagai berikut :
1.
Psikologis untuk cenderung bebas dari ketidak amanan ekonomis. Konsumen
menunjukan :
a.
Kecenderungan kearah meningkatkan kekuatan fisik
b.
Kecenderungan kearah personalisasi
2.
Kecenderungan pada paham antifungsional
a.
Kecenderungan kearah suatu perubahan
b.
Kecenderungan ke arah suatu yang baru
3.
Kecenderungan reaksi melawan kompleksitas
Konsumen
menunjukan :
a.
Kecenderungan ke arah hidup sederhana
b.
Kecenderungan kembali kepada alam
b.
Faktor Kelas Sosial
Kelas
sosial didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang
yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat.
c.
Faktor Kelompok Panutan (Small Reference Group)
Didefinisikan
sebagai sutau kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan
perilaku konsumen.
Kelompok
ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau organisasi.
d.
Faktor Keluarga
Suatu unit
masyarakat kecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam
pengambilan keputusan membeli.
2.
Kekuatan Faktor Psikologis
a.
Faktor Pengalaman Kerja
Belajar
adalah suatu perubahan perilaku akibat pengalaman sebelumnya.
Perilaku
konsumen dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh pengalam belajarnya.
Pengalaman belajar konsumen akan menentukan tindakan keputusan membeli.
b.
Faktor Kepribadian
Kepribadian
konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal dirinya. Pelayanan yang
di tampilkan pramuniaga toko sangat pula dipengaruhinya.
c.
Faktor Sikap dan Keyakinan
Sikap dan
keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merk dan pelayanan.
Keyakinan konsumen terhadap suatu merk dapat di ubah melalui komunikasi
persuasif.
d.
Konsep Diri atau Self Concept
Perlu
menciptakan sesuatu yang sesuai dengan yang di harapkan oleh
konsumen.
3. Metode–Metode Penelitian Perilaku Konsumen
1.
Macam-macam penelitian konsumen
Ada dua
macam penelitian konsumen, yaitu penelitian yang bersifat eksplorasi dan
penelitian tentang kesimpulan konsumen
a.
Penelitian ekplorasi
Metode yang
digunakan dalam penelitian ekplorasi konsumen adalah metode mempengaruhi
dan metode memfokuskan kelompok.
1.
Metode mempengaruhi konsumen
Melalui
pemberian sugesti kepada konsumen secara spontan
2.
Metode memusatkan atau memfokuskan kelompok konsumen. Kelompok konsumen
tersebut mengasosiasi kanya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada
dalam pasar.
b.
Penelitian Konsumen
Penelitian
eksplorasi tidak di rencanakan untuk menyimpulkan jawaban dalam meneliti
pertanyaan yang diberikan konsumen. Oleh karena itu, penelitian mengenai
kesimpulan konsumen terhadap suatu produk, mereka dan pelayanan itu penting
meneliti kesimpulan konsumen dapat juga digunakan menentukan apa yang
mempengaruhi konsumen
2.
Pendekatan Penelitian Konsumen
Ada dua
pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian cross-soctional dan
longitudinal.
a.
Pendekatan Penelitian Cross-Sectional
Pendekatan
ini di maksud untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang menggunakan
waktu secara relatif singkat misalnya meneliti perubahan perilaku
konsumen pada waktu tertentu mempelajari nilai dan sikap kosumen terhadap
suatu produk dalam monentukan waktu tertentu.
b.
Pendekatan Penelitian Longitudinal
Pendekatan
ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa
periode waktu tertentu,
Misalnya :
mengadakan penelitian mengenai pendekatan masyarakat tentang suatu produk dapat
bertahan selama beberapa waktu.
Pendekatan
penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu yang relatif lama,
sedangkan pendekatan penelitian cross-sectional menggunakan waktu yang relatif
singkat atau sesaat.
3.
Metode-metode Pengumpulan Informasi Konsumen
Ada tiga
metode pengumpulan informasi kosumen, yaitu metode observasi, eksperimen dan
survei.
a.
Metode Observasi
Salah satu
mempelajair konsumen adalah dengan cara mengobservasi perilakunya yang tampak,
misalnya mengamati kebiasaan konsumen member produk merk tertentu, sikap
dan penilaian konsumen terhadap suatu produk atau merk, jenis-jenis yang
paling disukai oleh konsumen
b.
Metode Eksperimen
Metode ini
merupakan metode pengumpulan dengan cara mengadakan eksperimen atau
percobaan terhadap situasi.
Misalnya:
mengukur pengaruh situasi khusus terhadap sikap dan perilaku pembeli.
Metode
ekspresimen terdiri dari eksperimen laboratorium, dan eksperimen lapangan.
1.
Eksperimen Laboratorium
Percobaan
yang dilakukan dilaboratorium adalah untuk mengontrol variabel-variabel
dari luar.
Misanya :
mengadakan percobaan terhadap kesukaan konsumen.
2.
Eksperimen Lapangan
Perconaan
ini dilakukan untuk mengetahui respon konsumen terhadap suatu produk, merk baru
yang di perkenalkan atau dipasarkan. Dapat juga untuk mengetahui pengaruh
harga, iklan terhadap pemasaran produk, atau merk baru.
c.
Metode Survei
Metode
pengumpukan data atau informasi konsumen melakukan partisipasi secara aktif.
Ada tiga
teknik dalam metode survei, yaitu wawancara pribadi (personal interview),
survei melalui telepon (telepon surveys), dan survei melalui surat (mail
surveys)
1.
Wawacara Pribadi
Teknik
pengumpulan informasi yang di lakukan dengan informasi secara langsung
berhadap-hadapan antara pewawancara (interviewer) dengan konsumen.
2.
Survei Melalui Telepon
Teknik
pengumpulan informasi konsumen melalui telepon dimaksud untuk mengetahui
pendapat konsumen terhadap penggunaan barang yang telah di belinya.
3.
Survei Melalui Surat
Teknik
pengumpulan melalui surat dimaksud untuk menyebar luaskan kuisioner kapada
konsumen melalui metode pos.
Tujuan
survei melalui surat antara lain adalah untuk medapat informasi mengenai
tanggapan dan penilaian konsumen terhadap suatu produk.
4.
Teori
Perilaku Konsumen
Teori
perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu pendekatan
nilai guna (utiliti) dan pendekatan nilai guna ordinal.
Dalam
pendekatan nilai guna utiliti dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Berdasarkan kepada
pemisalan ini, dan dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimalkan
kepuasan yang dapat dicapainya, diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan
kosumennya atas berbagai jenis barang yang terdapat dipasar. Dalam
pendekatan nilai guna ordinal,manfaat atau kenikmatan yang diperoleh dari
masyarakat yang dikonsumsi barang-barang tidak dikuantifikasi.
Tingkah
laku seorang konsumen untuk memiliki barang-barang yang akan
memaksimalkan kepuasan ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasan sama,
yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna
(kepuasan yang sama).
BAB 2
PERMINTAAN
1. Apa yang dimaksud dengan teori permintaan?
Teori
permintaan menerangkan sifat dari permintaan pembeli pada suatu barang dan
jasa, serta menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dengan
harga yang akan disepakati oleh penjual dan pembeli.[1]
2. Penentu-penentu permintaan
Permintaan
seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang dan jasa ditentukan oleh banyak
faktor, yaitu:
1. Harga komunditas
itu sendiri
2. Harga komunditas
lain yang berkaitan erat dengan komunditas tersebut
3. Pendapatan rumah
tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
4. Corak distribusi
pendapatan dalam masyarakat
5. Cita rasa
masyarakat
6. Jumlah penduduk
7. Ramalan mengenai
keadaan dimasa yang akan datang
8. Ekspektasi
tentang masa depan[2]
Faktor-faktor ini sangat sukar untuk dianalisis secara
sekaligus karena berbagai faktor tersebut berpengaruh terhadap
permintaan suatu barang dan jasa, Para ahli ekonomi membuat analisis
sederhana. Dalam analisis ekonomi ini dianggap bahwa permintaan suatu barang
dipengaruhi oleh tinggakat harganya. Oleh sebab itu, di dalam Teori permintaan
hal yang utama di bahas adalah hubungsn antara jumlah permintaan suatu barang
dengan harga barang tersebut. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
“faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan” atau ceteris paribus tetapi
dengan adanya asumsi ini kita tidak berarti mengabaikan faktor-faktor yang
lain. Setelah mnganalisis hubugan permintaan dan tingkat harga mak kita
selanjutnya boleh mengamsumsikan bahwa harga adalah tetap dan permintaan suatu
barang akan berubah sesuai faktornya dapat disimpulkan permintaan terhadap
suatu barang dapat berubah-ubah dengan harga yang tetap.
3. Apa bunyi hukum permintaan?
Hukum
permintaan menjelaskan tentang jumlah barang yang diminta akan selalu
berbanding terbalik dengan harga barang yang diminta. Bunyi hukum permintaan
“ makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap
barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka
semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut”. Hukum permintaan
tersebut didasari oleh fakta bahwa orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas
anggaran atau pendapatannya.[3]
Mengapa jumlah permitaan dan tingkat harga memiliki
hubungan yang baru seperti disampaikan diatas. Yang pertama, sifat hubunga
seperti itu disebabkan karena kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari
barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang
mengalami kenaikan harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi
pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambahkan pembelian
terhadap barang yang mengalami penurunan harga. Yang kedua, kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang
merosot tersebut memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap
berbagai jenis barang, dan terutama barang yang mengalami keniakan harga
4. Daftar Permintaan
Pada dasarnya daftar permintaan ialah suatu tabel yang
memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubunga antara harga dengan jumlah
barang yang diminta masyarakat. Ia menggambarkan besarnya permintaan yang wujud
pada berbagai tingkat harga satu contoh dari daftar permintaan ditunjukan pada
tabel berikut: Tabel 1
Permintaan
terhadap buku tulis pada berbagai tingkat harga
Keadaan
|
Harga
Rupiah
|
Jumlah
yang Diminta
|
P
|
5000
|
200
|
Q
|
4000
|
400
|
R
|
3000
|
600
|
S
|
2000
|
900
|
T
|
1000
|
1300
|
Dalam tabel diatas digambarkan tentang permintaan
terhadap buku tulis pada berbagai tingkat harga. Dalam gambaran itu jelas
ditunjukan bahwa makin tinggi harga buku tulis maka makin sedikit jumlah buku
tulis yang diminta dan sebaliknya semakin rendah harganya akan semakin banyak
buku tulis yang diminta. Pada harga Rp 5000, hanya 200 buku tulis yang akan dibeli
sedangkan pada harga Rp 1000, ternyata sebanyak 1300 buku tulis yang dibeli.
Harga antara suatu barang dengan berbagai jenis-jenis
barang lainnya dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu barang pengganti,
barang pelengkap, dan barang netral.[4]
5. Bagaimana bentuk kurva permintaan?
Dengan menggunakan data yang terdapat
dalam daftar permintaan kita dapat membuat kurva permintaan.
Berdasarkan tabel angka 1 dapat dilihat kurva permintaan terhadap permintaan
buku tulis. Pada sumbu tegak digambarkan berbagai tingkat harga, dan pada sumbu
datar digambarkan berbagai jumlah buku tulis yang akan dibeli. Dengan demikian
kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan
sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah
barang tersebut yang diminta para pembeli.
Dalam
menganalisis permintaan perlu didasari perbedaan antara dua istilah berikut:permintaan dan jumlah
barang yang diminta. Apabila para ahli ekonomi mengatakan “
Permintaan” yang mereka maksud adalah keseluruhan dari kurva permintaan. Jadi
permintaan menggambarkan suatu keadaan keseluruhan dari pada hubungan antara
harga dan jumlah permintaan. Sedangkan “jumlah barang yang diminta” dimaksudkan
sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu.Gambar 1
Kurva
permintaan terhadap buku tulis
Kurva
permintaan berbagai jenis barang pada umumnya dari kiri ke atas kekanan bawah.Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan
antara harga dan jumlah yang diminta, yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
Kalau salah satu variabel naik (misalnya harga) maka variabel yang lain akan
turun (misalnya jumlah yang diminta).[5]
6. Pergeseran kurva permintaan
Kurva permintaan akan bergerak kekanan atau kekiri,
yaitu seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2, apabila terdapat perubahan
permintaan yang ditimbulkan oleh faktor bukan harga. Sekiranya harga barang
lain,pendapatan para pembeli dan berbagai faktor harga barang lainnya mengalami
harga perubahan,maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan pindah ke
kanan atau kekiri
Kearah
manakah kurva permintaan akan bergerak apabila perubahan itu ditimbulakn oleh
perubahan faktor bukan harga, misalnya perubahan pendapatan pembeli? Bagian ini
akan menganalisis suatu contoh dimana misalnya bahwa pendapatan para
pembeli mengalami kenaikan. Apabila faktor lain tidak mengalami perubahan,
kenaikan pendapata ini akan menaikkan permintaan, yaitu pada setiap tingkat
harga jumlah yang diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan seperti ini
digambarkan oleh perpindahan kurva permintaan dan menurut contoh dalam gambar 2
perubahan itu adalah dari kurva DD menjadi D1D1.
Perhatikanlah
sekarang titik A dan A1. Titik A menggambarkan bahwa pada harga
P, jumlah yang dimintak adalah Q sedangkan titik A1 menggambarkan
bahwa pada harga P jumlah yang dimintak adalah Q1. Dapat
dilihat bahwa Q1 > Q dan berarti kenaikan
pendapatan menyebabkan pada harga P permintaan bertambah besar QQ1.
Contoh ini menunjukkan pertambahan dalam permintaan. Sebaliknya pergeseran
kurva permintaan kesebelah kiri, misalnya menjadi D2 D2” berarti
bahwa permintaan telah berkurang, sebagai akibat dari perubahan ini pada harga
P, jumlah barang yang diminta Q2. Keadaan ini ditunjukkan oleh. A2. [6]
BAB 3
PENAWARAN
1. Pengertian Penawaran
Harga dari suatu produk (P), ditentukan oleh
keseimbangan antara tingkat produksi pada harga tertentu yaitu penawaran dan
tingkat keinginan dari orang-orang yang memiliki kekuatan membeli pada harga tertentu yaitu permintaan.
Penawaran (bahasa
Inggris: supply), dalam ilmu ekonomi, adalah
banyaknya barang atau jasa yang
tersedia dan dapat ditawarkan olehprodusen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Menurut Hanafie (2010), dalam ilmu ekonomi istilah
penawaran (supply) mempunyai arti jumlah dari suatu barang tertentu yang mau
dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu, ceteris
paribus. Penawaran menunjukkan jumlah (maksimum) yang mau dijual pada berbagai
tingkat harga atau berapa harga (minimum) yang masih mendorong penjual untuk
menawarkan berbagai jumlah dari suatu barang. Hubungan antara harga per satuan
dan jumlah yang mau dijual dirumuskan dalam hukum penawaran: ceteris paribus,
produsen atau penjual cenderung menghasilkan dan menawarkan lebih banyak pada
harga yang tinggi daripada pada harga yang rendah.
2. Hukum-hukum penawaran
Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah
barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum
penawaran berbunyi:
"Semakin
tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang
bersedia ditawarkan”
|
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor
lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
Hukum penawaran tersebut dilatari oleh kenyataan bahwa
orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatan tertentu.
Muncul masalah disini mengapa manusia harus memenuhi berbagai kebutuhan,
sementara anggaran yang dimilikinya terbatas? Alasannya, setiap benda pemenuhan
kebutuhan mempunyai kegunaan (utilitas)nya masing-masing sehingga orang akan
berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan kegunaan (utilitas
marginal) benda pemuas kebutuhan yang dikonsumsinya.
Dalam hukum permintaan jumlah barang yang diminta akan
berbanding terbalik dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan
menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan:
naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen
dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan
naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari
barang pengganti yang harganya lebih murah
3. Macam-macam penawaran
Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan,
penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penawaran perorangan dan
penawaran kolektif.
a. Penawaran Individu
Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.
Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.
Contoh
penawaran jeruk oleh Pak Heri (lihat Tabel 17.5).
b .
Penawaran Kolektif
Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar.
Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh
penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan
penawaran perorangan.
Contoh penawaran kolektif yang dilakukan oleh Pak Heri
dan pedagang buah jeruk di pasar dapat kalian lihat pada Tabel 17.6.
4. Fungsi Penawaran
Fungsi
penawaran adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga (P) dengan
jumlah barang (Q) yang ditawarkan. Fungsi penawaran harus sesuai dengan hukum
penawaran yang menyatakan bahwaBila harga barang naik, maka jumlah penawarannya
bertambah dan bila harga barang turun, maka jumlah penawarannya berkurang.
Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan
jumlah barang yang ditawarkan adalah positif atau berbanding lurus. Bentuk umum
fungsi penawaran adalah
Keterangan:
Q : jumlah
barang yang ditawarkan
P : harga
barang per unit
a : angka
konstanta (berupa angka)
b : gradien
atau kemiringan (yang ada hurufnya)
Adapun
syarat fungsi penawaran adalah:
a. nilai a
boleh positif atau negatif (+ / – )
b. nilai b
harus positif (+)
Untuk
mencari persamaan fungsi penawaran, rumusnya sama dengan rumus menentukan
fungsi permintaan,
yaitu
Contoh:
Pada saat
harga Rp60,00 per unit, jumlah penawarannya 20 unit. Dan jika harga Rp80,00 per
unit, jumlah penawarannya 30 unit. Tentukan fungsi penawaran dan gambarlah
kurvanya!
Jadi,
fungsi penawarannya adalah Q = -10 + ½ P
Untuk
membuat grafik fungsi penawaran, caranya dengan menentukan titik potong
terhadap sumbu P dan sumbu Q, yaitu:
a.
memotong sumbu P, syaratnya Q = 0,
maka
0 = -10 + ½
P
-1/2 P =
-10
P = 20
b.
memotong sumbu Q, syaratnya P = 0, maka
Q = -10 + ½
(0)
Q = -10
c.
grafiknya:
5. Faktor-faktor penawaran
Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat
erat. Hal-hal yang mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap
jumlah penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran.
1. Harga
barang itu sendiri
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami
kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya
jika barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga
akan turun.
Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari
Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan
meningkat pula.
2. Harga
barang pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual
akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen
akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena
harganya lebih rendah.
Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga
barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak
menjual teh.
3. Biaya
produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan
dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji
pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya
produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya
produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini
disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi
turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran
juga akan meningkat.
4. Kemajuan
teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar
kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan
memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan
menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan
memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang
banyak.
Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya
sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern,
perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual
untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian
perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.
5. Pajak
Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap
suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu
barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga
penawaran juga akan berkurang.
6. Perkiraan
harga di masa depan
Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi
besar kecilnya jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan
jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan
menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang
dan jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan
mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.
Di antara faktor-faktor di atas, harga barang dianggap
sebagai faktor terpenting dan sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis
penawaran. Harga berbanding lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga tinggi,
maka produsen akan berlomba-lomba menjajakan barangnya sehingga penawaran
meningkat. Sementara itu, jika harga turun, maka produsen akan menunda
penjualan atau menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran akan berkurang.
6. Kurva penawaran
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan
hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Coba kalian
perhatikan Tabel 17.5 mengenai daftar penawaran jeruk Pak Heri. Kurva penawaran
dapat dibuat berdasarkan tabel tersebut.
Perhatikan kurva di atas. Kurva bergerak dari kiri
bawah ke kanan atas. Dengan demikian kurva penawaran mempunyai slope positif.
Artinya jumlah barang yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga barang.
Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan.
Kurva penawaran juga dapat mengalami pergeseran karena
adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain faktor harga.
Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke
kiri. Kurva penawaran bergeser ke kiri, artinya jumlah penawarannya mengalami
kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti
terjadi penurunan penawaran barang. Misalnya diperkirakan harga jeruk bulan
depan akan naik karena harga pupuk naik. Kenaikan harga jeruk menyebabkan
penurunan penawaran jeruk. Sehingga ketika diperkirakan harga di masa depan
naik, maka penjual akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya.
Kurva penawaran S bergeser ke kiri menjadi S1. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah penawaran akan jeruk mengalami penurunan. Penurunan
kurva penawaran jeruk tersebut sebagai akibat dari meningkatnya harga pupuk.
Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan dari salah satu atau lebih
faktor-faktor yang dulu dianggap tetap, akan mengubah jumlah penawaran
sekaligus menggeser kurva penawaran.
7. Elastisitas
Elastisitas penawaran mengukur besarnya prosentase perubahan jumlah barang yang di
tawarkan akibat adanya perubahan harga barang yang bersangkutan. Jika elastisitas permintaan kuantitasnya adalah kuantitas yang diminta dan
elastisitas penawaran kuantitasnya adalah kuantitas yang di tawarkan.rumus
elastisitas penawaran tersebut adalah sebagai berikut (elastisitas busur):
1. Penawaran Elastisitas
Sempurna ð Es = ∞
2. Penawaran Tidak Elastisitas Sempurna ð Es = 0
3. Penawaran Elastisitas
Uniter ð Es = 1
4. Penawaran Tidak
Elastis ð Es < 1
5. Penawaran Elastis
BAB 4
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
A. Pasar
dan Pasar Persaingan Sempurna
1. Pasar
Pasar adalah tempat atau
mekanisme bertemunya kepentingan konsumen di satu sisi, dengan kepentingan
produsen di sisi lain. Oleh karena itu, pasar ini mempunyai banyak fungsi bagi
pelaku ekonomi baik konsumen, produsen, maupun pemerintah. Misalnya pasar
berfungsi sebagai sumber informasi bagi konsumen, produsen, bahkan juga
pemerintahan.
Dengan demikian, pasar mempunyai
peranan yang sangat strategis bagi pelaku bisnis (produsen) dan masyarakat
secara keseluruhan. Tanpa ada akses pasar, maka tidak mungkin suatu bisnis
dapat bertahan hidup. Pasar adalah tempat para produsen bersaing merebut
konsumen dalam rangka mencapai tujuan usahanya. Di samping itu, pasar mempunyai
berbagai bentuk struktur yang mempunyai hukumnya sendiri-sendiri, sehingga
berpengaruh dan menentukan tinggi rendahnya harga yang akan terjadi.
Selanjutnya, dari sisi konsumen,
pasar adalah sumber informasi mengenai pilihan yang dapat dilakukan. Semakin
banyak produsen di pasar, dan sebaliknya. Dengan demikian, konsumen juga
berkepentingan terhadap kondisi pasar dari barang dan jasa yang dibutuhkannya.
Dari sisi luas atau ruang lingkupnya,pasar dapat juga dikelompokkan menjadi
pasar domestic pasar ekspor, atau pasar luar negeri. Dengan demikian, maka
pemahamanmengenai pasar ini sangat penting dalam menganalisis fenomena ekonomi,
baik bagi pelaku maupun pembuat keputusan di bidang bisnis dan ekonomi publik.
Dari uraian di atas terlihat bahwa para pelaku ekonomi, khususnya produsen, perlu mempunyai strategi bersaing yang andal untuk mencapai tujuan
bisnisnya.
. Pasar
Persaingan Sempurna
Pasar persaingan
sempurna merupakan jenis pasar di mana tidak ada pelaku ekonomi yang
mempunyai kekuasaan pasar (market power) terhadap harga suatu produk yang
homogen. Pembeli (orang yang melakukan permintaan) maupun penjual (orang yang
melakukan penawaran) tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga pasar.
Mereka hanya bertindak sebagai pengambil harga (price taker) dan bukan sebagai
pembuat harga (price maker).
Dalam pasar persaingan sempurna
jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap
sedemikian kecilnya, sehinga tidak mampu mempengaruhi pasar. Beberapa
karakteristik agar sebuah pasar dapat dikatakan pasar persaingan sempurna
yaitu:
1. Semua
perusahaan memproduksi barang yang homogeny (homogenitas product). Produk yang
homogen adalah produk yang mampu member kepuasan (utilitas) kepada konsumen
tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
2. Produsen
dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi sempurna (perfect knowledge).
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna
tentang harga produk dan input yang dijual sehingga konsumen tidak akan
mengelami perlakuan harga jual yang berbeda dari suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya.
3. Output
sebuah perusahaan relative kecil disbanding output pasar (small relatively
output). Jumlah output setiap perusahaan secara inividu dianggap relative kecil
disbanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industry.
4. Perusahaan
menerima harga yang ditentukan pasar (price taken)
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker) karena perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker) karena perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
5. Semua
perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
Dalam pasar persaingan sempurna faktor mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi.
Dalam pasar persaingan sempurna faktor mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi.
Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus
memenuhi 4 persyaratan :
1. Perusahaan
harus bekerja sebaik mungkin (doing as well as possible) agar perusahaan
mencapai keadaan yang peling optimal.
2. Tidak
mengalami kerugian (not suffering lost) agar dapat mengganti barang modal yang
digunakan dalm produksi. Oleh karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus
sama dengan harga jual.
3. Tidak
ada inserif bagi perusahaan untuk measuk-keluar, karena laba nol. Laba nol
sisebut juga laba normal yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama jika uang dan factor produksi lain dialokasikan pada
kegiatan alternative.
4. Perusahaan
tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbesar skala produksi,
karena berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata jangka minimum.
Pada dasarnya pasar
persaingan sempurna PPS tidak mengenal kompetisi antar perusahaan karena
kesempurnaan yang dimilikinya baikdari sisi produk, penjual,pembeli, maupun
informasi yang dimiliki pembeli dan penjual. Pada PPS semua variabel ekonomi
terutam harga tentang harga (price) ditentukan oleh kekuatan penawaran dan
permintaan pasar, dan bukan tindakan dari perusahaan. Lain lagi pada pasar
global, cukup kompetitif perusahaan satu dalam menentukan produksinya masih
menunggu reaksi dari perusahaan lain. Jadi kebijakan-kebijakan perusahaan
dilakukan dengan pertimbangan keberdaan perusahaan lain.
Keberadaan PPS secara realitas
tidak ada, karena ia hanya ada secara teori. Namun demikian pasar global dewasa
ini mengarah pada konsep PPS dalam arti, variabel harga ditentukan oleh
kekuatan tarik menarik antara penawaran dan permintaan pasar.
Kajian teori banyak menyebutkan
bahwa PPS identik dengan pasar persaingan murni(pure competition). Persangan
murni penekanannya hanya pada situasi tanpa adanya monopoli sama sekali.
Sedangkan pada PPS penekanannya pada mobilitas sumber daya dan pengetahuan yang
sempurna baik pada pembel mapu penjual. Misalnya adanya inovasi teknologi
perusahaan, maka perusahaan lain segera mengetahuinya. Secara substansi
sebenarnya sama. Atas dasar keadaan inilah, maka ekonomi sering menggunakan PPS
daripda pasar murni sehingga dari persyaratan yang ada PPS mempunyai
beberapa ciri.
B. Ciri-Ciri
Pasar Persaingan Sempurna
1. Jumlah
penjual dan pembeli banyak, satu-satunya komponen yang dikuasainya hanyalah
kuantitas barang, karena sering penjual maupun pembeli tidak bisa mempengaruhi
harga. Penjual hanya sebagai pengambil harga(price taker),misalnya ada satu
penjual barang yang dijual sedikit, maka jumlah sedikit ini tidak akan
menjadikan harga naik sesuai dengan hukum permintaan. Hal ini disebabkan
karena’sedikit’ jumlah barang tersebut masih kalah banyak secara keseluruhan
dengan barang yang ada dipasar. Jadi pengganti (substitusi) jumlah barang yang
pembeli dan/atau penjual adalah sangat banyak. Jumlah penjual dan pembeli
banyak, sehingga tiap penjual dan tiap pembeli hanya menjual dan membeli
sebagian kecil saja dari jumlah barang yang ada di pasar, perubahan barang yang
dijual atau dibeli masing-masing tidak dapat mempengaruhi harga pasar.
2. Barang
homogen, yang dimaksud homogen adalah barang yang sama diproduksi oleh produsen
lain. Sifat barangnya adalah substitusi sempurna dalam arti pergantian
barang ke barang lain yang sejenis tidak menjadikan masalah pembeli.
Standarisasi produk telah jelas dan diketahui secara bersama di pasar. Produk
yang ada di pasar dengan yang ada di perusahaan berbeda. Pembeli dalam menentukan
pilihannya (preference) dalam keadaan indifferen, artinya konsumen sama-sama
menyukai produk dari perusahaan satu maupun perusahaan lainnya, seperti beras,
gula pasir, dan sebagainya. Jadi barang yang diproduksi satu perusahaan
merupakan barang substitusi sempurna.
3. Mobilitas
sumberdaya sempurna, artinya sumberdaya (modal dan tenaga kerja) dengan mudah
dapat berpindah dari usaha produksi yang lebih menguntungkan. Adanya
kebebasan keluar masuk industry (free entry da
free exit) baik bagi pembeli maupun penjual. Jika penjual merasa lebih untung
untuk pindah, tidak menjadi suatu persoalan da bahkan usaha baru tersebut
ditutup Karen atidak menguntungkan. Kebebasa usaha inila menjadi jaminan untuk
melakukan wirausaha apa saja yang dapat memperoleh keuntungan.
4. Pengetahuan
pembeli dan penjual sama (Perfepck knowledge), Perfeck knowledge artinya semua
penjual da pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna atau memperoleh
informasi yang sempurna tentang keadaan pasar termasuk harga pasar yang
terjadi, sehingga; (i) tidak ada penjual yang menjual dengan harga yang lebih
renda daripada harga pasar; (ii) tidak ada pembelli yang membeli dengan harga
yang lebih tinggi dan (iii) tidak ada sumberdaya yang digunakan untuk
memproduksi usaha produksi yang kurang menguntungkan daripada yang lain.
C. Prinsip-Prinsip
Persaingan Sempurna
Prinsip dasar profit maximization
dari segi out put ialah; selama tambahan revenue dari ekspansi perusahaan
(marginal cost) ,perusahaan tetap ekspansi menambah produksi.perusahaan
tidak akan menambah produksi bila marginal cost dari ekspansi lebih besar di
bandingkan dengan marginal revenue dari ekspansi. Profit adalah selisih antara
revenue dan biaya. Misalnya, untuk satu perusahaan yang memproduksi kayu dengan
harga pasar 200 per meter kubik, marginal revenue untuk setiap tambahan satu
kubik adalah 200. Pemilik perusahaan akan menaikkan produksi kayu sepanjang
marginal cost untuk setiap tambahan satu kubik kurang dari 200.bila marginal
cost lebih besar dari 200, perusahaan akan menambah produksi.
Untuk profit maximization dari
segi penggunaan input, selama kenaikan penggunaan input (factor produksi) dalam
proses produksi menambah revenue lebih besar dari cost, kenaikan tersebut akan
menambah profit perusahaan. Bila kenaikan input menambah cost lebih besar besar
dari revenue,kenaikan tersebut akan menurunkan input. Jadi,perusahaan akan
memilih tingkat pengunaan input di mana tambahan revenue akibat tambahan satu
unit input (marginal revenue product / MRP) sama dengan tambahan biaya akibat
tanbahan satu unit input (marginal factor cost /MFC). Karena pada persaingan
sempurna harga di tetapkan pasar, berarti marginal factor cost dari input
sama dengan harga. Misalnya , suatu perusahaan dapat menyewa tenaga kerja
(labor/ L) dengan biaya 10 perjam atau 80 perhari (untuk 8 jam). Perusahaan
akan meningkatkan penggunaan tenaga kerja selama setiap tambahan , L akan
menigkatkan revenue lebih besar dari 80 perhari. Perusahaan tidak akan menambah
jumlah labor (L)bila kenaikan satu Lhanya menambahkan semua input. MRP
harus sama dengan harga untuk memaksimumkan profit. Profit di sini adalah
pure economic profit,yakni return di atas semua cost termasuk implicit cost.
D. Pemaksimuman
Keuntungan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam bagian ini secara serentak
akan ditunjukan contoh angka tentang biaya produksi, hasil penjualan dan
penentuan keuntungan. Dalam contoh ini akan ditunjukan (i) cara menghitung
biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal, (ii) cara menghitung
hasil penjualan total, penjualan rata-rata dan penjualn marginal, dan (iii)
menunjukan caranya sesuatu perusahaan menentukan tingkat produksi yang akan
memaksimumkan keuntungan.
Sebelum hal-hal yang dinyatakan
diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dirumuskan dua cara untuk menentukan
pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan.
1. Syarat
Pemaksimuman Keuntungan
Di dalam jangka pendek,
pemaksimuman untung oleh suatu perusahaan dapat diterangkan dengan dua cara
berikut:
· Membandingkan
hasil penjuala total dengan biaya total
· Menunjukan
keadaan dimana hasil penjualan marginal sama dengan biaya marginal.
Dalam cara pertama
keuntungan ditentukan dengan menghitung dan membandingkan hasil penjualan total
dengan biaya total. Keuntungan adalah perbedaan antara hasil penjualan total
yang diperoleh dengan biaya total yang dikeluarkan.
Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan antara keduanya adalah
maksimum. Maka dengan cara yang pertama ini keunntungan yan maksimum akan
dicapai apabila perbedaan nilai antra hasil penjualan total dengan biaya total
adalah yang paling maksimum.
Cara yang kedua adalah dengan
menggunakan bantuan kurva atau data biaya rata-rata dan biaya marginal.
Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi dimana hasil penjualan
marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC) atau MR=MC. Suatu perusahaan akan
menambah keuntungan apabila menambah produksi pada ketika MR>MC yaitu hasil
penjualan marginal (MR) melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan
ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungan. Dalam keadaan
sebaliknya, yaitu apabila MR < MC, mengurangi produksi dan mpenjualan akan
menambah untung. Maka keuntungan maksimum dicapai dalam keadaan dimana
MR=MC berlaku.
Sebelum hal-hal yang dinyatakan
diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dibuat contoh angka untuk menunjukan
kedua cara untuk menentukan pemaksimum keuntungan oleh suatu perusahaan.
2. Maksimum
Profit dalam Jangka Pendek
Dalam jangka pendek, perusahaan
persaingan sempurna (sama seperti perusahaan lainnya) mempunyai dua macam cost
(biaya), yakni fiksel cost dn variable cost. Dalam jangka pendek, perusahaan
harus memutuskan apakah tetap berproduksi atau tidak. Bila tetap berproduksi,
berapa tingkat output yang tepat ( tingkat harga pasarnya sendiri ditetapkan
pasar). Bila perusahaan telah memeutuskan untuk produksi, mak produksi akan
ditingkatkan sepanjang marginal revenue (harga) melampaui marginal cost. Hal
ini terlihat pada gerafik dibawah. Misalkan, harga equilibrium pasar (atau MR)
= 10 per unit. MR=MC pada titik E pada saat Q = 600. Perusahaan tidakakan
produksi kurang dari 600 unit output. Hal ini disebabkan bila Q kurang dari
600, setiap tambahan Q akan menambah revenue sebesar 10, sementara karena MC
lebih kecil dari 10 untuk tambahan ini, maka biaya produksi lebih kecil dari
tambahan revenue. Sehingga selama Q dibawah 600, tambahan output akan menambah
profit. Peerusahaan juga tidak akan berproduksi lebih dari 600 karena
diatas 600, setiap tambahan output (Q) akan menambah cost lebih dari 10 (karena
MC leih dari 10) seingga tambahan output malah kan mengurangi profit.
Maksimisasi profit terjadi pada saat Q= 600. Dari grafik terlihat bahwa ATC
pada saat Q=600 adalah 8 per unit. Jadi, total cost produksi adalah:
8*600=4800. Total revenue adalah 10* 600=6000. Perkiraan profit maksimum adlah
6000-4800=1200. Bila harga diatas 10, maka kurva demand perusahaan akan naik
sehingga tingkat output yang dapat memaksimumkan profit akan naik, perusahaan
akan menaikan output. Bila harg turun, produksi akan turun. Jadi, harga
bergerak terbalik dibanding output. Profit atau minimum loss. Profit dan loss
tergantung pada posisi harga relative trhadap ATC. Sepanjang harga > cost,
ada shortrun profit. Bila harga > cost, ada loss.
3. Pemaksimuman
Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, semua input
adalah variable. Keadaan ini bisa dianggap stage perencanaan sebelum perusahaan
masuk kedalam industri. Pada stage ini perusahaan akan memutuskan fasilitas
produksi sebesar apa yang harus dibangun (misalnya jumlah optimal dari fixed
cost). Dalam jangka panjang, perusahaan juga tetap berusaha memaksimumkan
profit. Harga ditetapkan pasar dan sama dengan MR. output akan naik selama MR
< MC. Maksimum profit tercapai bila MR = MC.
4. Equilibirium
Maksiminasi Profit
Dari grafik dibawah LMC adalah
long-run average cost dan long-run marginal cost. Kurva demamd (D) menunjukkna
harga pasar equilibirium (Po) dimana D = MR. selama harga lebih besar dari
long-run average cost (LAC), profit perusahaan masih ada. Jadi, output antara
Xo dan X1 menghasilkan profit. Tingkat output ini sering disebut sebagai
break-event point. Profit maksimum tercapai pada titik S dimana MR =LMC,dimana
output adalah Xm. Perusahaan tidak akan berproduksi pada titik M Karen disini
MR lebih besar dari MC, jadi perusaaan bisa tetap dapat untung bila terus
berproduksi. Total revenue adalah harga ⃰ output (area 0 Po S Xm). Total cost
adalah AC ⃰ output (area 0 Co RXm).Total profit adalah total revenue dikurangi
total cost atau area CoPoSR. Secara singkat, perusahaan akan merencanakan untuk
beroperasi pada skala dimana LMC sama dengan harga. Sudah tentu bila harga
pasar berubah, skalanya berubah pul. Jadi, kurva suplay jangka panjang
perusahaan adalah kurva marginal cost jangka panjang.
1. Kebaikan
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna
memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-pasar yang lainnya antara lain
:
a. Persaingan
sempurna memaksimumkan efisiensi
sebelum menerangkan kebaikan dari
pasar persaingan sempurna ditinjau dari sudut efisiensi, terlebih dahulu akan
diterangkan dua konsep efisiensi yaitu:
· Efisiensi
produktif : Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat. Yang
pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang
paling minimum. Untuk menghasilkan suatu tingkat produksi berbagai corak
gabungan faktor-faktor produksi dapat digunakan. Gabungan yang paling efisien
adalah gabungan yang mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat ini harus
dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat yang kedua, industri secara
keseluruhan harus memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah,
yaitu pada waktu kurva AC mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu
industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan mencapai
tingkat efisiensi produksi yang optimal, dan biaya produksi yang paling
minimal.
· Efisiensi
Alokatif: Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau tidak, perlulah
dilihat apakah alokasi sumber-sumber daya keberbagi kegiatan ekonomi/produksi
telah dicapai tingkat yang maksimum atau belum. Alokasi sumber-sumber daya
mencapai efisiensi yang maksimum apabila dipenuhi syarat berikut : harga setiap
barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi barang tersebut. Berarti
untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai
keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara ini produksi berbagai macam
barang dalam perekonomian akan memaksimumkan kesejahteraan masyarakat.
Efisiensi dalam persaingan
sempurna
Di dalam persaingan sempurna,
kedua jenis efisiensi ynag dijelaskan diatas akan selalu wujud. Telah
dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan dalam persaingan sempurna
akan mendapat untung normal, dan untung normal ini akan dicapai apabila biaya
produksi adalah yang paling minimum. Dengan demikian, sesuai dengan arti
efisiensi produktif yang telah dijelaskan dalam jangka panjang efisiensi
produktif selalu dicapai oleh perushaan dalam persaingan sempurna.
Telah juga dijelaskan bahwa dalam
persaingan sempurna harga = hasil penjualan marjinal. Dan didalam memaksimumkan
keuntungan syaratnya adalah hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Dengan
demikian didalam jangka panjang keadaan ini berlaku: harga = hasil penjualan
marjinal = biaya marjinal. Kesamaan ini membuktikan bahwa pasar persaingan
sempurna juga mencapai efisiensi alokatif. Dari kenyataan bahwa efisiensi
produktif dan efisiensi alokatif dicapai didalam pasar persaingan sempurna.
b. Kebebasan
bertindak dan memilih
Persaingan sempurna menghindari
wujudnya konsentrasi kekuasaan di segolonan kecil masyarakat. Pada umumnya
orang berkeyakinan bahwa konsentrasi semacam itu akan membatasi kebebasan
seseorang dalam melakukan kegiatannya dan memilih pekerjaan yang disukainya.
Juga kebebasaannya untuk memilih barang yang dikonsumsikannya menjadi lebih
terbatas.
Didalam pasar yang bebas tidak
seorang pun mempunyai kekuasaan dalam menentukan harga, jumlah produksi dan
jenis barang yang diproduksikan. Begitu pula dalam menentukan bagaimana
faktor-faktor produksi digunakan dalam masyarakat, efisiensilah yang menjadi
factor yang menentukan pengalokasinya. Tidak seorang pun mempunyai kekuasan
untuk menentukan corak pengalokasiannya. Selanjutnya dengan adanya kebebasaan
untuk memproduksikan berbagai jenis barang maka masyarakat dapat mempunyai
pilihan yang lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhannya. Dan masyarakat mempunyai kebebasan yang penuh
keatas corak pilihan yang akan dibuatnya dalam menggunakan factor-faktor
produksi yang mereka miliki.
2. Keburukan
Pasar Persaingan Sempurna
Disamping memiliki
kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki keburukan-keburukan
antara lain :
1. Persaingan
sempurna tidak mendorong inovasi.
Dalam pasar persaingan sempurna
teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya
suatu perusahaan tidak dapat meemperoleh keuntungan yang kekal dari
mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi yang baru tersebut. Oleh sebab
itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah berupa keuntungan normal,
Karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan dapat menaikkan efisiensi dan
menurunkan biaya, perusahaan-perusahaan lain dalam waktu singkat juga dapat
berbuat demikian. Ketidakkekalan keuntungan dari mengembangkan teknologi ini
menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak terdorong untuk melakukan perkembangan
teknologi dan inovasi.
Disamping oleh alasan yang
disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi juga berpendapat kemajuan teknologi
adalah terbatas dipasar persaingan sempurna karena perusahaan-perusahan yang
kecil ukurannya tidak akan mampu untuk membuat penyelidikan untuk mengembangkan
teknologi yang lebih baik. Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal
biayanya dan tidak dapat dipikul oleh perusahaan yang kecil ukurannya.
2. Persaingan
sempurna adakalanya menimbulkan biaya social
Di dalam menilai efisiensi
perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan itu menggunakan
sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandangnan perusahaan, penggunaannya
mungkimn sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari sudut kepentingan
masyarakat, adakalanya merugikan.
3. Membatasi
pilihan konsumen
Karena barang yang dihasilkan
perusahaan-perusahan adalah 100 persen sama, konsumen mempunyai pilihan yang
terbatas untuk menentukan barang yang akan dikonsumsinya.
4. Biaya
dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
Didalam mengatakan biaya produksi
dalam pasar persaingan sempurna adalah paling minimum,tersirat (yang tidak
dinyatakan)pemisalan bahwa biaya produksi tidak berbeda. Pemisalan ini tidak
selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam bentuk pasar lainnya mungkin dapat
mengurangi biaya produksi sebagai akibat menikmati skala ekonomi,perkembangan
teknologi dan inovasi
5. Distribusi
pendapatan tidak selalu rata
Suatu corak distribusi pendapatan
tertentu menimbulkan suatu pola permintaan tertentu dalam masyarakat. Pola
permintaan tersebut akan menentukan bentuk pengalokasian sumber-sumber daya.
Ini berarti distribusi pendapatan menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan
sumber-sumber daya yang efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka
penggunaan sumber-sumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih
banyak digunakan untuk kepentingan golongan kaya.
BAB 5
PASAR MONOPOLI
A. Pengertian Pasar Monopoli
Pasar
monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu
bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu
harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai
"monopolis". Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis
dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang
akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga
barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga
memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga
terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau
membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi
mencarinya di pasar gelap (black market).
Konsep Pasar Monopoli, pasar monopoli timbul akibat
adanya praktek monopoli, yaitu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu pelaku
usaha/penjual yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas
barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan
dapat merugikan kepentingan umum.
Berarti yang dimaksud dengan pasar monopoli adalah
suatu bentuk hubungan antara permintaan dan penawaran yang dikuasai oleh satu
pelaku ekonomi terhadap permintaan seluruh konsumen. Di dalam pasal 1 angka 1
UU Antimonopoli, monopoli didefinisikan suatu penguasaan atas produksi dan/atau
pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha
atau satu kelompok usaha.
Walaupun di pasar monopoli penjual tidak memiliki
saingan, belum tentu ia dapat memperoleh keuntungan yang besar, hal ini mungkin
saja terjadi bila biaya produksi berada di atas harga pasar.
Sehingga kurva permintaan yang ada di monopoli sama
dengan kurva permintaan pasar. Di mana pada kurva permintaan pasar, kurva
penerimaan rata-rata (AR) dan kurva penerimaan marginal (MR) dapat ditentukan.
Bagi perusahaan monopolis, kurva penerimaan marginal (MR) lebih rendah dari
harga, karena penjual harus menurunkan harga dengan tujuan barangnya dapat
terjual.
B. Ciri Pasar Monopoli
Pasar
monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran yang
ditandai oleh adanya satu penjual/produsen dipasar berhadapan dengan permintaan
seluruh pembeli atau konsumen.
Ciri-ciri dari pasar monopoli:
1. produsen
memiliki kekuatan menetukan harga
2. Hanya
terdiri dari satu penjual yang mendominasi pasar, sehingga barang atau jasa
yang dicari hanya dapat ditemukan di pasar monopoli. Contoh jenis pasar ini
juga terdapat di Indonesia, namun hanya diijinkan untuk BUMN saja. Yaitu
penyedia layanan listrik yang hanya dikelola oleh PLN , air dikelola oleh PDAM,
serta gas dan minyak yang dikelola oleh Pertamina. Hal ini sesuai dengan pasal
33 ayat 1 dan 2 UUD 1945 mengenai cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.
3. Jenis
barang yang diperdagangkan di pasar monopoli tidak memilki pengganti yang mirip
dan barang tersebut hanya satu-satunya sehingga pembeli tidak memilki banyak
pilihan dalam membeli suatu barang atau produk.
4. Terdapat
hambatan bagi perusahaan baru yang ingin masuk ke dalam pasar monopoli.
Hambatan ini yang menjadi faktor kuat terbentuknya pasar monopoli karena
sulitnya perusahaan lain menjadi pesaing. Hambatan dapat berupa intervensi dari
pemerintah melalui undang-undang, modal yang cukup besar sehingga perusahaan
dengan kondisi finansial yang kurang memadai tidak sanggup mendanai jual-beli
atau bisa juga membutuhkan jenis teknologi yang sangat tinggi sehingga barang
sulit ditiru oleh perusahaan lain.
5. Pengetahuan
pembeli atau konsumen terhadap kondisi pasar terbatas. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang bermain di pasar monopoli menutup diri terhadap sumber daya
produknya, kualitas, dan lain-lain sehingga konsumen hanya menerima produk yang
sudah tersedia di pasar tanpa bisa bertanya-tanya lebih lanjut mengenai produk
tersebut.
6. Harga
yang berlaku ditentukan oleh perusahaan dominan. Karena tidak memilki pesaing
dan hanya menjadi satu-satunya pilihan bagi konsumen untuk membeli produk
tersebut, maka perusahaan yang mendominasi pasar monopoli bebas menentukan
harganya sendiri dan seringkali harga yang di tetapkan tersebut tinggi.
C. Faktor
Timbulnya Pasar Monopoli
Terdapat
tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga
faktor tersebut adalah:
1. Perusahaan
Monopoli Memiliki Suatu Sumber Daya yang Unik dan Tidak Dimiliki oleh
Perusahaan Lain.
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatau
sumber daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan
lain. Perusahaan air minum di suatu kota adalah salah satu contoh lain dari
kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya yang unik.
2. Perusahaan
Monopoli pada Umumnya Dapat Menikmati Skala Ekonomi (Economies of Scale) hingga
ke Tingkat Produksi yang Sangat Tinggi.
Di dalam
abad ini perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai
kegiatan ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga
produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat
besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar.
Keadaan
seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi yang
maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya.
Pada waktu
perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai keadaan di mana
biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah
permintaan yang wujud dalam pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala
ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya
apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi,
harga adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak
akan sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang.
Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli.
Suatu
industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas
adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau
natural
monopoly . Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum
(utilities) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan
telepon, dan prusahaan amgkutan kereta api.
3. Monopoli Wujud
dan Berkembang Melalui Undang-undang yaitu Pemerintah Memberi Hak Monopoli
Kepada Perusahaan Tersebut
ditetapkannya
Undang-undang (Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan pemerintah,
makapemerintah dapat memberikan hak pada sutau perusahaan Di dalam
undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-parusahaan terdapat
beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopoli. Peraturan-peraturan
yang seperti itu adalah :
1. Peraturan paten
dan hak cipta
Perkembangan
ekonomi yang pesat terutama menimbulkan oleh perkembangan teknologi. Untuk
mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun dan biaya
yang sangat besar. Oleh sebab itu kegiatan dan pengeluaran untuk mengembangkan
teknologi tidak akan dilakukan perusahaan apabila hasil jerih payah mereka
dengan mudah dicontoh atau dijiplak oleh perusahaan lain.
Agar usaha
mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan
memberi keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah melarang dan
menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Hak cipta atau copy rights merupakan
bentuk lain dari hak paten yaitu merupakan suatu jaminan hukum untuk
menghindari penjiplakan.
2. Hak usaha
eksklusif
Apabila
skala ekonomi hanya diperoleh setelah perusahaan itu mencapai tingkat produksi
sangat tinggi, kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan apabila perusahaan
diberi kesempatan untuk menikmati skala ekonomi itu, dan pada waktu yang sama
diharuskan menjual produksinya dengan harga rendah.
Untuk
menciptakan keadaan seperti ini secara serentak pemerintah harus menjalankan
dua langkah :
1. Memberikan hak
monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu keadaan tertentu.
2. Menentukan harga
atau tarif yang rendah ke atas barang atau jasa yang diproduksikan. Contoh
perusahaan ini adalah perusahaan air minum, pembangkit listrik dan angkutan
kereta api.
Tanpa
adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul
halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya
setiapa perusahaan akan menetapakan harga / tarif yang tinggi ke atas barang /
jasa yang dihasilkannya. Untuk menghindari agar perusahaanh tidak mengambil
tindakan yang seperti itu pemerintah, di samping memberikan hak monopoli akan
menetapkan harga / tarif penjualan dari barang / jasa yang disediakan
perusahaan tersebut.
D. Kebijakan Pemerintah Anti monopoli
Kebijakan
pemerintah yang diberlakukan untuk mengatasi anti monopoli, diantaranya:
1. Membatasi ruang
gerak monopolis dengan adanya campur tangan pemerintah dan penentuan harga maupun produksi.
2. Melakukan
regulasi ekonomi terhadap monopoli bila kemunculannya tidak dapat dihindari
lagi.
3. Kebijakan
anti-trust yang berupaya mencegah monopolisasi atau penyalahgunaan
antikompetitif, dengan mendirikan perusahaan tandingan yang mampu menyaingi
monopolis.
4. Pengenaan pajak
5. Selain itu
masalah larangan monopoli yang diatur dalam pasal 7 UU No. 5/1984 tentang
perindustrian, dalam pasal tersebut pada intinya memberikan instruksi kepada
pemerintah untuk:
1. mewujudkan
perkembangan industri yang lebih baik, secara sehat dan berhasil guna
2. mengembangkan
persaingan yang baik dan sehat serta mencegah persaingan yang tidak jujur.
3. mencegah
pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perorangan dalam
bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
Di dalam UU
Antimonopoli ada ketentuan yang menggunakan kata-kata “dilarang” tetapi tidak
otomatis dijatuhi hukuman, karena ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan
pelaku usaha yang bersifat rule of reason . Artinya, perlu penelitian lebih
jauh apakah tindakan pelaku usaha tertentu dapat mengakibatkan praktik monopoli
dan/atau persaingan usaha tidak sehat pada pasar yang bersangkutan. Contoh:
perusahaan A dan B melakukan merjer, dengan tujuan meningkatkan kemampuan
perusahaan berupa kemampuan keuangan, meningkatkan pangsa pasar maupun
meningkatkan sinergi dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen. Perusahaan
hasil merjer ini tidak dapat dilarang, jika perusahaan hasil merjer tidak
mengakibatkan praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat pada pasar
yang bersangkutan.
E. Kelemahan dan Kelebihan
Pasar monopoli
Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan pasar monopoli .
Ø Kelemahan-kelemahan
yang dapat ditimbulkan oleh pasar monopoli
1. Perusahaan
yang menguasai pasar monopoli akan memperoleh keuntungan besar karena dapat
memasang harga tinggi tanpa takut kehilangan pembeli. Hal ini dikarenakan
perusahaan tersebut merupakan pemain satu-satunya sehingga menimbulkan
ketidak-adilan bagi perusahaan lain yang tidak bisa bersaing di dalamnya. Hal
ini juga dapat merugikan bagi konsumen karena konsumen tidak mempunyai banyak
pilihan produk dengan harga variatif karena hanya satu perusahaan yang
menyediakan produk tersebut.
Sebagai
contoh, listrik di Indonesia dikelola oleh PLN. Masyarakat tidak mengetahui
apakah Tarif dasar Listrik (TDL) sesungguhnya sesuai dengan harga pasar atau
lebih tinggi dari harga pasar karena tidak ada perusahaan pesaing yang
menyediakan produk yang sama.
2. Jumlah penawaran
suatu produk ditentukan sepenuhnya oleh perusahaan yang bermain di pasar
monopoli, sehingga sewaktu-waktu penawaran atas produk tersebut seimbang dengan
permintaan pasar, dan bisa saja sewaktu-waktu penawaran juga dapat berkurang di
bawah permintaan konsumen sehingga menimbulkan kelangkaan. Contoh seperti ini
sering terjadi pada pertamina saat pasokan bahan bakar minyak bersubsidi
terganggu, maka terjadi kelangkaan dan pembeli tidak dapat mencari produk yang
sama di perusahaan lain. Kelangkaan akibat tingginya permintaan ini akhirnya
menyebabkan harga produk yang tersisa di pasaran menjadi meningkat diatas harga
pasar saat kondisi normal.
3. Perusahaan
monopolis dapat mengeksploitasi sumber daya produksi secara besar-besaran
karena mereka sendiri yang memiliki hak untuk menggunakan sumber daya tersebut
untuk menghasilkan produk yang dijual. Sebagai contoh Freeport merupakan
perusahaan pertambangan emas miliki Amerika Serikat dan terbesar di Indonesia.
Seluruh tambang emas yang ada di Papua di eksploitasi secara besar-besaran oleh
Freeport tanpa ada gangguan dari perusahaan lain karena sudah mempunyai izin
resmi pertambangan dari pemerintah Indonesia.
4. Menghambat
pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena ketiadaan kompetisi antar
perusahaan menyebabkan pemilik perusahaan yang bermain di pasar monopoli tidak
perlu bersusah payah menurunkan biaya produksi, mengembangkan inovasi atas
produknya atau meningkatkan kualitas layanan sehingga pertumbuhan ekonomi tidak
berjalan secara maksimal.
Ø Kelebihan pasar monopoli
1. Terjadi
kestabilan ekonomi. Pada kondisi tertentu, pemilik perusahaan monopolis dapat
menstabilkan ekonomi dengan memonitoring pasar. Seperti yang dilakukan
perusahaan De Beer sebagai pelaku utama pasar berlian. Perusahaan ini memonitor
pasar berlian dengan cara mencegah penurunan nilai asset konsumen dan membantu
kestabilan pembangunan usaha konsumennya.
2. Jika pasar
monopoli dikuasai oleh perusahaan negara, maka pemerintah dapat lebih mudah
melakukan kontrol terhadap kepentingan masyarakat.
F. Ketiadaan Kurva Penawaran
Dalam Monopoli
Didalam perusahaan monopoli atau perusahaan besar lainnya
yang kurva permintaan keatas hasil produksinya, bersifat menurun dari atas ke
kanan bawah, kurva penwarannya tidak dapat ditunjukkan karena tidak terdapat
sifat hubungan yang tepat diantara harga dan jumlah yang ditawarkan/produksi
oleh perusahaan tersebut
BAB 6
PASAR OLIGOPOLI
1.
PENGERTIAN PASAR
OLIGOPOLI
Istilah Oligopoli berarti beberapa penjual.Beberapa
penjual di dalam konteks ini maksudnya dimana penawaran satu jenis barang
dikuasai oleh beberapa perusahaan. Beberapa dapat berarti paling sedikit 2 ssan
paling banyak 10 sampai 15 perusahaan, pasar Oligopoli merupakan suatu struktur
pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang
yang bersaing. Jika pasar oligopoly hanya terdiri dari dua perusahaan saja maka
disebut duopoly.
Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang
terdapat beberapa penjual dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak
sebagai pemilik pasar terbesar (price leader).Di Indonesia pasar Oligopoli
dapat dengan mudah kita jumpai, misalkan pada pasar semen, pasar pelayanan
operator seluler, pasar otomotif, serta pasar yang bergerak dalam industry
berat. Adapun ciri-ciri dari pasar oligopoly yaitu :
a. Terdapat beberapa penjual
b. Barang yang dijual homogeny atau beda corak
c. Sulit dimasuki perusahaan baru
d. Membutuhkan peran iklan
e. Terdapat satu market leader (pemimpin pasar)
f. Harga jual tidak mudah berubah
Pasar Oligopoli terdapat 2 Jenis yaitu :
a. Oligopoli Murni : menjual barang yang homogeny. Biasanya banyak dijumpai dalam industry
yang menghasilkan barang mentah. Contohnya : pasar semen, produsen bensin.
b. Oligopoli Diferensial :menjual barang berbeda corak. Barang seperti itu
umumnya adalah barang akhir. Contohnya : pasar mobil, pasar sepeda motor.
2.
KEBAIKAN PASAR
OLIGOPOLI
a. Memberi kebebasan memilih bagi pembeli
b. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
c. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya
persaingan penjual
d. Adanya penerapan teknologi baru
3.
KEBURUKAN PASAR
OLIGOPOLI
a. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
b. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong
timbulnya inflasi
c. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada
kerjasama antar oligopoly karena semangat bersaing kurang
d. Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik
factor produksi
e. Sulit ditembus/ dimasuki perusahaan baru
f. Bisa berkembang kea rah monopoli
4.
PENYEBAB –PENYEBAB
PEMUSATAN OLIGOPOLI
a. Skala ekonomi yang ada dalam produksi barang-barang
tertentu
b. Siklus-siklus bisnis yang menyingkirkan
pesaing-pesaing lemah
c. Keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
d. Hambatan-hambatan lainnya perkembangan teknologi dan
periklanan
5.
KARAKTERISTIK
PASAR OLIGOPOLI
a. Hanya sedikit Perusahaan dalam Industri (Few Number of
Firms)
Secara teoritas sulit untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam
pasar agar dapat dikatakan oligopoly.Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah
perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh.Dalam kasus tersebut hanya terdapat
dua perusahaan (Duopoli).Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industry dapat
diukur dengan menghitung rasio konsentrasi. Rasio konsentrasi menghitung berapa
persen output dalam pasar oligopoly dikuasi oleh perusahaan-perusahaan yang
dominan (4 – 8 perusahaan). Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (CR4) 60%
berarti 60% output dalam industry dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4
yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing
sempurna.Pasar suatu industry dinyatakan berstruktur oligopolistic apabila CR4
melebihi 40%.Dapat juga diukur delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya.
Jika CR8 80%, berarti 80% penjualan output dalam industry dikuasai oleh delapan
perusahaan terbesar.
b. Produksi Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or
Diferensiasi Product)
Jika dalam persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output
strategy) untuk meningkatkan laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan
yang mampu mengendalikan harga dan output. Maka dalam pasar oligopoly bentuk
persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non
harga (non pricing strategy). Contoh pasar oligopoly yang menghasilkan produk
diferensiasi adalah industry mobil, rokok, film kamera, sedangkan yang
menghasilkan produksi homogeny adalah industry baja,pipa, paralon, seng, dan
kertas. Pergolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang
oligopolistic semakin besar tingkat diferensinya perusahaan semakin tidak
tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya.Berarti oligopoly dengan
produk diferensiasi dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari
perusahaan-perusahaan lawan.
c. Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi (Interdependence
Decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan
mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (exixting firms) maupun
yang masih di luar industry (potensial firms). Karenanya guna menahan
perusahaan potensial untuk masuk industry. Perusahaan yang usdah ada menempuh
strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting price) yang membuat
perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
d. Komperisi Non Harga ( Non Pricing Competition)
Dalam upaya mencapai kondisi opyimal perusahaan tidak hanya bersaing dalam
harga, namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara
lain dapat berupa sebagai berikut :
· Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan
informasi
· Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan
merek
· Mempengaruhi prilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan
dengan tingkat efesien yang sangat tinggi.Informasi- informasi ini sangat
penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap
keputusan yang diambil.
6.
Contoh yang
berhubunngan Dengan Pasar Oligopoli
Industry transportasi udara dan TELKOM mewarisi
struktur pasar monopoli- oligopoly.Kedua industry ini sangat padar moral,
sehingga di masa lalu Negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu
melalui pembentukan BUMN.Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar
tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat.Industry
trasnportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli
menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya
efesiensi.Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya
transportasi udara semakin murah.
Tetapi industry telekomunikasi belum berhasil
melakukan transformasi seperti itu.Telkom di dalam pasar telekomunikasi masih
sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya
terwujud dengan baik.Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi
efesiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tariff telpon
sampai setara dengan Negara- Negara lainnya.Sebagai contoh, ketika kita berada
di Negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka
carilah kartu telpon internasional.Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai
kuping panas dengan tariff sangat murah, hanya beberapa dollar saja.Ini terjadi
Karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing
dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami
tekanan dari public, konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar
yang lebih bersaing secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat
oligopolies dengan tariff yang sangat mahal.Lambat lauan produk-produk
teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan
yang leboih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia, dan sejenisnya mulai
memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang
dikurangi.
Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan
yang kuat dari produk-produk GPRS, yang menbeerikan tariff cukup murah untuk
pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin
terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih
banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan
lebih murah. Contoh lainnya adalah masuknya petronas dan shell membuat praktek
monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamini kini memiliki pesaing,
untuk mempertahankan pasarnya pertamina harus dapat meningkatkan daya saing
dengan melakukan daya saing dengan melakukan inovasi, efesiensi, dan
efektivitas dalam kegiatan usahanya.
BAB 7
KEGAGALAN PASAR DAN SOLUSINYA
A. Ekonomi
Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi)
adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan
perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input,
barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana
berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan
atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada
gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal,
bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam
skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang
membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan
ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang
berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan
tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut. Tinjauan umum Salah satu tujuan
ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk
harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di
antara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar,
yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta
menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar
persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro,
meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan
pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta
berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah
pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar. Asumsi dan definisi
Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan
bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat
banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun di antara mereka
memiliki kapasitas untuk memengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan.
Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena
beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk
memengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk
memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun,
teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak
berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial
lainnya. Bahkan, banyak analisa telah dilakukan untuk membahas beragam kasus
yang disebut "kegagalan pasar", yang mengarah pada alokasi sumber
daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang tertentu (contoh
sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua orang untuk digunakan
tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk membiayainya). Dalam kasus
ini, ekonom akan berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari
kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh
regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma konsisten
dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat "pasar yang hilang"
untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi
sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga
bahwa "kesejahteraan optimal" biasanya memakai norma Pareto, dimana
dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak konsisten dnegan
norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari tindakan
kolektif, disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi
positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan
para ekonom dan teorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan
biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran
dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi,
memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang
akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen. Model operasi
Diasumsikan bahwa semua perusahaan mengikuti pembuatan
keputusan rasional, dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi
keuntungan. Dalam asumsi ini, ada empat kategori dimana keuntungan perusahaan
akan dipertimbangkan:
Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan
ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada
keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan
kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan
normal ketika keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika
average total cost setara dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
Jika harga adalah di antara average total cost dan
average variable cost pada keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan
tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Perusahaan ini harusnya masih
meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika berhenti
produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya
variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya akan
mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
Jika harga dibawah average variable cost pada
maksimalisasi keuntungan, perusahaan harus melakukan penghentian. Kerugian
diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan
menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap
dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan
hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui
tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan risiko
kerugian menyeluruh.
B. Kegagalan
pasar
Dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan
pasar" tidak berarti bahwa sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan,
sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam
mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya
memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika
disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di
sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah
kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani
"kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat
dari landasan moral atau sosial.
Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan
dari kekuasaan pasar dimana "sebuah" pembeli atau penjual bisa
memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran. Penyalahgunaan kekuasaan
pasar bisa dikurangi dengan menggunakan undang-undang anti-trust.
Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana
"pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi di dalam
orang luar/asing." Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.
Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan
keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif
terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air.
Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak,
atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan
atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang
seharusnya.
Barang publik seperti pertahanan nasional dan kegiatan
dalam kesehatan publik seperti pembasmian sarang nyamuk. Contohnya, jika
membasmi sarang nyamuk diserahkan pada pasar pribadi, maka jauh lebih sedikit
sarang yang mungkin akan dibasmi. Untuk menyediakan penawaran yang baik dari
barang publik, negara biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan semua
penduduk untuk membayar pada barang publik tersebut (berkaitan dengan
pengetahuan kurang dari eksternalitas positif pada pihak ketiga/kesejahteraan
sosial).
Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak
pastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika salah
satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari
pihak yang lain. Biasanya para penjual yang lebih tahu tentang produk tersebut
daripada sang pembeli, tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini.
Contohnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui bagaimana mobil
tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak
tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih baik dari
penjual merupakan penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan kesaksian
penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli rumah ini mungkin
memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga
yang ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan pertamakali oleh Kenneth J. Arrow di
artikel seminar tentang kesehatan tahun 1963 berjudul "ketidakpastian dan
Kesejahteraan Ekonomi dari Kepedulian Kesehatan, " di dalam American
Economic Review. George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi
asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari
bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditas cenderung
menurun, bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna kebaikannya, karena para
pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah produk yang mereka beli
akan menjadi sebuah "lemon" (produk yang menyesatkan).
1. Definisi
dan Fungsi Pasar
Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan
untuk puas dengan uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya.
Atau merupakan area tempat jual-beli barang dengan jumlah penjual lebih dari
satu. Atau kami dapat mendefinisikan dengan tempat bertemunya penjual dan pembeli
untuk melakukan kegiatan ekonomi yang berwujud jual-beli.
Secara umum, pasar mempunyai tiga fungsi utama yaitu
sebagai sarana distribusi, pembentukan harga, dan sebagai tempat promosi.
a. Pasar
sebagai Sarana Distribusi
Pasar sebagaimana yang telah kita ketahui merupakan
lokasi distribusi yang berfungsi memperlancar proses penyaluran barang atau
jasa dari produsen ke konsumen. Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya
kepada konsumen. Pasar dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang
dan jasa dari produsen ke konsumen berjalan lancar. Sebaliknya, pasar dikatakan
tidak berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali macet.
b. Pasar sebagai Pembentuk
Harga
Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli. Di pasar tersebut penjual menawarkan barang-barang atau jasa kepada
pembeli. Pembeli yang membutuhkan barang atau jasa akan berusaha menawar harga
dari barang atau jasa tersebut, sehingga terjadilah tawar-menawar antara kedua
belah pihak. Setelah terjadi kesepakatan, terbentuklah harga. Dengan demikian,
pasar dalam hal ini dapat berfungsi sebagai pembentuk harga. Harga yang telah
menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah diperhitungkan oleh penjual dan
pembeli. Penjual tentu telah memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan
pembeli telah memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan
keuangannya.
c. Pasar
sebagai Sarana Promosi
Pasar sebagai sarana promosi artinya pasar menjadi
tempat memperkenalkan dan menginformasikan suatu barang/jasa tentang manfaat,
keunggulan, dan kekhasannya pada konsumen. Promosi dilakukan untuk menarik
minat pembeli terhadap barang atau jasa yang diperkenalkan. Promosi dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain, memasang spanduk, menyebarkan
brosur, pameran, lewat sarana radio maupun TV. Banyaknya cara promosi yang
dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih selektif dalam memilih barang
yang akan dibeli. Biasanya produsen yang menawarkan barang dengan harga murah
dan kualitasnya bagus akan menjadi pilihan konsumen.[2]
2. Mekanisme
Pasar
Pada prinsipnya mekanisme pasar diartikan bahwa harga
bergerak bebas sesuai hukum permintaan dan penawaran (supply and demand). Jika
suplai lebih besar dari demand, maka harga akan cenderung rendah. Begitupun
jika demand lebih tinggi sementara suplai terbatas, maka harga akan cenderung
mengalami peningkatan.
Di atas kertas, hukum pasar tersebut begitu valid.
Akan tetapi, dalam implementasi sehari-hari kita yang masih dalam taraf
pembelajaran di perguruan tinggi tidak pernah tahu secara pasti apakah harga
yang terbentuk di pasar memang berjalan sesuai dengan mekanisme pasar yang
wajar, tidak ada unsur intervensi, tidak ada unsur permainan oleh sekelompok
kekuatan tertentu yang membentuk kartel dan sebagainya.
Memahami mekanisme pasar pada aktifitas jual beli
saham di pasar modal tentunya bukanlah hal yang sederhana. Dibutuhkan kejelian
dan kepekaan tinggi untuk melihat mana kegiatan ekonomi yang memang bergerak
berdasarkan mekanisme pasar dan yang bergerak di luar mekanisme pasar. Disebut
bergerak di luar mekanisme pasar karena fakta menunjukkan memang ada
saham-saham tertentu yang pergerakannya dikendalikan oleh satu kekuatan
tertentu meskipun hal itu sulit dibuktikan. Kejelian dan kepekaan tadi
dibutuhkan untuk mendeteksi ada tidaknya aktifitas kekuatan tertentu yang ikut
dalam pergerakan saham tersebut. Kekuatan ini sengaja aktif memainkan saham
dengan tujuan untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.
Kekuatan ini dapat terdiri dari satu pihak, tapi bisa
juga terdiri dari beberapa pihak yang sepakat bekerjasama memainkan pasar untuk
mendapatkan keuntungan. Bagi investor ritel terutama pendatang baru bekerjanya
kekuatan ini harus diwaspadai agar terhindar dari arus permainan mereka. Karena
itu jangan mudah terlena dengan saham-saham tertentu yang tiba-tiba aktif
ditransaksikan. Jangan mudah terkesima dengan kenaikan harga yang
meledak-ledak. Fakta di pasar memang seringkali menunjukkan ada beberapa saham
yang mencatat kenaikan harga sangat pesat tanpa didukung oleh informasi yang
memadai.
Kenaikan harga dapat mencapai di atas 50 persen bahkan
sampai melebihi 100 persen hanya dalam waktu beberapa hari, kurang dari satu
bulan. Kenaikan harga 50-100 persen dalam tempo kurang dari satu bulan, tentu
merupakan keuntungan yang menawan dan menggiurkan. Saham seperti inilah yang
harus diwaspadai oleh investor. Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku pengawas
pasar tidak mungkin mengambil tindakan karena kenaikan harga saham tadi
berlangsung dalam koridor pasar. Artinya, tidak ada aturan pasar yang
dilanggar. Karena itu investor harus ekstra hati-hati melihat kenaikan harga
saham yang tidak didukung oleh fakta material.
Beberapa keterangan di atas adalah mekanisme pasar
menurut ekonom umum(tak bersangkutan dengan Islam/ konvensional). Sedangkan di
bawah ini akan kami paparkan beberapa hal yang berhubungan dengan mekanisme
pasar menurut ekonom Islam klasik dan bila dipahami secara mendalam akan
ditemukan juaga hal yang berhubungan kegagalan pasar. Walaupun nanti untuk
masalah kegagalan pasar akan dibahas pada bagian tersendiri.
a. Mekanisme
Pasar menurut Abu Yusuf
Abu Yusuf adalah seorang mufti pada kekhalifahan Harun
Al-Rasyid. Ia menulis buku pertama tentang sistem perpajakan dalam Islam yang
berjudul Kitab Al-Kharaj. Buku ini ditulis berdasarkan permintaan khalifah
untuk digunakan sebagai panduan manual perpajakan.
Berbeda dengan pemahaman saat itu yang beranggapan
bila tersedia sedikit barang maka harga akan mahal dan sebaliknya, pendapat Abu
Yusuf yang dikutip oleh Slamet Wiharto bahwasanya tidak ada batasan tertentu
tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan. Murah bukan karena melimpahnya
makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan kelangkaan makanan. Murah dan
mahal adalah ketentuan Allah. Kadang-kadang makanan berlimpah, tetapi tetap
mahal dan kadang-kadang makanan sangat sedikit tetapi murah.
Bahwa peryataan Abu Yusuf diatas sepertinya menyangkal
pendapat umum tentang hubungan terbalik antara penawaran dan harga. Pada
kenyataannya, harga tidak bergantung pada penawaran saja, tetapi juga
bergantung pada kekuatan permintaan. Karena itu, peningkatan atau penurunan
harga tidak selalu berhubungan dengan penurunan atau peningkatan dalam
produksi, Abu Yusuf menegaskan bahwa ada variabel lain yang mempengaruhi,
tetapi dia tidak menjelaskan lebih rinci. Bisa jadi variabel itu adalah
pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar disuatu negara, atau
penimbunan dan penahanan barang, atau semua hal tersebut. Patut dicatat bahwa
Abu Yusuf menuliskan teorinya sebelum Adam Smith menulis The Wealth of Nations.
Karena Abu Yusuf tidak membahas lebih rinci apa yang
disebutkannya sebagai variabel lain, ia tidak menghubungkan fenomena yang
diobservasinya terhadap perubahan dalam penawaran uang. Namun, pernyataannya
tidak menyangkal pengaruh dari permintaan dan penawaran dalam penentuan harga.
b. Mekanisme
Pasar menurut Imam Al-Ghazali
Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali banyak membahas
topik-topik ekonomi, termasuk pasar. Dalam karyanya tersebut ia membicarakan
barter dan permasalahannya, pentingnya aktivitas perdagangan dan evolusi
terjadinya pasar, termasuk bekerjanya kekuatan permintaaan dan penawaran dalam
mempengaruhi harga.
Al-Ghazali menyadari kesulitan yang timbul
akibat sistem barter yang dalam istilah ekonomi modern disebut double
coincidence, dan karena itu diperlukan suatu pasar. Selain itu Al-Ghazali juga
telah memahami suatu konsep, yang sekarang kita sebut elastisitas permintaan.
Hal ini tampak jelas dari perkataaannya bahwa mengurangi margin keuntungan
dengan menjual harga yang lebih murah akan meningkatkan volume penjualan, dan
ini pada gilirannya akan meningkatkan keuntungan.
c. Pemikiran
Ibnu Taimiyyah
Pemikiran Ibn Taimiyah mengenai mekanisme pasar banyak
dicurahkan melalui bukunya, yaitu Al-Hisbah fīl Al-Islam dan Majmu’ Fatawa,
pandangan Ibn Taimiyah dalam kitab tersebut dikutip oleh Drs. Muhamad, M. Ag.,
bahwasanya pada masalah pergerakan harga yang terjadi pada waktu itu beliau meletakakan
dalam kerangka mekanisme pasar. Secara umum, beliau telah menunjukan the beauty
of market (keindahan mekanisme pasar sebagai mekanisme ekonomi). Beberapa
faktor yang mempengaruhi permintaaan dan kemudian tingkat harga adalah sebagai
berikut :
1) Keinginan
orang terhadap barang-barang sering kali berbeda-beda.
2) Jumlah
orang yang meminta.
3) Kuat
atau lemahnya kebutuhan terhadap barang-barang itu.
4) Kualitas
pembeli baranng tersebut.
5) Jenis
uang pembayaran yang digunakan dalam transaksi jual beli.
Ibn Taimiyah secara umum sangat menghargai arti
penting harga yang terjadi karena mekanisme pasar yang bebas. Ia menolak segala
campur tangan untuk menekan atau menetapkan harga sehingga mengganggu mekanisme
yang bebas. Dan persepsinya yang begitu jelas sehingga beliau mengemukakan
bahwa dalam pasar harus terdapat kejujuran, transparan dan kebebasan (yang
tetunya tidak bersinggungan engan ekonomi Islam yang ada.[9]
3. Kekuatan
dan Keseimbangan Pasar
Berikut akan dipaparkan yang mempengaruhi kekuatan
pasar sebagaimana dikonsepkan para pemikir Islam Klasik:
a. Permintaaan
Permintaan
merupakan salah satu elemen yang menggerakan pasar. Istilah yang digunakan oleh
Ibn Taimiyah untuk menunjukan permintaan ini adalah keinginan. Pada dasarnya
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaaan sebagai berikut:
1) Harga
barang yang bersangkutan
Pada umumnya hubungan anatara tingkat harga dan jumlah
permintaan adalah negatif, yakni semakin tinggi tingkat harga, maka semakin
rendah jumlah permintaan, demikian pula sebaliknya.
a) Efek
Substitusi
Efek
subtitusi berarti bahwa jika harga suatu barang naik, maka hal ini akan
mendorong konsumen untuk mencari barang lain yang bias menggantikan fungsi dari
barang yang harganya naik tersebut (barang subtitusi).
b) Efek
Pendapatan
Efek
pendapatan berarti bahwa, jika harga suatu barang naik maka berarti pula secara
riil pendapatan konsumen turun sebab dengan pendapatan yang sama ia hanya dapat
membeli barang sedikit.
2) Pendapatan
Konsumen
Semakin tinggi pendapatan seorang konsumen, maka akan
semakin tinggi daya belinya sehingga permintaannya terhadap barang akan semakin
meningkat pula.
3) Harga
barang lain yang terkait
Yang dimaksud barang lain yang terkait adalah subtitusi
dan komplementer dari barang tersebut. Jika harga barang subtitusinya turun,
maka permintaan terhadap barang tersebut pun turun, sebab konsumen mengalihkan
pada barang subtitusi. Sementara jika barang komplementernya naik, maka
permintaan terhadap barang tersebut akan turun.
4) Selera
konsumen
Jika selera konsumen terhadap barang tersebut tinggi
maka permintaannya pun akan tinggi meskipun harganya pun tinggi, dan begitu pun
sebaliknya.
5) Ekspektasi
(pengharapan)
Meskipun
tidak secara eksplisit, pemikiran ekonomi Islam klasik telah menengarai peran
ekspektasi dala menentukan permintaan. Ekspektasi bias berupa ekspektasi
positif maupun negative. Dalam kasus ekspektasi positif konsumen akan lebih
terdorong untuk membeli suatu barang, dan untuk ekspektasi negative berlaku
sebaliknya.
6) Mashlahah
Pengaruh
mashlahah terhadap permitaan tidak bisa dijelaskan secara sederhana sebab ini
tergantung kepada tingkat keimanan. Jika maslahah relative turunmaka jumlah
barang yang diminta akan turun juga, begitu juga sebaliknya.
b. Penawaran
Dalam khasanah pemikiran ekonomi Islam Klasik, pasokan
(penawaran) telah dikenal sebagai kekuatan penting di dalam pasar. Semakin
tinggi harga maka semakin banyak pua jumlah barang yang akan dijual. Ibn
Taimiyah mengistilahkan penawaran ini sebagai ketersediaaan barang di pasar.
Yang mempengaruhi penawaran antara lain:
1) Mashlahah
Pengaruh
mashlahah terhadap penawaran pada dasarnya akan tergantung pada tingkat
keimanan produsen. Jika jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang
diproduksi semakin meningkat, maka produsen Muslim akan memperbanyak jumlah
produksinya.
2) Keuntungan
Keuntungan
merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat mengakumulasi modal pada
akhirnya dapat digunakan berbagai aktivitas lainnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keuntungan adalah:
a) Harga
Barang
Jika
harga suatu barang naik maka keuntungan akan naik pula. Kemudian hal ini akan
menaikan total keuntungan sehingga mendorong produsen untuk melakukan penawaran
lebih naik lagi.
b) Biaya
Produksi
Biaya
produksi jelas menentukan tingkat keuntungan sebab keuntungan merupakan selisih
dari penerimaan dengan biaya produksi. Jika biaya turun maka keuntungan
produsen akan meningkat, dan hal ini akan mendorongnya untuk meningkatkan
penawaran.
Sedangkan dalam kesimbangannya (pasar) atau
ekuilibrium yang berarti suatu keadaan di mana tidak terdapat suatu kekuatan
yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan (dalam keseimbangan). menggambarkan
suatu situasi dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan
penawaran, berada dalam keadaan seimbang sehingga setiap variable yang
terbentuk di pasar, harga dan kuantitas sudah tidak lagi berubah. Dalam keadaan
ini harga dan kuantitas yang diminta akan sama dengan yang ditawarkan sehingga
terjadilah transaksi. Proses terjadinya keseimbangan dalam pasar dapat berawal
dari sisi mana saja, baik dari permintaan ataupun penawaran. Dalam
masalah harga dalam pasar Ibnu Khaldun berpendapat bahwasanya keseimbangan
harga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran.
4. Kegagalan
Pasar
Sebagaimana yang terdapat dalam id.wikipedia.org
bahwasanya dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan pasar" tidak
berarti sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar
adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur produksi atau alokasi
barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi
dimana inefisiensi sudah dramatis atau ketika disugestikan bahwa institusi non
pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik,
pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi
saat pasar dipaksa untuk tidak melayani "kepentingan publik", sebuah
pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial. Atau
dapat dikatakan kegagalan pasar adalah dimana suatu pasar tidak dapat
menjalankan secara sempurna sesuai dengan fungsi awal sebagai pasar dan situasi
dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada
dalam keadaan ketidakseimbangan.
5. Penyebab
Kegagalan Pasar
a. Kompetisi
yang tidak sempurna Sebagai contoh harga di pasar dapat terdistorsi oleh
kekuatan-kekuatan pembeli dan penjual berupa monopsoni, monopoli atau dalam
kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana sebuah pembeli atau
penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran.
Individu-individu tersebut dengan kekuatannya (baik uang maupun produk) dapat
melakukan pengaturan harga suatu barang atau jasa. Hal ini dapat berimplikasi
buruk terhadap pelaku pasar yang lain dan masyarakat yang membutuhkan barang
atau jasa tersebut.
Eksternalitas,
eksternalitas adalah dampak tidak langsung –baik dampak menguntungkan maupun
merugikan- yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi. Eksternalitas terjadi jika
kegiatan ekonomi menghasilkan biaya tambahan atau keuntungan tambahan bagi
pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dari suatu transaksi kegiatan
ekonomi. Atau bisa terjadi juga dalam kasus dimana “pasar
tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi didalam orang
luar/asing.” Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas
positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di
televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika
proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air.
Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak,
atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan
atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang
seharusnya. Agar lebih mudah dipahami mungkin dengan contoh produksi rokok
dapat mengakibatkan biaya ekstra gangguan kesehatan bagi orang lain yang bukan
penjual dan pembeli rokok. Di sisi lain pembangunan hutan wisata akan
menghasilkan ekstra keuntungan yaitu ketersediaan oksigen yang lebih baik bagi
masyarakat sekitar. Dengan kata lain penjual dan pembeli tidak mengeluarkan
uang untuk biaya ekstra ataupun menerima uang dari keuntungan tambahan yang
ditimbulkan.Dalam keadaan seperti ini biasanya produk barang dan jasa yang
meinumbulkan biaya tambahan kepada masyarakat akan diproduksi secara
besar-besaran. Hal ini dapat dimengerti karena penjual dan pembeli tidak perlu
menanggung biaya tersebut. Masyarakat atau pihak ketiga lah yang menanggung
beban itu. Sebagai contoh kegiatan transaksi tanah yang bertujuan mengkonversi
lahan dari lahan pertanian menjadi perumahan atau peruntukan komersial.
Kegiatan seperti ini banyak dijumpai. Mengapa? Yang pertama adalah keuntungan
ekonomi akibat konversi tersebut. Hal lain adalah pelaku transaksi bebas dari
biaya eksternalitas yaitu dampak negatif berupa berkurangnya kualitas
lingkungan bahkan ketahanan pangan. Biaya ekstra ini harus ditanggung oleh
masyarakat karena tidak dibayar atau dibebankan pada pelaku transaksi.
Sebaliknya, konversi lahan pertanian untuk hutan wisata sangat jarang terjadi.
Hal ini karena pelaku pasar mengetahui bahwa selain untuk keperluan wisata,
kawasan tersebut juga memiliki manfaat lain seperti peningatan kualitas udara
dan pencegahan terhadap bahaya banjir. Sementara itu mereka tidak memperoleh
keuntungan atau bayaran dari eksternalitas yang dihasilkan dari masyarakat yang
diuntungkan. Akibatnya timbul sifat apatis berupa keengganan untuk melakukan
transaksi atau kegiatan serupa.
b. Informasi yang
Asimetris atau ketidakpastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris
terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih
banyak dan baik dari pihak yang lain. Atau salah satu pihak yang bernegosiasi
di pasar memiliki informasi yang berhubungan dengan barang yang diperdagangkan
sementara pihak lain tidak. Ketidaksamaan informasi ini dapat mengakibatkan
keuntungan bagi salah satu pihak dan kerugian bagi pihak yang lain. Misalnya
seseorang yang berniat menjual tanah, tetapi tidak mengetahui harga transaksi
yang terjadi pada beberapa waktu terakhir. Maka si penjual berpotensi mengalami
kerugian dibandingkan calon pembeli yang telah memiliki informasi tersebut.
Kerugian penjual terjadi akibat tidak dimilikinya informasi yang berakibat
ketidakmampuannya untuk memperoleh harga yang adil sesuai kehendak pasar yang
efisien. Contoh lainnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui
dimana mobil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi,
informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki
informasi lebih baik dari penjual merupakan penjualan rumah atau vila, yang
mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli
rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan
anggota keluarga yang ditinggalkan. Mengenai hal tersebut George Akerlof
menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for
Lemons. Akerlof menyadari bahwa dalam pasar seperti itu nilai rata-rata dari
komoditas cenderung menurun bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna
kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah
produk yang mereka beli akan menjadi sebuah “lemon” (produk yang menyesatkan)
atau sebaliknya.[18] Lebih jauh lagi, informasi yang asimetris dapat
mengakibatkan biaya transaksi yang lebih tinggi. Biaya ini terjadi karena
adanya kebutuhan akan jasa broker atau perantara. Biaya tersebut adalah beban
yang harus dibayar untuk kebutuhan informasi mengenai keadaan harga pasar yang
sesungguhnya di samping informasi mengenai calon pembeli atau penjual. Kedua
kondisi tersebut merupakan potensi penyebab dari inefisiensi pasar yang pada
gilirannya akan mengakibatkan kegagalan pasar.
6. Solusi
Kegagalan Pasar
Solusi
pada makalah kegagalan pasar ini menurut pandangan Islam sebagai berikut:
a. Larangan
Ikhtikar
Ikhtikar dapat diartikan menahan atau menimbun barang,
terutama pada saat terjadi kelangkaan dengan tujuan untuk menaikkan harga.
Akibat dari ikhtikar ini masyarakat luas akan dirugikan oleh sekelompok kecil
yang lain. Sekalipun Islam memberikan kebebasan kepada setiap orang dalam
menjual, membeli dan yang menjadi keinginan hatinya, tetapi Islam menentang
dengan keras sifat egois yang mendorong sementara orang dan ketamakan pribadi
untuk menumpuk kekayaan atas biaya orang lain dan memperkaya pribadi, kendati
dari bahan baku yang menjadi kebutuhan rakyat.
Agar harga dapat kembali ke posisi semula maka
pemerintah dapat melakukan berbagi upaya menghilangkan penimbuanan ini. Namun
tidak termasuk ikhtikar adalah penumpukan yang dilakukan pada situasi ketika
pasokan melimpah, misalnya penimbunan atau penahanan pada saat panen besar, dan
segera menjualnya pada saat pasar membutuhkan.
b. Membuka
Akses Informasi
Beberapa larangan terhadap praktik penipuan pada
dasarnya adalah upaya untuk menyebarkan keterbukaan informasi sehingga
transaksi dapat dilakukan dengan sama-sama suka dan adil. Beberapa larangan ini
antara lain: talaqi rukhban (membeli barang dengan cara mencegat para penjual
di luar kota), bay najasyi (mencakup pengertian kolusi dimana antarpenjual satu
dengan yang lainnya melakukan kerja sama untuk menipu konsumen), ghaban fahisy
(upaya sengaja untuk mengaburkan informasi sebab penjual memanfaatkan
ketidaktahuan konsumen untuk mencari keuntungan yang tinggi. Islam menganggap
penipuan dan kecurangan terhadap takaran, timbangan atau kualitas barang
sebagai pebuatan dosa.
c. Regulasi
Harga
Menurut
Mannan yang dikutip tim P3EI UII regulasi harga harus menunjukkan tiga fungsi
dasar :
1) Fungsi ekonomi yang
berhubungan dengan peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan
masyarakat miskin melalui alokasi dan realokasi sumber daya ekonomi.
2) Fungsi sosial dalam
memelihara keseimbangan sosial antara masyarakat kaya dan miskin.
3) Fungsi moral dalam
menegkkan nilai-nilai syariah Islam, khususnya yang berkaitan dalam transaksi
ekonmi misalnya kejujuran, keadilan dan kemanfaatan.
Pada dasarnya jika pasar sudah bekerja dengan
sempurna, maka tidak ada alasan untuk mengatur tingkat harga. Penetapan harga
justru akan mendistorsi harga sehingga akhirnya mengganggu mekanisme pasar itu
sendiri. Jadi regulasi harga dapat dilakukan pada situasi tertentu saja.
Pemerintah dapat melakuakan regulasi harga
apabila pasar bersaing tidak sempurna, dan keadaan darurat. Apabila terpaksa
menentapkan harga, maka konsep harga yang adil harus menjadi pedoman. Adapun
beberapa keadaan darurat diantaranya adalah harga naik sedemikian tinggi di
kuar kewajaran, menyangkut barang-barang yang amat dibutuhkan masyarakat,
terjadi ketidakadilan.
7. Peranan
Pemerintah dalam Mengontrol Pasar
Untuk lebih menjamin berjalannya pasar secara sempurna
sebagaimana fungsinya peran pemerintah sangat penting. Rasulullah SAW sendiri
telah menjalankan fungsi sebagaimarket supervisor atau Al-Hisbah, yang kemudian
banyak dijadikan acuan untuk peran negara terhadap pasar. Peran pemerintah
dalam pasar diantaranya adalah untuk mengatur dan mengontrol pasar serta moral
secara umum.
BAB 8
BIAYA PRODUKSI
1. Pengertian Biaya Produksi
Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan keuntungan
yang akan diperoleh perusahaan.
Biaya
adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang
maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.
Ilmu
yang mempelajari masalah-masalah biaya
adalah Akuntansi Biaya. Akuntasnsi biaya pada perusahaan berhubungan dengan
tugas-tugas : mencatat, mengklasifikasikan, mengintrespestasikan, menyajikan
dan mengendalikan biaya dari proses produksi.[1]
Dalam konsep ini ada
biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang
secara eksplisit terlihat,terutama melalui laporan keuangan.Contoh biaya
eksplisit adalah biaya listrik, telepon, air,pembayaran gaji buruh, dan
gaji karyawan.Biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat, yaitu biaya
penyusutan seperti mesin atau bangunan yang sudah digunakan cukup lama.
Setiap perusahaan
harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang
yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu harus
dipahami pengelompokan biaya.[2]
1. Biaya
bahan langsung
Biaya bahan langsung
dikelompokkan dalam beberapa jenis biaya, sebagai berikut:
· Biaya bahan langsung adalah biaya yang timbul dari pemakaian
semua bahan-bahan yang menjadi bagian dari produk jadi. Contohnya telor dan terigu dalam pembuatan kue.
· Biaya buruh langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk pekerja
yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi. Contoh upah untuk operator mesin.
· Biaya
overhead pabrik = seluruh biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya
buruh pabrik.
2. Biaya
bahan tak langsung
Biaya bahan tak
langsung dikelompokkan dalam beberapa kelompok juga,sebagai berikut:
· Biaya
bahan tak Langsung = biaya dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi
bagian dari suatu produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi
barang. Contoh : pengelasan dalam pembuatan mobil.
· Biaya
buruh tak langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada dipabrik
atau diluar pabrik, tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu produk.
Contoh : gaji untuk pekerja perawatan mesin.
· Biaya
komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di pabrik. Biaya ini terdiri
dari :
· Biaya
Penjualan = pengeluaran yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan penjualan suatu
produksi. Seperti biaya promosi dan iklan.
· Biaya
admintrasi = pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan
pabrik.
· Biaya
keuangan = biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk oprasi perusahaan
misalnya bunga.
Biaya dalam pengertian
ekonomi ialah semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu barang
agar siap di pakai oleh konsumen. Biaya dalam pengertian produksi ialah
semua beban yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu
produksi. Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh
produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.[3]
Biaya
produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan
baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
2. Bahan-bahan
pembantu atau penolong.
3. Upah
tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. Penyusutan
peralatan produksi.
5. Uang
modal, sewa.
6. Biaya
penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya
listrik, biaya keamanan dan asuransi.
7. Biaya
pemasaran seperti biaya iklan.
8. Pajak.
2. Teori biaya produksi jangka
pendek
Biaya Produksi Jangka
Pendek yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam biaya
produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi di bagi mejadi
2 yaitu:[4]
1. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
a. Biaya
Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.
b. Biaya
Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.[5]
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.[5]
2. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan:
a. Biaya
Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)
Biaya
Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun
perusahaan tidak berproduksi. Biaya tetap
merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian input tetap.
Misalnya : gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah
dan lain-lain. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu
dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC
FC = TC – VC
FC = TC – VC
Keterangan: TC = Biaya total (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
b. Biaya
Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)
Biaya Variabel Total
adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung
pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang
diproduksi biaya variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Biaya
variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
yaitu:[6]
VC = TC – FC
VC = TC – FC
c. Biaya
Total (Total Cost/TC)
Biaya total merupakan
jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari
biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya total adalah jumlah
biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
TC = FC + VC
TC = FC + VC
Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya
total memiliki sifat yang juga dimiliki oleh biaya variabel, yaitu bahwa
besarnya biaya total itu berubah-ubah seiring dengan berubah-ubahnya jumlah
output yang dihasilkan.
d. Biaya
Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya Tetap
Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah
barang yang dihasilkan. Rumus :[7]
AFC = FC/Q
Keterangan: FC = Biaya Tetap Total
Q
= Kuantitas
e. Biaya
Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost/AVC)
Biaya
variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi.
Rumusnya: AVC = VC/Q
keterangan: VC = Biaya
Variabel Total
Q
= Kuantitas
f. Biaya
Total Rata-Rata (Average Cost/AC)
Average Cost adalah
biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi banyaknya
jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah
ini:
AC= TC /Q atau (VC+FC)/Q
AC= AVC+AFC
g. Biaya
Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya
Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit
produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan selisih
kuantitas dari barang yang diproduksi. Sehingga dapat dirumuskan:
MC = dTC/dQ
Atau
MC = TCn – TCn-1
Oleh
karena tambahan produksi satu unit output tidak akan menambah atau mengurangi
biaya produksi tetap (FC), maka tambahan biaya marginal iniakan menambah biaya
variable total (VC).[8]
3.
Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam
jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang
akan digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan
dengan biaya tetap dan biaya berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah
variabel. Karena itu biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya
total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya
total adalah sama dengan perubahan biaya variabel dan sama dengan biaya marjinal.[9]
Cara
meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas produksinya,
ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan
meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat
digambarkan kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana
produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat
dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang
digunakan yaitu tingkat produksi yang akan dicapai serta sifat dari
pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.[10]
a. Biaya
Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/LAC)
Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total
dibagi jumlah output.
LAC = LTC/Q
Keterangan
: LAC = Biaya rata-rata
jangka panjang
Q
= Jumlah output
Biaya
marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak
satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel.
Biaya marginal jangka panjang dapat dihitung dengan rumus:
Biaya
total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh
output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total jagka panjang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus: