1.
Pengertian Akuntansi
Sebelum kita mempelajari lebih dalam
mengenai materi akuntansi, maka akan lebih baik kita mempelajari akuntansi
secara umum terlebih dahulu, yaitu
pengertian akuntansi. Secara umum akuntansi didefinisikan sebagai proses
pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan, dan penganalisaan data
keuangan suatu organisasi (perusahaan). Sedangkan pengertian akuntansi menurut
para ahli yaitu:
American Insitute of Certified Public Accounting
(AICPA)
Menyatakan bahwa akuntansi sebagai
seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan beberapa cara tertentu
dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat
keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. dan meringkas dengan cara tertentu
dalam ukuran fiskal, pertukaran dan kesempatan yang pada umumnya yang bersifat
moneter dan dalam menguraikan hasil.
American Acounting Association (AAA)
Menyatakan bahwa akuntansi sebagai
proses pengidentifikasian, pengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian-penilaian, keputusan yang jelas dan tegas bagi
semua yang menggunakan informasi tersebut.
2.
Tiga Kegiatan Utama Akuntansi
Selanjutnya
kita mempelajari kegiatan apa saja yang ada di akuntansi. Ada 3 kegiatan utama
yaitu identifikasi, pencatatan,
komunikasi. Perlu diketaui tujuan utama dari suatu proses akuntansi adalah
sebuah laporan keuangan. Untuk mencapai sebuah laporan keuangan kita perlu
melakukan 3 kegiatan utama tersebut.
Proses identifikasi disini berarti kita
mengidentifikasi mana yang merupakan kegiatan/transaksi ekonomi perusahaan mana
yang tidak. Karena tidak semua kegiatan perusahaan merupakan kegiatan ekonomi
perusahaan. Adapun ciri-ciri yang termasuk dalam kegiatan/transaksi ekonomi
perusahaan adalah:
-terdapa nilai nominal dari kegiatan
tersebut
-berdampak pada perusahaan secara
ekonomis.
Setelah kita mengidentifikasi mana yang termasuk
kedalam transaksi perusahaan selanjutnya kita melakukan proses pencatatan.
Proses pencatatan adalah proses merekam semua
kegiatan ekonomi perusahaan selama periode waktu tertentu dan berdasarkan atas
uruan tanggal kejadian transaksi. Proses pencatatan / Bookkeeping hanya mencatat kegiatan ekonomi saja. Sedangkan yang
tidak termasuk dalam kegiatan ekonomi tidak perlu dilakukan pencatatan. Dalam
proses pencatatan disini terbagi lagi kedalam beberapa kegiatan, yakni:
-mencatat (Record)
-menggolongkan (classify)
-meringkas (Summarize)
Kegiatan yang terakhir adalah proses
mengkomunikasikan yaitu suatu proses memberikan informasi dari pembuat kepada
pengguna. Informasi yang diberikan berupa laporan keuangan sedangkan pembuatnya
adalah seorang akuntan sedangkan penggunanya adalah pengguna inernal dan
pengguna eksternal. Setelah itu laporan keuangan yang telah dibuat kemudian dianalisis
dan diintepretasikan untuk membuat sebuah kebijakan.
3. Pengguna Laporan Keuangan
Pengguna
laporan keuangan adalah semua pihak yang membutuhkan informasi dari dalam
laporan keuangan guna untuk membuat sebuah keputusan atau kebijakan. Pengguna
disini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.
Pihak internal
Pihak yang berasal dari
dalam perusahaan yang menggunakan informasi laporan keuangan guna membuat
sebuah keputusan atau kebijakan yang berguna bagi dirinya maupun perusahaan.
Pihak internal pengguna
informasi akuntansi:
- Pemilik
(owners)
Pihak yang menggunakan
informasi keuangan untuk mengambil keputusan apakah akan bertahan atau harus
melepaskan kepemilikan perusahaan.
- Manager
Pihak yang menggunakan
informasi akuntansi untuk perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan.
- Karyawan
Pihak yang menggunakan
informasi untuk mengetahui profitabilitas dan stabilitas perusahaan untuk
menjamin kelangsungan hidup mereka.
b. Pihak eksternal
Pihak yang berasal dari
luar perusahaan yang menggunakan informasi laporan keuangan guna membuat sebuah
keputusan atau kebijakan yang berguna bagi dirinya maupun perusahaan.
Pihak internal pengguna
informasi akuntansi:
-
Calon investor/ investor
Calon investor adalah
pihak yang menggunakan informasi keuangan
guna untuk melakukan analisis resiko dan hasil pengembalian yang
diharapkan dapat diterima dari rencana penanaman modal yang akan dilakukan.
Sedangkan Investor adalah pihak yang menggunakan laporan keuangan guna untuk
memonitoring kinerja perusahaan.
-
Kreditur
Pihak yang menggunakan
laporan keuangan guna menilai kemampun debitor dan calon debitor untuk memenuhi
kewajiban pembayaran pokok pinjaman dan bunganya.
-
Pelanggan
Pihak yang mempunyai
kepentingan dengan kelangsungan hidup perusahaan terutama mereka yang sangat membutuhkan
produk perusahaan.
-
Pemasok
Pihak yang mempunyai
kepentingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang atas
pembelian barang atau jasa dari mereka pada saat jatuh tempo
-
Pemerintah
Pihak yang menggunakan
laporan keuangan guna menetapkan jenis pajak dan besarnya pajak yang harus
ditanggung dan dibayar oleh perusahaan tersebut.
-
Masyarakat
Pihak yang menggunakan
laporan keuangan guna menilai konstribusi perusahaan terhadap ekonomi nasional
misalnya jumlah orang yang dipekerjakan, jumlah modal yang ditanamkan dalam
perusahaan.
4. Bidang-bidang akuntansi
Bidang-bidang dalam akuntansi terbagi
menjadi beberapa bagian. Berikut adalah bagian-bagian akuntansi:
- Akuntansi
keuangan
Bidang akuntansi yang berkaitan dengan pencatatan dan
pelaporan keuangan perusahaan yang ditujukan terutama kepada pihak-pihak
eksternal perusahaan seperti investor, kreditor, pelanggan, pemasok, dan
masyarakat.
-
Akuntansi manajemen
Bidang yang berkaitan dengan data-data estimasian yang
berguna bagi manajer untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-hari yang
merencanakan masa depan operasi perusahaan. (menghapuskan kebijakan yang tidak
bernilai tambah)
-
Akuntansi biaya
Bidang akuntansi yang berkaitan dengan pencatatan dan
pelaporan biaya-biaya perusahaan. Bermanfaat bagi manajemen untuk merencanakan
dan mengendalikan biaya-biaya perusahaan.
- Perpajakan
Bidang akuntansi yang berkaitan dengan perencanaan,
perhitungan, pencataan, dan pelaporan pajak pajak yang menjadi kewajiban
perusahaan untuk dibayarkan kepada pemerintah berdasarkan undang-undang
perpajakan yang berlaku.
- Penganggaran
Bidang akuntansi yang berkaitan dengan penyusunan
rencana secara terperinci untuk mencapai sasaran yang ditetapkan perusahaan,
seperti penjualan, biaya, asset dan laba.
5. Prinsip-prinsip dalam akuntansi
Prinsip
(konsep) akuntansi disusun berdasarkan beberapa anggapan atau jalan pikiran dan
pendapat para ahli atau biasa disebut sebagai konsep dasar. Akan tetapi tidak
semua konsep yang diajukan oleh para ahli diterima sebagai salah satu dasar
atau pertimbangan. Berikut adalah prinsip akuntansi secara umum:
- Prinsip
biaya historis (historical cost principle)
Biaya historis atau sering disebut
dengan biaya perolehan yang berarti semua biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk membeli sebuah barang sampai dengan barang tersebut siap dipergunakan.
Sehingga ketika kita memilih menggunakan prinsip biaya historis, maka nilai
assets dan liabilities yang dicatat harus selalu berdasarkan harga
perolehannya, walaupun nilai wajar/harga pasar berbeda dengan harga
perolehannya.
- Prinsip
nilai wajar (fair value principle)
Nilai wajar atau sering disebut
dengan harga pasar yang berarti harga yang selalu berubah ubah sesuai dengan
nilai barang tersebut yang dinilai berdasarkan pasar pada saat itu. Jadi ketika
kita memilih menggunakn harga pasar untuk acuan, maka setiap akhir tahun kita
harus melakukan penyesuaian untuk beberapa asset yang kita miliki berdasarkan
harga pasar yang berlaku pada saat tersebut. Adapun caranya dapat menggunakan
jasa Appraiser (penaksir) atau dengan
membandingkan harga barang yang sejenis di pasaran.
6. Asumsi-asumsi dalam akuntansi
Asumsi-asumsi
dalam akuntansi kita pergunakan sebagai pondasi ketika kita akan memproses
sebuah informasi akuntansi. Terdapat dua asumsi utama didalam akuntansi,
sebagai berikut:
a. Penggunaan unit moneter (monitary unit assumption)
Tidak setiap transaksi yang terjadi
menggunakan ukuran unit fisik yang sama, sehingga hal ini akan menimbulkan
kesulitan didalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi
masalah tersebut, maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan dalam
bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi tersebut. unit moneter yang
dipergunakan adalah mata uang dari Negara dimana perusahaan itu berdiri.
Misalnya:
Indonesia, rupiah Rp
Eropa, euro €
India, rupee Rs
Jepang, yen ¥
Inggris, Pound £
b. Kesatuan usaha khusus (economic entity assumption)
Perusahaan dipandang sebagai suatu
unit usaha yang berdiri sendiri , terpisah dari pemiliknya. Dengan anggapan
seperti ini maka ransaksi transaksi perusahaan dipisahkan oleh
transaksi-transaksi pemiliknya, dan oleh karena itu semua pencatatan dan
laporan dibuat untuk perusahaan tadi. Kepemilikan perusahaan dibagi menjadi
tiga yaitu:
- Perseorangan
/ Proprietorship
Perusahaan perseorangan adalah badan
usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang.
Ciri dan sifat perusahaan
perseorangan :
- relatif
mudah didirikan dan juga dibubarkan
- tanggung
jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
- tidak
ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
- seluruh
keuntungan dinikmati sendiri
- sulit
mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
- keuntungan
yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar
- jangka
waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
- sewaktu-waktu
dapat dipindah tangankan
- Persekutuan
/ Partnership
Perusahaan persekutuan adalah badan
usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja
sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk dalam badan usaha persekutuan
adalah firma dan persekutuan komanditer (CV).
a. Firma
Firma adalah suatu bentuk persekutuan
bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan nama bersama yang tanggung
jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap pemiliknya.
Ciri
dan sifat Firma :
- Apabila
terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta
pribadi.
- Setiap
anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
- Seorang
anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.
- keanggotaan
firma melekat dan berlaku seumur hidup
- seorang
anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
- pendiriannya
tidak memelukan akte pendirian
- mudah
memperoleh kredit usaha
b. Persekutuan Komanditer / CV /
Commanditaire Vennotschaap
CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis
yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara anggotanya.
Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan harta pribadi
dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta
pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus perusahaan cv disebut
sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut sekutu pasif.
Ciri
dan sifat CV :
- sulit
untuk menarik modal yang telah disetor
- modal
besar karena didirikan banyak pihak
- mudah
mendapatkan kridit pinjaman
- ada
anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif
tinggal menunggu keuntungan
- relatif
mudah untuk didirikan
- kelangsungan
hidup perusahaan cv tidak menentu
- Perseroan
/ Corporation / badan hukum
Perseroan
terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki
oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan
tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam
PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang
lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT /
persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan
berbagai persyaratan lainnya.
Ciri dan sifat PT :
-
kewajiban terbatas pada
modal tanpa melibatkan harta pribadi
-
modal dan ukuran
perusahaan besar
-
kelangsungan hidup
perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
-
dapat dipimpin oleh orang
yang tidak memiliki bagian saham
-
kepemilikan mudah
berpindah tangan
-
mudah mencari tenaga
kerja untuk karyawan / pegawai
-
keuntungan dibagikan
kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen
-
kekuatan dewan direksi
lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
-
sulit untuk membubarkan
pt
-
pajak berganda pada pajak
penghasilan / pph dan pajak deviden
BAB 2
Persamaan Dasar Akuntansi (PDA)
Persamaan Dasar Akuntansi (PDA)
1) Pengertian
Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi (Basic Accounting Equation) merupakan
hubungan antara harta, hutang dan modal
yang dimiliki perusahaan. Persamaan dasar akuntansi digunakan sebagai dasar
pencatan sistem akuntansi, artinya setiap terjadinya transaksi harus dicatat
seimbang dalam dua aspek yaitu sisi kiri (Aktiva) dan di sisi kanan (Pasiva),
dan hanya dapat digunakan dalam perusahaan yang hanya memiliki transaksi yang
sederhana dan tidak rumit.
2) Rumus
Persamaan Dasar Akuntansi
|
a.
Dalam
hal ini, kita umpamakan sebagai perusahaan perorangan, ketika akan membuka
usaha, pemilik menginvestasikan harta ke perusahaan, maka harta yang
diinvestasikan tersebut akan sebesar dengan modanya yang diberikan ke
perusahaan, sehingga persamaan yang paling sederhana adalah harta = modal.
|
b.
|
Dalam hal ini, tidak semua modal yang
diinvestasikan pemilik ke perusahaan merupakan harta dari pemilik seluruhnya,
akan tetapi terkadang pemilik memilih berhutang untuk menambah modal untuk
perusahaan. Dengan begitu maka persamaannya adalah harta = hutang + modal.
c.
Dalam hal ini, modal perusahaan dapat
diperoleh dari beberapa unsur, yang pertama adalah modal awal yang pertama kali
di investasikan oleh pemilik, ditambah pendapatan yang dihasilkan selama tahun
berjalan dikurangi dengan beban yang terjadi selama tahun berjalan dan
dikurangi dengan pengambilan pribadi dari pemilik.
3) Unsur-unsur
Persamaan Dasar Akuntansi
a. Aktiva / Aset (Assets)
Aset / aktiva adalah
sumber daya yang dimiliki / dikuasai perusahaan akibat peristiwa transaksi masa
lalu dan diharapankan dimasa depan perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis
dari sumber tersebut.
b. Kewajiban / Hutang / Liabilitas (Liabilities)
Kewajiban
merupakan tanggung jawab perusahaan
akibat peristiwa transaksi dimasa lalu yang harus diselesaikan dengan
pengorbanan sumber daya perusahaan.
c. Modal / Ekuitas (Equity)
Modal merupakan harta yang diinvestasikan pemilik ke
perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban.
d. Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah
arus masuk atau peningkatan atas aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul
akibat aktivitas penjualan/penyerahan atau pembuatan barang dan jasa atau
aktivitas lain yang menjadi kegiatan utama perusahaan.
e. Beban (Expenses)
Beban merupakan arus
keluar atau penggunaan atas aktiva atau
peningkatan kewajiban yang timbul akibat aktivitas penjualan/penyerahan
atau pembuatan barang dan jasa atau aktivitas lain yang menjadi kegiatan utama
perusahaan.
f. Prive (Drawing)
Prive merupakan
pengambilan aset (kas) perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan pribadi.
BAB 3
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
1. Pengerian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses
atau alur akuntansi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat
pertimbangan dan keputusan bagi pihak-pihak yang membuuhkan atau sebagai alat
ukur kinerja perusahaan yang terjadi selama satu periode.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia, tujuan dari dibuatnya laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
3.
Macam-Macam Laporan Keuangan
Ilustrasi
1-11
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
Ilustrasi 1-11 menunjukkan laporan
keuangan Softbyte Inc. Perhatikan bahwa pernyataan yang ditunjukkan dalam
lllustration 1-11 saling terkait:
a. Laba
bersih sebesar Rp 2.750 pada laporan laba rugi ditambahkan ke saldo awal
Laporan laba ditahan.
b. Saldo
laba ditahan sebesar Rp 1.450 pada akhir periode pelaporan yang ditunjukkan
dalam laba ditahan, dilaporkan pada laporan posisi keuangan.
c. Kas
sebesar € 8,050 pada laporan posisi keuangan dilaporkan pada laporan arus kas.
1)
Laporan
laba rugi.
Laporan
laba rugi adalah laporan yang menyajikan pendapatan dan beban dan menghasilkan
laba bersih atau rugi bersih untuk jangka waktu tertentu. misalnya, laporan laba rugi Softbyte Inc. bertanggal
"untuk bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014.
2)
Laporan
Laba ditahan
Laporan laba ditahan adalah laporan yang merangkum
perubahan dalam laba ditahan untuk jangka waktu tertentu. Misalnya laporan laba ditahan Softbyte Inc. Jangka
waktunya sama dengan yang tercakup dalam laporan laba rugi ("Untuk Bulan
yang Berakhir pada Tanggal 30 September 2014").
3) Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah laporan yang
menggambarkan aset, kewajiban, dan ekuitas pada perusahaan pada tanggal
tertentu, misalnya laporan posisi keuangan Softbyte
Inc. pada tanggal 3 September 2014. Total aset harus sama dengan total ekuitas
dan kewajiban. Softbyte Inc. hanya melaporkan satu kewajiban, Hutang Usaha,
pada laporan posisi keuangannya. Dalam kebanyakan kasus, akan ada lebih dari
satu kewajiban.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memberikan informasi penerimaan dan
pembayaran kas untuk periode waktu tertentu. Laporan arus kas melaporkan (1)
efek kas dari operasi perusahaan selama suatu periode, (2) transaksi investasi,
(3) transaksi pembiayaannya, (4) kenaikan atau penurunan bersih kas selama
periode berjalan, dan (5) jumlah kas pada akhir periode.
Pernyataan arus
kas memberikan jawaban atas pertanyaan sederhana namun penting berikut ini.
1. Dari mana uang tunai berasal selama periode tersebut
?
2. Apa uang yang digunakan selama periode tersebut?
3. Berapakah perubahan saldo kas selama periode
tersebut.
Seperti yang
ditunjukkan pada laporan arus kas Softbyte Inc di Ilustrasi 1-11, uang
meningkat selama periode tersebut. Arus kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas operasi meningkat sebesar 1.350 unit. Arus kas dari transaksi
investasi turun tunai € 7000. Dan arus kas dari transaksi pembiayaan tunai €
13.700.
BAB 4
Jurnal Umum (General Journal)
Jurnal Umum (General Journal)
1. Pengertian akun
Sebelum kita menuju ke materi jurnal umum, mari kita
pahami mengenai pengertian akun. Akun adalah catatan akuntansi individual untuk
kenaikan dan penurunan harta, kewajiban, dan item ekuitas lainnya. Sedangkan
istilah debet (Dr) adalah menunjukkan sisi kiri akun, dan istilah kredit (Cr)
adalah menunjukkan sisi kanan akun. Istilah ini dipergunakan untuk menjelaskan
disisi mana sebuah akun akan dicatat kedalam jurnal, apakah disisi kanan
(kredit) atau disisi kiri (debet).
Perlu diingat pada materi persamaan dasar akuntansi,
bahwasannya sebuah transaksi harus mempengaruhi minimal dua akun atau lebih hal
ini untuk menjaga agar sisi debet dan kredit tetap seimbang (Double-Entry System). Dengan kata lain,
antara sisi debet dan kredit harus seimbang. Berikut adalah prosedur debet
kredit:
DEBIT
|
KREDIT
|
|
HARTA
|
+
|
-
|
KEWAJIBAN
|
-
|
+
|
MODAL
|
-
|
+
|
PENDAPATAN
|
-
|
+
|
BEBAN
|
+
|
-
|
PRIVE
|
+
|
-
|
Dari prosedur diatas, maka dapat dipahami bahwa ketika
harta bertambah, maka akan terletak disebelah debit. Dan ketika modal
bertambah, maka berada pada sebelah kredit. Sama halnya dengan kewajiban, dan
pendapatan, karena kewajiban dan pendapatan selalu menambah modal perusahaan,
maka ketika bertambah, mereka terletak pada sisi kredit sama halnya ketika
modal bertambah. Sebaliknya dengan beban dan prive, mereka selalu mengurangi
modal perusahaan, maka ketika beban dan prive bertambah, mereka akan terletak
pada sisi debet berkebalikan dengan modal.
2. Pengertian Jurnal
Jurnal adalah alat untuk merekam/mencatat semua
kejadian/transaksi ekonomi sebuah perusahaan selama periode tertentu, biasanya
perusahaan mencatat transaksi ekonomi sesuai dengan tanggal terjadinya
transaksi. Dalam jurnal akan terlihat pengaruh transaksi terhadap jenis akun
apa yang berpengaruh dan pengaruhnya terhadap sisi debet dan kredit.
3.
Format Jurnal Umum
Bentuk
jurnal yang paling dasar adalah jurnal umum. Jurnal umum biasa digunakan oleh
perusahaan yang bergerak dibidang jasa, sedangkan perusahaan yang bergerak
dibidang dagang biasa menggunakan jurnal khusus. Jurnal khusus adalah jurnal
yang terdiri dari:
-
Jurnal penjualan (khusus
untuk transaksi penjualan secara kredit)
-
Jurnal pembelian (khusus
untuk transaksi pembelian secara kredit)
-
Jurnal penerimaan kas
(khusus transaksi arus kas masuk perusahaan)
-
Jurnal pengeluaran kas
(khusus transaksi arus kas keluar perusahaan)
-
Jurnal umum (khusus
transaksi yang tidak dapat dicatat keempat jurnal sebelumnya)
Sedangkan
jurnal umum untuk perusahaan jasa mampu mencatat semua jenis transaksi ekonomi
apa saja yang terjadi di perusahaan.
Berikut
merupakan format dari jurnal umum:
Jurnal
umum
|
||||
Tanggal
|
Nama akun + keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
1) Tanggal : Diisi urut sesuai dengan tanggal terjadinya
transaksi.
2) Nama
akun + keterangan : Diisikan minimal 2 akun atau lebih yang berpengaruh
terhadap transaksi yang ada, beserta keterangan singkat yang sesuai dengan
transaksi.
3) Ref
: Ref / Referansi adalah kolom yang sementara dikosongi pada saat entri jurnal
umum, dan akan diisi pada saat jurnal umum dipindah (diposting) ke buku besar,
dengan memberikan tanda checklist (V).
4) Debet
: kolom yang berisi nominal sesuai dengan transaksi sesungguhnya.
5) Kredit
: kolom yang berisi nominal sesuai dengan transaksi sesungguhnya.
BAB 5
Buku Besar (General Ledger)
Buku Besar (General Ledger)
1. Pengertian Buku
Besar
Buku yang memuat kumpulan akun yang bersumber dari
seluruh bukti transaksi yang sudah tercatat kedalam jurnal baik jurnal umum
maupun jurnal khusus yang berisi perubahan-perubahan saldo setiap akun,
sehingga akan tampak saldo akhir setiap akun di akhir periode. Pencatatan buku
besar dalam akuntansi biasa disebut posting. Dan akun–akun
dalam buku besar dapat
digolongkan sbb:
-
Akun Ril (Real Account)
adalah akun-akun yang terdapat di dalam neraca, misalnya aktiva, hutang,
kewajiban dan modal.
-
Akun Nominal (Nominal
Account) adalah akun-akun yang terdapat pada laporan laba rugi, misalnya akun
pendapatan dan beban.
2. Manfaat Buku Besar
Buku besar memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah
mampu memberikan informasi yang akurat mengenai saldo akhir dari setiap akun
beserta rinciannya dan juga dapat memudahkan dalam proses pembuatan neraca
saldo.
3. Bentuk-bentuk Buku Besar
A. Bentuk T (T account)
Buku
besar T adalah buku besar yang paling sederhana
dan hanya berbentuk seperti huruf T besar. Sebelah kiri menunjukan sisi Debet
dan sebelah kanan menunjukan sisi Kredit. Nama akun diletakan di kiri atas dan
kode akun diletakan di kanan atas. Contoh buku besar bentuk T :
Nama Akun:
|
Nomor Akun:
|
Debit
|
Kredit
|
B. Bentuk Skontro
Buku besar bentuk skontro artinya sebelah menyebelah (dibagi
dua) yaitu sebelah debet dan sebelah kredit. Atau biasa disebut bentuk dua
kolom. Contoh buku besar skontro :
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Tgl
|
Kererangan
|
Ref
|
Kredit
|
C. Bentuk staffle
(Saldo tunggal/Tiga kolom)
Bentuk ini digunakan jika diperlukan penjelasan dari
transaksi yang realtif banyak. contohnya dibawah ini :
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
D. Bentuk Staffle (Saldo rangkap/Empat kolom)
Bentuk ini hampir sama dengan bentuk kolom saldo tunggal.
Hanya perbedaannya kolom saldo dibagi dua kolom yaitu kolom debet dan kolom
kredit, contohnya di bawah ini :
Tgl
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
|
Debet
|
Kredit
|
|||||
Keterangan:
1. Diisi tanggal transaksi secara kronologis
2. Diisi penjelasan transaksi
3. Diisi sumber posting dan halaman jurnal
4. Diisi jumlah uang yang didebet
5. Diisi jumlah uang yang dikredit
6. Dan 7. Diisi saldo uang yang didebet ataupun dikredit
BAB 6
Neraca Saldo (Trial Balance)
1. Pengertian Neraca Saldo
Neraca saldo adalah sebuah daftar
yang berisi akun besarta saldonya pada tanggal tertentu. Perusahaan biasa
menyiapkan neraca saldo di akhir periode akuntansi tepatnya setalah membuat
buku besar. Setiap akun yang dicantumkan dalam neraca diurutkan sesuai urutan
di buku besar.
2.
Fungsi Neraca Saldo
Dalam proses pembuatan laporan
keuangan, neraca saldo memiliki peran sebagai alat pembuktian kesetaraan antara saldo kolom debet dan kredit yang ada
di buku besar. Neraca saldo juga memiliki peran untuk menemukan kesalahan pada proses penjurnalan dan proses pemindahan dari
jurnal ke buku besar (posting). Dan yang terakhir neraca saldo memiliki
peran untuk membantu proses pembuatan
laporan keuangan.
3.
Format Neraca Saldo
Berikut merupakan format penyusunan neraca saldo dalam
proses pembuatan laporan keuangan.
Perusahaan XXX
Neraca Saldo
(Trial Balance)
31 Desember
20XX
|
||
Nama akun
|
Debet
|
Kredit
|
Total
|
Rp XXX
|
Rp XXX
|
Setelah mengetaui format penyusunan dari neraca saldo,
berikut merupakan langkah-langkah penyusunan neraca saldo:
a. Cantumkan nama perusahaan, kemudian nama dari format yang
kita buat dan setelah itu tuliskan periode penyusunan dari neraca saldo.
b. Tuliskan setiap akun yang ada di buku besar beserta saldo
terakhir dari setiap akun.
c. Total seluruh nominal yang ada di kolom debet dan kredit.
d. Buktikan kesetaraan antara saldo kolom debet dan kredit.
4. Kelemahan Neraca Saldo
Proses penyusunan neraca saldo tidak menjamin dari
keseluruhan kesalahan pencatatan. Masih banyak kesalahan yang mungkin terjadi
meskipun terdapat kesesuaian antara saldo kolom debet dan kredit. Berikut
merupakan kesalahan yang mungkin terjadi:
-
Terdapat transaksi
yang tidak dijurnal.
-
Terdapat salah satu
jurnal yang tidak diposting kedalam buku besar.
-
Pemostingan jurnal
yang lebih dari satu kali.
-
Kesalahan dalam penentuan
akun apa yang dipakai pada saat penjurnalan dan posting.
Jika dalam proses penjurnalan kita selalu menerapkan
proses kesetaraan antara debet dan kredit, bahkan dalam akun yang salah maupun
dalam jumlah yang salah. Maka hal ini tidak dapat kita buktikan dengan
penyusunan neraca saldo. Jadi kesetaraan debet dan kredit dalam neraca saldo
tidak selau membuktikan bahwa pencatatan sebelumnya(jurnal dan buku besar)
tercatat dengan benar dan sesuai.
5. Letak Kesalahan Neraca Saldo
Menemukan Kesalahan Kesalahan
dalam neraca saldo (neraca percobaan) umumnya dapat berasal dari kesalahan
matematis, posting yang salah, atau hanya menuliskan data secara tidak benar.
Apa yang Anda lakukan jika Anda dihadapkan dengan saldo percobaan yang tidak
seimbang? Pertama, tentukan jumlah selisih antara dua kolom neraca saldo.
Setelah jumlah ini diketahui, langkah-langkah berikut sering kali membantu:
1. Jika kesalahannya adalah Rp 1,
Rp 10, Rp 100, atau Rp 1.000, tambahkan kembali kolom neraca saldo dan
hitunglah saldo akun.
2. Jika kesalahan habis dibagi 2,
pindai saldo neraca percobaan untuk melihat apakah saldo sama dengan setengah
kesalahan yang telah dimasukkan ke kolom yang salah.
3. Jika kesalahan habis dibagi 9,
lacak saldo akun pada neraca saldo untuk melihat apakah salinannya salah dari
buku besar. Misalnya, jika saldo Rp 12 dan tercatat sebagai Rp 21, kesalahan Rp
9 telah dibuat. Membalik urutan angka disebut kesalahan transposisi.
4. Jika kesalahan tidak dapat
dibagi oleh 2 atau 9, pindai buku besar untuk melihat apakah saldo saldo dalam
jumlah kesalahan telah diabaikan dari neraca saldo, dan pindai jurnal untuk
melihat apakah ada jumlah tersebut yang dihilangkan.
BAB 7
Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entries)
Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entries)
1.
Tahun Kalender VS
Tahun Fiskal
Tahun kelender adalah tahun yang selalu dimulai tanggal 1
Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Sedangkan tahun fiskal adalah
tahun yang dapat dimulai pada setiap saat selama satu tahun kalender, selama
itu berakhir 12 bulan kemudian. Periode
waktu akuntansi yang biasa diterapkan umumnya sebulan, seperempat, atau satu
tahun. Periode bulanan dan triwulanan disebut periode interim. Jika perusahaan
menerapkan periode bulanan maka pada setiap bulannya perusahaan harus membuat
laporan keuangan, hal ini dilakukan agar dapat membantu proses pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat.
2. Accrual Basis VS Cash Basis
Ada dua metode pencatatan yang dikenal dalam akuntansi.
Metode tersebut dikenal dengan nama akrual basis dan cash basis. Akrual basis
adalah metode pencatatan dalam
akuntansi, dimana setiap transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan konsep pengakuan yang
sesungguhnya. Sedangkan cash basis adalah metode pencatatan dalam akuntansi,
dimana setiap transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan jumlah nominal yang
diterima maupun yang dibayarkan (kejadian disebut sebuah transaksi apabila
terjadi penerimaan dan membayaran kas).
Apa yang akan Anda pelajari dalam bab ini adalah
akuntansi berbasis akrual. Perusahaan yang menerapkan akrual basis akan
mencatat transaksi perusahaan pada periode terjadinya peristiwa. Misalnya untuk
menentukan laba bersih berarti perusahaan mengakui pendapatan saat mereka
benar-benar melakukan layanan (bukan saat mereka menerima uang tunai). Ini juga
berarti mengakui biaya pada saat terjadi (bukan saat dibayar). Lawan dari basis
akrual adalah cash basis. Berdasarkan akuntansi cash-basis, perusahaan mencatat
pendapatan saat mereka menerima uang tunai. Dan mereka mencatat biaya saat mereka
membayar uang tunai. Menempatkan kas sebagai dasar pencatatan tampaknya menarik
karena kesederhanaannya, namun seringkali menghasilkan laporan keuangan yang
menyesatkan. Oleh karena itu cash basis tidak sesuai dengan Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS). Cash basis sering diterapkan bagi Individu dan
beberapa perusahaan kecil karena usaha kecil memiliki sedikit piutang dan
hutang. Sedangkan perusahaan menengah dan besar menggunakan basis akrual.
3. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Sulit menentukan kapan harus melaporkan pendapatan dan
biaya. Prinsip pengakuan pendapatan dan prinsip pengakuan biaya akan sangat
membantu dalam proses penyusunan jurnal penyesuaian.
-
PRINSIP PENGAKUAN
PENDAPATAN
Ketika sebuah perusahaan setuju untuk melakukan suatu
layanan atau menjual produk ke pelanggan, ia memiliki kewajiban kinerja. Ketika
perusahaan memenuhi kewajiban kinerja ini, ia mengakui pendapatan. Prinsip
pengakuan pendapatan mengharuskan perusahaan mengakui pendapatan dalam periode
akuntansi dimana kewajiban kinerja terpenuhi.
-
PRINSIP PENGAKUAN
BEBAN
Akuntan mengikuti peraturan sederhana dalam mengakui
biaya: "Biarkan biaya mengikuti pendapatan." Dengan demikian,
pengakuan biaya terkait dengan pengakuan pendapatan. Sering kali pengakuan
biaya adalah ketika biaya membuat kontribusinya terhadap pendapatan dalam suatu
periode yang sama atau mungkin terjadi tidak pada periode yang sama. Praktik
pengakuan biaya ini mengacu pada konsep pengakuan biaya (sering disebut sebagai
prinsip pencocokan) Ini menentukan bahwa usaha (biaya) disesuaikan dengan hasil
pendapatan).
4. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Agar pendapatan dicatat pada periode di mana layanan
dilakukan, dan untuk biaya yang harus dikenali pada periode terjadinya, perusahaan
melakukan penyesuaian. Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir
periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan
keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan. Berikut merupakan
beberapa alasan perlunya jurnal penyesuaian:
1.Beberapa peristiwa tidak dicatat setiap hari karena
tidak efisien untuk dilakukan. Contoh penggunaan perlengkapan.
2. Beberapa biaya tidak dicatat selama periode akuntansi
karena biaya ini akan berakhir dengan berlalunya waktu. Contohnya adalah biaya
yang berkaitan dengan penggunaan bangunan dan peralatan, sewa, dan asuransi.
3. Beberapa item mungkin tidak
tercatat. Contohnya adalah tagihan layanan utilitas yang tidak akan diterima
sampai periode akuntansi berikutnya.
Jurnal penyesuaian diperlukan setiap kali perusahaan
menyiapkan laporan keuangan. Perusahaan menganalisis setiap akun dalam neraca
saldo untuk menentuka apakah saldo dari setiap akun tersebut sudah menunjukkan
keadaan yang sebenarnya. Dan setiap jurnal penyesuaian yang dibuat akan
mencakup satu rekening laporan laba rugi dan satu rekening laporan posisi
keuangan.
5. Jenis
Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu deferral atau akrual.
-
Deferrals:
1.
Biaya dibayar di muka: Biaya dibayar tunai sebelum digunakan atau dikonsumsi.
2.
Pendapatan diterima dimuka: Penerimaan tunai sebelum layanan dilakukan.
- Akrual:
1.
Pendapatan yang masih harus dibayar: Pendapatan untuk layanan yang dilakukan
namun belum diterima secara tunai atau dicatat.
2.
Biaya yang masih harus dibayar: Biaya yang terjadi namun belum dibayarkan
secara tunai atau dicatat
6.
Jurnal penyesuaian
untuk Deferrals
Deferrals adalah biaya atau
pendapatan yang diakui pada suatu tanggal lebih lambat dari pada saat uang
tunai awalnya dipertukarkan. Dua jenis penangguhan tersebut adalah biaya
dibayar di muka dan pendapatan diterima dimuka.
-
Beban dibayar dimuka (Prepaid
Expenses)
Hal ini terjadi ketika perusahaan
mencatat transaksi pembayaran dengan mengakuinya sebagai beban yang akan
memberi keuntungan lebih dari satu periode akuntansi. Atau biasa disebut Prepaid Expenses atau Prepayments.
Contoh pembayarannya dapat berupa pembayaran beban asuransi, beban iklan, dan beban sewa untuk periode lebih dari 1 periode akuntansi.
Pada saat menikmati asuransi, iklan, dan sewa yang telah
kita bayar untuk lebih dari 1 periode akuntansi yang kita akui di awal sebagai
beban. Pada saat penggunaan beban tersebut, tidak kita jurnal. Oleh sebab itu perusahaan
menunda pengakuan atas biaya tersebut sampai mereka menyiapkan laporan
keuangan.
Misal: Perusahaan XX pada tanggal
1 Desember 2017. Terdapat pembayaran sewa untuk 5 bulan kedepan sebesar Rp
5.000.000,- dan diakui perusahaan sebagai beban dibayar dimuka. Maka jurnalnya
adalah:
Jurnal
umum
|
||||
Tgl
|
Nama akun + keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
1 Des 2017
|
Beban sewa
Kas
|
Rp 5000.000,-
|
Rp 5.000.000,-
|
Pada tanggal 31 Desember 2017 disusun jurnal penyesuaian
untuk menyesuaikan berapa beban yang sudah dinikmati. Tanggal 1 desember kita
mengakui beban sewa untuk 5 bulan. Pada yang hanya menjadi beban perusahaan
pada tanggal 31 desember adalah 1 bulan. Maka pada tanggal 31 desember kita harus
membuat jurnal penyesuaian. Perhitungannya karna yg menjadi beban hanya 1
bulan. maka: 1/5 * Rp 5.000.000,- = Rp 1.000.000,-
Jurnal
Penyesuaian
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Sewa dibayar dimuka
Beban
sewa
|
Rp 1000.000,-
|
Rp 1.000.000,-
|
-
Perlengkapan (Supplies)
Pada saat perusahaan membeli persediaan
seperti kertas, amplop, pensil, penghapus dll. Perusahaan akan menjurnal
perlengkapan pada kas sebesar nominal yang dibeli. Sedangkan selama periode
penggunaan perlengkapan tersebut, perusahaan tidak melakukan penjurnalan
apabila perlengkapan yang digunakan. Hal ini menyeabkan di akhir periode
akuntansi, akun perlengkapan masih menunjukkan total yang dibeli bukan sisa
setelah digunakan. Oleh sebab itu diakhir periode akuntansi perusahaan harus
menghitung secara fisik berapa perlengkapan yang masih tersisa. Dengan begitu
kita dapat mengetaui berapa perlengkapan yang kita gunakan selama periode
tersebut.
Misal: Perusahaan XX pada tanggal
1 Desember 2017 membeli perlengkapan sebesar Rp 500.000,-. Maka jurnalnya
adalah:
Jurnal
umum
|
||||
Tgl
|
Nama akun + keterangan
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
1 Des 2017
|
Perlengkapan
Kas
|
Rp 500.000,-
|
Rp 5.00.000,-
|
Pada tanggal 31 Desember 2017 disusun jurnal penyesuaian.
Perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp 200.000,- Maka pada tanggal 31 desember kita harus
membuat jurnal penyesuaian. Perhitungannya:
Total perlengkapan – Sisa perlengkapan = Perlengkapan
yang digunakan
Rp 500.000 – Rp 200.000 = Rp 300.000,- (yang kita
sesuaikan adalah yang kita gunakan)
Jurnal
Penyesuaian
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Beban Perlengkapan
Perlengkapan
|
Rp 300.000,-
|
Rp 300.000,-
|
-
Penyusutan (Depreciation)
Suatu perusahaan biasanya
memiliki berbagai aset yang memiliki umur panjang, seperti bangunan, peralatan,
dan kendaraan bermotor. Berikut merupakan istilah-istilah yang sering ada: Harga perolehan (Historical cost)
adalah semua biaya yang dikeluarkan sampai dengan aktiva tetap siap
dipergunakan. Umur ekonomis (Useful
life) adalah periode dimana aset mampu memberikan manfaat. Nilai buku (Book value) adalah harga perolehan setelah dikurangi
dengan penyusutan. Sedangkan penyusutan
(depreciation) adalah proses pengalokasian biaya dari suatu aset ke biaya
selama masa manfaatnya.
Misal: tanggal 1 Desember 2017 perusahaan
XX membeli kendaraan sebesar Rp10.000.000 dengan beban angkut yang harus
ditanggung perusahaan sebesar Rp 100.000 dengan taksiran umur ekonomis selama 10
tahun. Perhitungannya adalah kendaraan diniai bukan berdasarkan harga belinya,
tetapi harga perolehannya. Maka jurnalnya adalah:
Jurnal
umum
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
1 Des 2017
|
Kendaraan
Kas
|
Rp 10.100.000,-
|
Rp 10.100.000,-
|
Pada tanggal 31 Desember 2017 disusun jurnal penyesuaian.
Biaya penyusutan kendaraan adalah sebesar Rp 900.000,- Maka jurnal
penyesuaiannya adalah:
Jurnal
Penyesuaian
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
B. Peny. kendaraan
Akm.Peny.kendaraan
|
Rp 900.000,-
|
Rp 900.000,-
|
-
Pendapatan
diterima dimuka (Unearned
Revenues)
Pendapatan diterima dimuka adalah
penerimaan tunai sebelum layanan jasa diberikan. Jadi seringkali perusahaan menerima uang muka pendapatan
dari pelanggan untuk jasa yang belum diberikan. Misalnya perusahaan kerata api
yang menerapkan jasa pemesanan tiket sebelum jadwal keberangkatan. Akan tetapi
pada akhir periode akuntansi, perusahaan harus mengidentifikasi mana penerimaan
yang sudah menjadi pendapatan dan yang masih diterima dimuka.
Misal: pada tanggal 25 Desember
2017, perusahaan jasa kerta api menerima sejumlah pendapatan yang diterima
dimuka untuk jadwal keberangkatan sampai dengan tanggal 5 Januari sebesar Rp
1.000.000,- maka jurnalnya:
Jurnal
umum
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
1 Des 2017
|
Kas
Pendapatan
Jasa
|
Rp 1.000.000,-
|
Rp 1.000.000,-
|
Pada tanggal 31 Desember 2017 disusun jurnal penyesuaian
untuk menyesuaikan penerimaan yang sudah menjadi pendapatan. Yang sudah menjadi
pendapatan pada tanggal 31 desember adalah sebesar Rp 700.000. Maka jurnal
penyesuaiannya adalah:
Jurnal
Penyesuaian
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan
jasa
|
Rp 700.000
|
Rp 700.000
|
7.
Jurnal penyesuaian
untuk Akrual
Kategori penyesuaian kedua adalah
akrual, Sebelum membuat penyesuaian akrual, akun pendapatan (dan akun aset
terkait) atau akun pengeluaran (dan akun kewajiban terkait) tidak diketahui.
Dengan demikian, entri penyesuaian untuk akrual akan meningkatkan baik laporan
posisi keuangan dan akun laporan laba rugi.
-
Pendapatan yang Masih Harus Dibayar (Accrued Revenue)
Pendapatan yang masih harus dibayar adalah pendapatan
untuk layanan/jasa
yang dilakukan namun belum diterima secara tunai atau dicatat di akhir periode akuntansi. Misal: pada tanggal 31
Desember 2017, perusahaan XX memberikan layanan jasa secara kredit kepada
perusahaan YY sebesar Rp 500.000,-. Maka jurnal penyesuaiannya adalah:
Jurnal
umum
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Piutang jasa
Pendapatan
jasa
|
Rp 500.000,-
|
Rp 500.000,-
|
-
Beban yang masih harus dibayar (Accrued Expenses)
Beban yang masih harus dibayar
berarti kita sudah mengakui adanya beban tetapi belum kita bayar atau kita catat
sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Yang termasuk beban yang masih harus
dibayar adalah bunga yang masih harus dibayar dan beban gaji yang masih harus
dibayar, beban listrik yang masih harus dibayar, beban pajak yang masih harus
dibayar,dll.
Misal: Pada tanggal 31 Desember 2017 disusun jurnal
penyesuaian. Perusahaan XX memiliki tanggunan gaji yang masih harus di bayar
sebesar Rp 2.000.000,- maka jurnal penyesuaiannya adalah:
Jurnal
Penyesuaian
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Beban Gaji
Hutang
Gaji
|
Rp 2.000.000,-
|
Rp 2.000.000,-
|
Misal: Pada tanggal 31 Desember 2017 disusun jurnal
penyesuaian. Perusahaan XX memiliki tanggunan bunga yang masih akan dibayar
tanggal 3 januari sebesar Rp 200.000,-, maka jurnal penyesuaiannya adalah:
Jurnal
Penyesuaian
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Beban Bunga
Hutang
Bunga
|
Rp 200.000,-
|
Rp 200.000,-
|
BAB 8
Buku Besar dan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Buku Besar dan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
1.
Buku besar setelah penyesuaian (General Ledger After Adjustment)
Sama halnya dengan buku besar
sebelum penyesuaian, yaitu sama-sama berfungsi sebagai alat untuk menggolongkan
kejadian yang sejenis kedalam setiap akun. Perbedaannya terletak pada isinya.
Buku besar setelah penyesuaian berisi saldo akhir setelah transaksi jurnal dan
transaksi penyesuaian yang terjadi. Buku besar ini dibuat sebagai gantinya
neraca lajur atau kertas kerja atau (work
sheet). Karena neraca lajur bukan merupakan bagian yang wajib disusun dalam
siklus akuntansi. Sehingga hal ini dapat membantu dalam penyusunan laporan
keuangan.
2.
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusted Trial Balance)
Sama halnya dengan neraca saldo
sebelum penyesuaian, yaitu sama sama berfungsi sebagai alat untuk meringkas
akun-akun beserta nominalnya yang ada dibuku besar. Nominal-nominal yang ada
dineraca saldo setelah penyesuaian inilah yang akan dibuat dasar untuk
penyusunan laporan keuangan.
3.
Neraca lajur (Work sheet)
Neraca saldo adalah kumpulan dari
saldo-saldo yang ada pada setiap perkiraan dibuku besar. Pada kasus ini jumlah
dari kolom debit dan kolom kredit harus sama. Neraca lajur terdiri dari
kumpulan perkiraan mulai dari Neraca saldo, Ayat jurnal Penyesuaia, Neraca
saldo setelah penyesuaian, Perkiraan Rugi/ laba dan Neraca. Pembuatan neraca
saldo hanya untuk memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan dan buka
merupakan hal yang wajib dalam siklus akuntansi.
Kolom perkiraan Rugi/ Laba akan
diisi dengan perkiraan Pendapatan dan Biaya-biaya (pada perusahaan jasa). Jika
pada perusahaan dagang dan industri diisi penjualan, retur pejualan, potongan
penjualan, pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan juga beban-beban.
Jumlahkan kedua sisi, jika sisi debit lebih besar dari kredit maka perusahaan
mendapat rugi. Jika sisi kredit yang lebih besar, perusahaan mendapat Laba. Sedangkan
kolom Neraca diisi dengan perkiraan aktiva, hutang, modal dan prive. Berikut
merupakan format dari neraca lajur:
No.
Akun
|
Nama akun
|
NERACA SALDO
|
AJP
|
NSD
|
RUGI/
LABA
|
NERACA
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
||
BAB 9
Jurnal Penutup (Closing Entrie)
Jurnal Penutup (Closing Entrie)
1.
Pengertian Jurnal
penutup
Pada dasarnya, struktur dasar
posisi keuangan terdiri atas tiga kelompok, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal.
Pada pembahasan selanjutnya akan dikembangkan menjadi lima kelompok, yaitu
dengan menambahkan penghasilan dan beban. Penghasilan dan beban merupakan unsur
penambah atau pengurang modal pemilik.
Oleh karena itu, pada akhir
periode akuntansi kedua kelompok tersebut harus dikembalikan ke akun induknya,
yaitu modal pemilik. Pada akhirnya, saldo laba atau rugi akan ditambahkan ke
dalam modal pemilik. Dalam istilah akuntansi, proses demikian disebut ayat
jurnal penutup. Jadi jurnal penutup adalah ayat jurnal yang disusun untuk
memindahkan (mengosongkan) saldo perkiraan sementara (perkiraan nominal dan
perkiraan prive) sehingga perusahaan dapat mengetahui laba / rugi usaha selama
satu periode.
2.
Tujuan Jurnal Penutup
Berikut merupakan tujuan-tujuan
disusunnya jurnal penutup:
1. Menutup saldo yang terdapat pada semua perkiraan
sementara, sehingga perkiraan tersebut menjadi nol. Dengan jurnal penutup ini
akan dipisahkan antara jumlah saldo rekening sementara untuk periode ini dengan
jumlah saldo rekening sementara pada periode berikutnya.
2. Agar saldo rekening modal menunjukkan jumlah yang
sesuai dengan kedaan pada akhir periode, sehingga saldo rekening modal akan
sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan neraca.
3. Guna memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban
tidak bercampur aduk dengan jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun
selanjutnya.
4. Untuk menyajikan neraca awal periode berikutnya setelah
dilakukan penutupan buku.
5. Guna mempermudah ketika dilaksanakan pemeriksaan,
karena telah dilakukan pemisahan transaksi yang terjadi antara periode sekarang
dengan transaksi pada periode akuntansi selanjutnya.
6. Guna menyajikan informasi keuangan yang sebenarnya
(riil) suatu perusahaan setelah dilakukan penutupan buku (jurnal penutup). Akun
yang sesungguhnya terdiri atas harta, kewajiban dan ekuitas.
3.
Menutup Akun Nominal
Berikut akun nominal apa saja yang perlu dibuatkan jurnal
penutup:
1. Menutup
Rekening Pendapatan
Karena saldo normal pendapatan
berada pada sisi kredit, maka jika kita akan menutup akun pendapatan, maka yang
harus kita lakukan adalah mendebet akun pendapatan dan menutupnya ke akun
ikhtisar laba rugi.
Jurnal
Penutup
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Pendapatan
Ikhtisar Rugi/Laba
|
XXX
|
XXX
|
2. Menutup
Rekening Beban
Karena saldo normal beban berada
pada sisi debet, maka jika kita akan menutup akun beban, maka yang harus kita
lakukan adalah menkredit akun beban dan menutupnya ke akun ikhtisar laba rugi.
Jurnal
Penutup
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Ikhtisar Rugi/Laba
Beban
|
XXX
|
XXX
|
3. Menutup
Rekening Ikhtisar Laba / Rugi
Kali ini kita akan menutup saldo akun ikhtisar laba /
rugi ke akun modal. Perlu diingat adalah saldo normal modal berada di kredit.
Jika perusahaan memperoleh laba, maka laba kita asumsikan menambah modal jadi
kita kreditkan modal dan mendebet ikhtisar laba rugi sebesar laba yang kita
hasilkan dari laporan laba rugi. Sedangkan jika perusahaan mengalami rugi, kita
asumsikan rugi dapat mengurangi modal, sehingga kita mendebet modal dan
mengkredit ikhtisar laba/rugi sebesar rugi yang ada dilaporan laba/rugi.
Jurnal
Penutup
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Ikhtisar Rugi/Laba
Modal
(jika laba)
|
XXX
|
XXX
|
Jurnal
Penutup
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Modal
Ikhtisar laba/rugi
(jika rugi)
|
XXX
|
XXX
|
4. Menutup Rekening
Prive:
Kali ini kita akan menutup saldo
akun prive ke akun modal. Prive bersaldo normal debet. Perlu diingat bahwa
prive sifatnya adalah mengurangi modal. Modal berkurang disisi debet. Jadi kita
harus mendebet modal dan mengkredit prive sebesar prive yang ada di laporan
perubahan modal.
Jurnal
Penutup
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
31 Des 2017
|
Modal
Prive
|
XXX
|
XXX
|
BAB 10
Neraca Saldo Setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)
Neraca Saldo Setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)
1. Pengertian Neraca Saldo Setalah Penutupan
Sesuai dengan namanya, neraca ini
dapat kita susun setalah kita menyusun jurnal penutup. Perlu diingat bahawa
fungsi jurnal penutup adalah menutup semua akun-akun nominal. Oleh sebab itu,
setelah kita menyusun jurnal penutup, maka semua akun nominal akan bersaldo nol
dan tidak akan muncul lagi pada pencatatan yang berikutnya pada periode
tersebut. jadi neraca saldo setelah penutupan adalah neraca yang hanya berisi
akun-akun riil saja, (harta, utang dan modal). Yang berguna untuk memeriksa
keseimbangan jumlah saldo debet dengan kredit akun-akun buku besar setelah
dilakukan penutupan. Neraca saldo setelah penutupan ini juga diperlukan untuk
acuan proses akuntansi periode berikutnya.
2.
Format Neraca Saldo
Setelah Penutupan
Perusahaan XXX
Neraca Saldo Setelah
Penutupan
31 Desember
20XX
|
||
Nama akun
|
Debet
|
Kredit
|
Total
|
Rp XXX
|
Rp XXX
|
BAB 11
Jurnal Pembalik (Reversing Entries)
Jurnal Pembalik (Reversing Entries)
1. Pengertian Jurnal Pembalik
Sama halnya dengan neraca lajur, perusahaan dapat memilih
untuk menggunakan atau tidak menggunakan neraca lajur dalam mempersiapkan
jurnal penyesuaian dan laporan keuangan. Jurnal pembalik bukan merupakan
tahapan yang wajib dilakukan dalam siklus akuntansi. Jurnal pembalik adalah jurnal kebalikan dari
jurnal penyesuaian, dan jurnal pembalik dibuat diawal periode akuntansi
berikutnya.
Dan apa saja jurnal penyesuaian yang harus dibalik?
Jurnal penyesuaian yang harus
dibalik adalah apabila kita menyesuaikan penyesuaian akrual (beban yang masih
harus dibayar), kenapa? Karena ketika kita membuat penyesuaian akrual maka kita
akan mencatat akun riil baru pada saat
itu, (meningkatkan baik laporan posisi keuangan dan akun laporan laba rugi.)
Dan juga menghindari kesalahan pencatatan berganda.
2.
Format jurnal
pembalik
Sama halnya dengan jurnal-jurnal
yang lain, berikut merupakan format dari jurnal pembalik:
Jurnal
Pembalik
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
Jurnal Koreksi (Correcting
Entries)
1. Pengertian Jurnal koreksi
Dalam penyusunan laporan
keuangan, kita mingkin saja membuat kesalahan. Sehingga mengharuskan perusahaan
untuk memperbaiki kesalahannya. Kesalahan mungkin saja terjadi pada saat proses
penjurnalan. Sehingga setelah kita mengetahui kesalahan tersebut, kita harus
segera membuat jurnal koreksi. Dan apabila kita tidak menemukan kesalahan yang
mungkin terjadi, maka jurnal koresi tidak perlu untuk dibuat.
2.
Tahap Penyusunan
Jurnal Koreksi
Langkah penyusunan jurnal koreksi terdiri dari tiga
tahap, yaitu:
-
Tahap pembuatan
jurnal penghapusan
Tahap ini bertujuan untuk menghapus jurnal yang mengalami
kesalahan dalam pencatatan. Tahap ini dibuat dengan membalik posisi akun
beserta saldonya. Misalnya akun kas tercatat debet, maka untuk menghapus akun
kas ini dirubah posisinya menjadi kredit.
-
Tahap pembuatan
jurnal yang benar yang seharusnya dibuat
Dalam tahap ini akan dimunculkan jurnal yang benar yang
seharusnya dicatat sebagai pengganti jurnal yang keliru. Jadi setelah
sebelumnya dalam tahap pertama telah dibuat jurnal penghapusan yang bertujuan
menghapus jurnal yang keliru maka ditahap kedua dibuatkan jurnal yang benar.
-
Tahap pembuatan jurnal
koreksi
Tahap pembuatan jurnal koreksi merupakan tahap pembuatan
jurnal yang dibuat berdasarkan penggabungan dari tahap pertama dan tahap kedua.
Jadi dalam pembuatan jurnal koreksi antara tahap pertama dan tahap kedua kita
tandingkan sehingga menghasilkan jurnal koreksi.
3.
Bentuk Kesalahan
Pencatatan Akuntansi
Kesalahan yang terjadi pada saat
mencatat jurnal tidak begitu sulit untuk memperbaikinya. Tetapi caranya bukan
dengan menghapus karena akan menimbulkan kecurigaan. Cara yang benar adalah
mencoret pada angka yang salah namun angka tersebut tetap harus terlihat.
Kemudian mencatat angka yang seharusnya. Kemungkinan kesalahan-kesalahan yang
terjadi diantaranya adalah:
-
Salah memasukkan angka
Kesalahan pada saat memasukkan angka adalah salah
mencatat angka yang seharusnya. Bisa lebih catat atau kurang catat. Misalnya,
angka yang seharusnya Rp. 32.000 namun dicatat Rp. 23.000, artinya kesalahan
kurang catat sebesar Rp. 9.000 (32.000 – 23.000). maka angka Rp. 9.000 inilah
yang dijadikan sebagai jurnal koreksi.
Contohnya, tanggal 3 Februari, perusahaan membayar beban
iklan sebesar Rp 152.000. ternyata saat posting beban iklan dicatat sebesar Rp
125.000. Tanggal 6 Februari diketahui kesalahan tersebut dan dibuat jurnal
koreksi.
Jurnal
yang salah
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
3 Feb 2017
|
Beban Iklan
Kas
|
Rp 125.000,-
|
Rp 125.000,-
|
Jurnal
yang benar
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
3 Feb 2017
|
Beban Iklan
Kas
|
Rp 152.000,-
|
Rp 152.000,-
|
Jurnal
koreksi
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
6 Feb 2017
|
Beban iklan
Kas
(koreksi tgl 3 Feb)
|
Rp 27.000,-
|
Rp 27.000,-
|
-
Salah memasukkan perkiraan
Kesalahan pada kondisi ini adalah angka benar tetapi
posting ke buku besarnya salah. Misalnya, transaksi yang seharusnya diposting
ke perkiraan hutang dagang malah dimasukkan ke dalam perkiraan kas. Untuk
memperbaiki kesalahan kasus ini, jurnal yang salah diposting harus dibalik
(reverse) dan selanjutnya mencatat jurnal yang benar.
Contoh: Pada
tanggal 6 Februari, perusahaan membeli perlengkapan kantor sebesar Rp 120.000
secara kredit. Transaksi tersebut ternyata dibukukan ke perkiraan kas yang
berarti pembelian tunai. Tanggal 10 Februari diketahui kesalahan tersebut dan
dibuat jurnal koreksi.
Jurnal
yang salah
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
6 Feb 2017
|
Peralatan Kantor
Kas
|
Rp 120.000,-
|
Rp 120.000,-
|
Jurnal
yang benar
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
6 Feb 2017
|
Peralatan Kantor
Hutang
dagang
|
Rp 120.000,-
|
Rp 120.000,-
|
Jurnal
koreksi
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
10 Feb 2017
|
Kas
Hutang
dagang
(koreksi tgl 6 Feb)
|
Rp 120.000,-
|
Rp 120.000,-
|
-
Salah memasukkan angka dan perkiraan
Kesalahan pada kasus ini adalah salah dalam mencatat
angka ditambah salah perkiraan pada saat posting. Kesalahan jenis ini bisa
dibilang paling tumit dibandingkan dengan jenis kesalahan sebelumnya.
Contoh : Pada tanggal 12 Februari perusahaan membeli
sejumlah peralatan kantor sebesar Rp 520.000 secara tunai. Ternyata transaksi
tersebut dijurnal dan dibukukan sebagai pembelian secara kredit perlengkapan
kantor dengan nilai 250.000. kesalahan ini ditemukan pada tanggal 18 februari.
Jurnal yang salah
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
12 Feb 2017
|
Peralatan Kantor
Hutang
usaha
|
Rp 250.000,-
|
Rp 250.000,-
|
Jurnal
yang seharusnya
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
12 Feb 2017
|
Peralatan Kantor
Kas
|
Rp 520.000,-
|
Rp 520.000,-
|
Jurnal
Koreksi
|
||||
Tgl
|
Nama akun + Ket
|
Ref
|
Debit
|
Kredit
|
18 Feb 2017
|
Perlengkapan Kantor
Hutang Dagang
Kas
Perlengkapan
kantor
(koreksi tgl 12 Feb)
|
Rp 520.000
Rp 250.000
|
Rp 520.000
Rp 250.000
|